Tanailandu, Mawasangka, Buton Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sejarah Tanailandu
Tag: VisualEditor karakter berulang [ * ]
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 59:
 
Dengan [[penduduk]] sekitar 1136 jiwa, yang seluruhnya ber[[agama Islam]], mata pencaharian penduduknya adalah sebagai [[petani]] dan [[nelayan]]. Komoditas yang dihasilkan antara lain; jambu mete, rumput laut, ubi, jagung, rumput laut, dll.
Fasilitas Pendidikan: TK Sangia Jampaka (TK Negeri), SDN Tanailandu, SMPN 3 Mawasangka dan SMKN 1 Mawasangka dengan jurusan komputer dan elektronika. Fasilitas ibadah satu buah Masjid, yaitu Masjid Babuttaqwa, Fasilitas lain PDAM yang merupakan bantuan dari LSM Internasional (Jerman) yang berasal dari sumber mata air alam yang sangat jernih di dalam goa di hutan sekitar 10 km dari kampung, yang juga melayani di desa sekitarnya; desa Banga, keluarahan Mawasangka, Polindu, Tampunawau, dll. Fasilitas kesehatan berupa puskesmas, Penerangan PLN 24 jam, serta komunikasi sudah bisa dengan jaringan Telkomsel.
 
Kegiatan olahraga untuk pemuda ada club Bola PERSETAN (Persatuan Sepak bola Tanailandu)<ref>http://www.facebook.com/#!/groups/tanailandu.wasindoli/</ref> yang sering mengikuti perlombaan antar desa dalam perayaan HUT RI, atau HUT kecamatan. Mempunyai organisasi pelajarnya yang mahasiswanya juga tersebar di beberapa kota seperti di Kendari, Bau-bau, Gorontalo, di Jawa, walaupun masih dalam jumlah yang sedikit.
 
Makanan pokok; Jagung, ubi kayu, dan beras karena semakin berkurangnya kebun dan bervariasinya mata pencaharian warga sehingga makanan pokok banyak beralih ke beras. Nama-nama makanan khas, kambewe (dari jagung muda) biasanya ada ketika pertengahan panen jagung, kantovi (ubi hasil parut yang dikukus), kasinole (ubi), kambuse (jagung tua rebus), dll, biasnya hasil olahan jagung dan ubi, sedangkan pada hari raya biasanya masayarakat membuat lapa (beras).
 
Tokoh-tokoh Tanailandu