Benteng Baluwerti: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Berkas Plengkung_Jagabaya.jpg dibuang karena dihapus dari Commons oleh INeverCry
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 10:
Hingga sekitar abad ke-18, Benteng Baluwerti dikelilingi oleh selokan selebar 4 meter dengan kedalaman 3 meter yang disebut jagang dengan jembatan gantung di depan setiap plengkungnya. Sepanjang tepian jagang ditanam deretan Pohon Gayam. Jika datang ancaman bahaya, jembatan-jembatan ini dapat ditarik ke atas hingga menutup jalan masuk menuju bagian dalam benteng. Pada zamannya, plengkung-plengkung ditutup pada jam 8 malam dan dibuka kembali pada jam 5 pagi diiringi genderang dan terompet para prajurit di halaman Kemagangan.
 
Pada setiap sudut Benteng Baluwerti terdapat bangunan bastion yang berfungsi sebagai tempat mengintai musuh. Di setiap bastion terdapat lubang pengintaian dan relung-relung yang berfungsi untuk menempatkan meriam atau senjata lainnya. Bastion ini kemudian populer dengan sebutan Pojok Beteng dan kemudian biasa disingkat menjadi “Jokteng.” Ada empat bastion, namun sekarang tinggal tersisa tiga buah. Pojok beteng di sudut timur hancur pada tahun 1812, di masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono II karena serangan [[Inggris]] dalam peristiwa ''“Geger Sepoy” atau “Geger Spei.”''
 
Gerbang utama benteng berada di utara alun-alun depan keraton yang disebut Regol atau Gapura. Pada zaman dahulu, terdapat tiga lapis gapura, yaitu Gapura Gladhag sebagai gapura yang terdepan, beberapa meter ke selatan terdapat Gapura Pangurakan nJawi dan Gapura Pangurakan Lebet. Saat ini yang tersisa hanyalah gapura Pangurakan.
Baris 30:
 
== Pranala luar ==
* [http://www.kratonpedia.com Kratonpedia]
 
[[Kategori:Bangunan bersejarah di Yogyakarta]]