Permesta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
The Avisaurian (bicara | kontrib)
Kembali ke NKRI: Perbaikan kesalahan pengetikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
The Avisaurian (bicara | kontrib)
Campur tangan asing: Perbaikan kesalahan pengetikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 76:
 
== Campur tangan asing ==
Selama 1957 pihak Amerika meningkatkan perhatian bahwa Indonesia akan sangat rapuh di bawah komunisme akibat meningkatnya pengaruh [[Partai Komunis Indonesia]]. Pada January 1958, [[Central Intellegence Agency]] mulai mengembangkan jaringan dukungan misi rahasia kepada pemberontak PRRI dan Permesta. CIA mendukung pemberontak Permesta dalam bentuk pemberian 15 buah [[Douglas A-26 Invader|bomber B-26 bombers]] dan [[North American P-51 Mustang|fighter P-51 Mustang fighters]] yang membentuk pemberontak angkatan udara bernama ''Angkatan Udara Revolusioner'' dengan markas di lapangan udara Manado, jumlah besar senjata dan peralatan lainnya, dana yang signifikan, ditambah agen CIA internasional dan tentara bayaran dari [[Taiwan]], [[FilifinaFilipina]], dan Amerika.<ref>{{cite journal |last=Hellstrom |first=Leif |title=Air War in Paradise: the CIA and Indonesia 1958 |journal=[[Air Enthusiast]] |issue=82 |date=July–August 1999 |pages=24–38}}</ref> Merasa berani dengan suplai dari CIA, para pemberontak memulai serangkaian serangan udara di [[Sulawesi]] dan [[Maluku]] yang dipegang pemerintah pusat. Kota-kota tersebut dibom oleh pesawat-pesawat pemberontak yang dipiloti CIA, termasuk [[Balikpapan]], [[Makassar]], dan [[Ambon]]. Pada 15 Mei 1958, para pesawat pemberontak membom pasar Ambon, membunuh sejumlah besar warga sipil yang menghadiri hari kenaikan Yesus di hari minggu.
 
Menanggapi serangan para pemberontak, Presiden [[Sukarno]] memerintahkan militer Indonesia untuk menghancurkan pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia-Permesta. Sejumlah serbuan Angkatan Udara Republik Indonesia di Manado menghancurkan pesawat-pesawa B-26. Sementara itu, seorang dari mereka ditembak jatuh pada 18 Mei 1958 oleh pilot Indonesia diatas Kepulauan Ambon. Pilot B-26, agen CIA Amerika [[Allen Pope]], tertangkap hidup, yang menyorot keterlibatan lebih dalam CIA di pemberontakan tersebut. Konsekuensinya CIA memulai menarik dukungannya pada pemberontakan. Pope sudah berusaha mengakui dan dihukum mati di Jakarta, sebelum dilepaskan di kemudian hari.