Merantau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bacaan lebih lanjut: Kesalahan pengutipan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 85:
Suku Batak terdiri dari beberapa puak, yaitu puak [[Toba]], [[Mandailing]], [[Angkola]], [[Karo]], [[Simalungun]], dan [[Pakpak]]. Puak Toba, Mandailing dan Karo terhitung yang paling pesat pencapaiannya dalam bermacam bidang kehidupan di perantauan dibanding puak lainnya.
 
Bagi warga Batak Toba yang mayoritas memeluk agama [[Kristen]] biasanya mereka mendirikan gereja [[Huria Kristen Batak Protestan|HKBP]] di tempat baru untuk beribadah. Orang Batak banyak yang pergi merantau ke Medan dan [[Jakarta]] serta kebeberapa wilayah di Indonesia. Jumlah perantau suku Batak diperkirakan menduduki peringkat ketiga setelah perantau [[Minangkabau]] dan [[Bugis]]-[[Makassar]]. Menurut sensus pada tahun 2006, jumlah perantau Batak mencapai 19,8 % dari jumlah populasi dengan puak Batak Toba sebagai yang terbesar dan yang terkecil dari puak Batak Pakpak
 
Motif merantau orang Batak Toba sendiri terdapat dalam falsafah hidup mereka yakni Hagabeon, Hasangapon, Habontaron dan Harajaon. Bagi orang orang dari suku Batak merantau bertujuan untuk meraih kehidupan yang lebih baik, berusaha bertahan di suatu daerah dan membentuk kehidupan baru di luar kampung halaman. Falsafah ini sukses dilakukan oleh orang Batak di perantauan terutama di wilayah Medan, Sumatera Utara serta beberapa kawasan didaerah selatan [[Aceh]] serta utara [[Sumatera Barat]] dan [[Riau]], dan berbaur dengan masyarakat setempat dengan harmonis.