Sejarah Asia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 127:
====Wangsa Tang====
{{main|Dinasti Tang}}
Untung saja salah satu penasehat tepercaya Kaisar Yang, Li Yuan, lekas-lekas mengambil alih tahta sehingga mencegah merebaknya kekacauan menyusul runtuhnya kekaisaran. Ia menyatakan diri sebagai [[Kaisar Tang Gaozu|Kaisar Gaozu]], dan mendirikan [[dinasti Tang|wangsa Tang]] pada 623. Pada zaman wangsa Tang, wilayah Tiongkok diperluas dengan menaklukkan Tibet di sebelah barat, [[Vietnam]] di selatan, dan Manchuria di utara. Para kaisar Tang juga memperbaiki mutu pendidikan para cendekiawan penggerak birokrasi Tiongkok. Kaisar membentuk semacam Kementrian Agama dan memperbaiki sistem ujian sehingga penentuan bidang kerja bagi para peserta ujian dapat dilakukan dengan lebih tepat.{{sfn|Stearns|2011|page=270|chapter=12|quote=Pada zaman Tang dan Song, sistem ujian semakin dikembangkan, dan cara-cara meraih jabatan di bidang pelayanan masyarakat sipil ditata dengan aturan sehingga semakin tertib. Ini berarti bahwa dalam dunia perpolitikan, sistem politik bangsa Tionghoa sudah sangat maju melampaui sistem politik apapun yang ada sebelumnya (dan yang kelak muncul berabad-abad kemudian), dengan menghubungkan kelaikan, yang diukur dengan cara menguji keterampilan, dengan kewenangan dan jabatan.}} Selain itu, agama Buddha menjadi populer di Tiongkok dalam dua aliran berbeda, aliran [[Buddha Tanah Murni|Tanah Murni]] yang populer di kalangan rakyat jelata dan aliran [[Zen]] yang populer di kalangan para pembesar.{{sfn|Stearns|2011|pages=271–272|chapter=12|quote=Di tengah masyarakat, aliran agama Buddha Mahayana tanah murni yang mengajarkan keselamatan berhasil mendapatkan ramai pengikut karena aliran ini tampaknya menyediakan suatu tempat berlindung di zaman yang penuh perang dan pergolakan itu. Warga kelas atas, di lain pihak, lebih tertarik pada agama Buddha aliran Chan, atau yang dikenal di Jepang dan dunia Barat sebagai Zen.}} Tokoh yang sangat mendukung penyebaran agama Buddha adalah [[Wu Zetian|Kaisarina Wu]], yang selain itu sempat pula mendirikan "wangsa Zhou" dan memperlihatkan toleransi Tiongkok terhadap seorang penguasa perempuan, yang langka kala itu. Sekalipun demikian, agama Buddha juga kelak mengalami serangan balik, khususnya dari golongan pengikut Konfusianisme dan Taoisme. Serangan balik ini lazimnya menyertakan kritik bahwasanya keberadaan agama Buddha
==Sejarah kontemporer==
|