Suciwati: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sagan Blob (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
Suciwati lahir di Malang pada
Setelah kejadian tersebut Suciwati membuat kelompok diskusi Buruh Malang setiap Minggu antar beberapa buruh pabrik garment di Malang. Dalam perjalanan mengorganisir buruh inilah dia bertemu dengan Munir. Ikut penelitian 'peran masyarakat Ketindan Lawang dalam aksi buruh Sidobangun', penelitian UMR buruh Malang tahun 1994.
Pada tanggal
Sebelum mempunyai anak suciwati bekerja pada bidang profit untuk membantu secara ekonomi agar Munir tetap berjuang pada ruang idealisme.
Mereka mempunyai anak Soultan Alif Allende 1998, dan Diva Suukyi Larasati 2002.
Dalam perjalanan mendampingi Munir
Setelah suaminya dibunuh, Suciwati mulai mengadvokasi bersama teman-teman KASUM (Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir) yang terdiri dari KontraS, Imparsial, LBH Jakarta, INFID, Cetro, Walhi,dst. Hasilnya pada bulan Desember 2004 keluarlah Keppres 111/2004 tentang TPF (Tim Pencari Fakta) Munir yang bekerja selama 3 bulan diperpanjang lagi lewat Keppres 112/2005, menghasilkan rekomendasi TPF Munir.
Ada 3 (tiga) orang yang dihukum : Indra Setiawan (mantan direktur utama Garuda Airlane), Rohainil Aini (sekretaris penerbangan Garuda), dan Pollycarpus Budihari Priyanto (pilot Garuda Airlane). Sementara Muchdi Purwoprandjono (mantan deputi V Badan Intelejen Negara) malah dibebaskan pada akhir Desember 2008. Kasus Munir sampai hari ini stagnan.
Suciwati terus mencari keadilan tanpa lelah.
Suciwati menerima penghargaan Time Asia's Hero pada tahun 2005 atas usahanya yang membuat dunia lebih baik.
'''Acknowledgement'''
|