Piso Surit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 33:
bage me nindu rupa ari agi kakana</blockquote>
 
Piso dalam [[bahasa Karo]] sebenarnya berarti [[pisau]] dan banyak orang mengira bahwa Piso Surit [http://arikokena.blogspot.com/2012/09/kekliruan-tentang-piso-surit.html] merupakan nama sejenis pisau khas orangbudaya [[batak karo]]. Sebenarnya '''Piso Surit''' adalah kicau [[burung]] yang suka bernyanyi. Kicau burung ini bila didengar secara saksama sepertinya sedang memanggil-manggil dan kedengaran sangat menyedihkan. Burung '''Piso Surit''' biasanya berkicau di sore hari. Jenis burung tersebut dalam bahasa karo disebut "pincala" bunyinya nyaring dan berulang-ulang dengan bunyi seperti "piso serit". Kicau burung inilah yang di personifikasi oleh [[Komponis]] Nasional dari [[Taneh Karo]] [[Djaga Depari]] dari Desa Seberaya, [[Kabupaten Karo]].
 
Berkat kepiawaian Djaga Depari menciptakan lagu-lagu berbasis lagu Karo, Moralitas Masyarakat Karo,Perkembangan zaman, adat-istiadat Karo, romantisme sampai kehidupan perjuangan masyarakat Karo semasa merebut kemerdekan dari tangan penjajah pada masa lalu, sehingga sang maestro dianugrahkan gelar sebagai komponis nasional [[Indonesia]], dan kini untuk lebih mengenang jasa-jasa dia, maka dibangun sebuah monumen [[Djaga Depari]], di Persimpangan antara Jl Patimura, Jl. Sultan Iskandar Muda dan Jl. Letjen [[Djamin Ginting]] Medan.