Barthélemy Boganda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 52:
Boganda bersiap menjadi presiden pertama RAT yang independen ketika ia naik pesawat di Berbérati untuk terbang menuju Bangui pada tanggal 29 Maret 1959, sesaat sebelum pemilu legislatif. Pesawat itu meledak di udara di atas Boukpayanga, di [[Sub-prefektur Republik Afrika Tengah|sub-prefektur]] [[Boda, Lobaye|Boda]] (sekitar 160 kilometer sebelah barat Bangui), menewaskan seluruh penumpang dan awaknya.<ref>Di dalam pesawat terdapat empat awak dan lima penumpang, termasuk kepala informasi pemerintah dan seorang anggota parlemen.{{cite news |last= |first= |title=African Leader Found Dead in Crashed Plane |publisher=''[[The New York Times]]'' |date=1959-04-01|page=10}}</ref><ref name="Prunierp103">Prunier, p. 103.</ref> Tidak ada penyebab jelas yang pernah dipastikan terkait kecelakaan misterius tersebut,<ref name="Kalck2005p27"/> dan tidak pernah dibentuk suatu komisi penyelidikan;<ref name="Prunierp103"/> secara umum diduga terjadi sabotase.<ref>[[Gérard Prunier]] menulis pernyataannya pada catatan kaki, "probabilitas [terjadinya] permainan kotor sangat tinggi," katanya, tanpa menuduh secara langsung, "Kaum kulit putih yang bekerja untuk apa yang masih tersisa dari Konsesi-Konsesi Grandes Compagnies membenci Boganda, yang telah berjasa membuat kerja wajib pada akhirnya dilarang pada tahun 1946. Mereka juga membenci kecerdasannya, yang meresahkan dalam pandangan mereka tentang inferioritas kulit hitam." Prunier, pp. 103 & 393</ref> Bangsa tersebut terkejut ketika menyadari wafatnya sang pemimpin yang sangat dihormati, yang pemakamannya pada tanggal 2 April di Katedral Notre-Dame de Bangui diliputi dengan suatu luapan kesedihan besar dari ribuan orang Oubangui.<ref>Kalck (1971), p. 106.</ref> Edisi 7 Mei dari mingguan Paris ''[[L'Express]]'' mengungkapkan bahwa para ahli telah menemukan bekas bahan peledak di reruntuhan pesawat, tetapi komisaris tinggi Perancis melarang penjualan majalah edisi itu ketika muncul di RAT. Banyak yang menduga kalau para pengusaha asing dari kamar dagang Bangui, kemungkinan dibantu oleh dinas rahasia Perancis, berperan dalam kecelakaan tersebut.<ref name="Titleyp16"/> Michelle Jourdain juga diduga terlibat: pada tahun 1959, hubungan antara Boganda dan istrinya semakin memburuk, dan ia berpikir untuk meninggalkan dia dan kembali pada keimaman. Sang istri memiliki suatu polis asuransi bernilai besar yang mempertanggungkan hidup Boganda, yang ia peroleh hanya beberapa hari sebelum kecelakaan tersebut. Menurut Brian Titley, penulis ''Dark Age: The Political Odyssey of Emperor Bokassa'', terdapat alasan-alasan bagus untuk mencurigai keterlibatan sang istri dalam kecelakaan pesawat itu.<ref name="Titleyp16">Titley, p. 16.</ref>
[[Abel Goumba]], wakil perdana menteri dan menteri keuangan yang dideskripsikan Tittley sebagai "cerdas, jujur, dan sangat nasionalistis",<ref>Titley, p. 15.</ref> tampil sebagai penerus yang semestinya dari Boganda. Namun, sepupu dan orang kepercayaannya, menteri dalam negeri [[David Dacko]], yang lebih mungkin untuk memimpin suatu rezim dengan rasa hormat pada kepentingan asing, didukung oleh komisaris tinggi, Kolonel Roger Barberot, dengan dukungan dari kamar dagang dan Michelle Jourdain.<ref>Kalck (1971), p. 107.</ref> Dengan demikian ia mengesampingkan Goumba dan pada tahun 1962 telah menutup oposisinya, sehingga MESAN menjadi partai tunggal di negara itu.<ref>Titley, pp. 16-17.</ref> Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah wafatnya Boganda sangat mengingatkan pada upaya-upaya lainnya dari Perancis untuk mempertahankan dominasi ekonomi dengan cara memastikan bahwa pemimpin-pemimpin yang patuh berkuasa di daerah-daerah bekas koloninya.<ref>Titley, p. 18.</ref> Perancis juga dianggap merampas seorang pemimpin karismatik negara dengan karakter seperti [[Félix Houphouët-Boigny|Houphouët-Boigny]] ataupun [[Léopold Sédar Senghor|Senghor]], yang prestisenya saja mungkin sudah cukup untuk mempertahankan kekuasaan sipil, yang berakhir ketika [[Jean Bédel Bokassa|Bokassa]] menjatuhkan Dacko yang tidak populer itu pada tahun 1966.<ref>Titley, p. 31.</ref>
== Peninggalan ==
|