Yakub: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Dikembalikan ke revisi 11735574 oleh Rachmat04 (bicara).
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 16:
Nama Yakub biasa disebut bersama-sama dengan [[Ishak]], ayahnya, dan [[Abraham]], kakeknya. Ketika Allah menyatakan diri-Nya kepada [[Musa]] dalam semak belukar yang terbakar di tanah [[Midian]], Allah mengatakan: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: [[YHWH|YHWH (tetragramaton)]], Allah nenek moyangmu, Allah [[Abraham]], Allah [[Ishak]] dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun."<ref>{{Alkitab|Keluaran 3:15}}</ref>
 
Namun, dalam tradisi [[Yahudi]] dan [[Kristen]] Yakub adalah tokoh yang kontroversial. Namanya sendiri, Yakub dalam bahasa Ibrani berarti ''cerdik''. Tidak mengherankan apabila tingkah-lakunya penuh dengan muslihat. [[Kitab Kejadian]] melukiskan bahwa bahkan sejak di dalam kandungan ibunya, Yakub telah berseteru dengan [[Esau]], kembarnya yang sulung.<ref>{{Alkitab|Kejadian 25:22-26}}</ref>
 
Setelah semakin besar, Yakub dan Esau memperlihatkan pribadi yang bertolak belakang pula. Yakub lebih suka tinggal di kemah bersama orangtuanya, sementara Esau lebih suka berburu. Yakub menjadi anak kesayangan ibunya, [[Ribka]], sementara Esau disayangi ayahnya, [[Ishak]].
 
=== Mencuri hak kesulungan ===
Pada suatu hari, ketika Esau pulang berburu dan merasa sangat lelah dan lapar, ia mencium bau masakan yang sangat lezat yang dimasak oleh Yakub. Ia ingin mencicipi sedikit saja masakan itu, namun Yakub menolaknya. "Juallah dulu kepadaku [[hak kesulungan]]-mu," kata Yakub. Tanpa berpikir panjang, Esau menyetujuinya, bahkan dengan sumpah.<ref>{{Alkitab|Kejadian 25:29-34}}</ref>
 
Kitab Kejadian tidak serta-merta mempersalahkan Yakub dalam hal ini, melainkan lebih menyalahkan Esau karena ia telah "memandang ringan hak kesulungan itu."
 
Ketika Ishak semakin lanjut usianya, Yakub yang merasa belum yakin akan hak kesulungan yang telah dicurinya itu, kembali berulah dengan pertolongan ibunya. Ia mencuri berkat kesulungan Ishak dengan menyamar sebagai Esau ({{Alkitab|Kejadian 27}}). Akibatnya, Esau murka dan berniat membunuh Yakub. Karena itu Yakub melarikan diri ke rumah pamannya, [[Laban]], di Padan-Aram, [[Mesopotamia]].
Baris 34:
 
=== Berdamai dengan Esau ===
Kembali ke kampung halamannya melahirkan rasa gundah dalam diri Yakub karena ia yakin bahwa Esau masih tetap ingin membunuhnya. Dalam kegelisahannya, pada suatu malam Yakub bertemu dan bergelut dengan orang asing hingga fajar tiba (Kejadian 32:22-33). Yakub tidak melepaskan orang itu sebelum ia memberkatinya. Ternyata orang yang bergelut dengan Yakub itu adalah Allah sendiri. Allah kemudian mengganti nama Yakub menjadi [[Israel]] yang artinya "yang bergumul melawan Allah dan manusia", dan memberkatinya.
 
Ketika bertemu dengan [[Esau]], Yakub merendahkan dirinya dan menunjukkan penyesalannya kepada Esau, serta memberikan banyak persembahan untuknya. Hati Esau melunak, dan ia berdamai dengan adik kembarnya (Kejadian 33:1-20).
 
=== Anak-anak Yakub ===
Yakub mempunyai 12 anak laki-laki dan paling sedikit 1 anak perempuan, yang disebutkan namanya di [[Alkitab]].
 
Dari Lea Yakub mendapatkan 6 putra: [[Ruben]], [[Simeon]], [[Lewi]], [[Yehuda]], [[Isakhar]], [[Zebulon]] dan paling sedikit 1 putri: [[Dina]]. Dari Rahel ia mendapatkan 2 putra: [[Yusuf bin Yakub|Yusuf]] dan [[Benyamin]]. Dari [[Bilha]], budak perempuan Rahel, ia mendapatkan 2 putra: [[Dan]] dan [[Naftali]], dan dari [[Zilpa]], budak perempuan [[Lea]], ia mendapatkan [[Gad]] dan [[Asyer]].
 
Yakub meninggal di [[Mesir]] pada usia 147 tahun, setelah ia dan anak-anaknya pindah ke sana untuk bergabung dengan Yusuf yang menjadi raja muda di negeri itu, ketika [[Kanaan]] mengalami bencana kelaparan. Namun ia dikuburkan bersama nenek moyangnya di dalam [[gua Makhpela]], [[Hebron]], di tanah Kanaan.<ref>{{Alkitab|Kejadian 49:29-32}}</ref>
Baris 57:
 
=== Usia Yakub ===
Dari [[Kitab Kejadian]] [[Kejadian 41|pasal 41:46]] Yusuf berusia 30 tahun ketika ia dibawa ke luar dari penjara untuk menghadap Firaun. Setelah Yusuf berhasil menjelaskan mimpi Firaun, ia diangkat menjadi orang nomor dua di Mesir untuk mempersiapkan negeri itu menghadapi masa kekurangan. Segera setelahnya terjadi 7 tahun masa kemakmuran, yang segera diikuti dengan 7 tahun masa kekeringan yang hebat yang tidak saja melanda Mesir, tetapi juga daerah-daerah di sekitarnya termasuk Kanaan. Setelah saudara-saudara Yusuf pulang pergi dua kali dari Kanaan ke Mesir, akhirnya Yusuf menyatakan dirinya dan keluarga ini bersatu kembali dengan berpindahnya Yakub ke Mesir ([[Kejadian 46]]. Ini terjadi pada akhir tahun ke-2 masa kekurangan ({{Alkitab|Kejadian 45:6}}), yang berarti 9 tahun sejak Yusuf menghadap Firaun. Jadi, Yusuf berusia 39 tahun, ketika Yakub datang ke Mesir pada usia 130 tahun ({{Alkitab|Kejadian 47:9}}). Dengan demikian dapat dihitung bahwa Yusuf dilahirkan pada saat Yakub berusia 91 tahun.
 
Usia Yakub saat anak-anaknya yang lain lahir tergantung dari interpretasi apakah ia berada di Padan-Aram selama 20 tahun atau 40 tahun, seperti yang dibahas di [[Kejadian 31]].<ref name="Gen28_9">[http://sites.google.com/site/calendarstudies/genesis-28-9 Studi Kalender Kejadian 28:9]</ref>
 
=== Garis waktu ===
Baris 120:
Berkata Nabi Ishaq yang memang sudah merasa kesal hati melihat hubungan kedua puteranya yang makin hari makin meruncing: " Wahai anakku, karena umurku yang sudah lanjut aku tidak dapat menengahi kamu berdua. Ubanku sudah menutupi seluruh kepalaku, badanku sudah membungkuk, raut mukaku sudah berkeriput dan aku sudah berada di ambang pintu perpisahan dari kamu dan meninggalkan dunia yang fana ini. Aku khawatir bila aku sudah menutup usia, gangguan saudaramu Ishu kepadamu akan makin meningkat dan ia secara terbuka akan memusuhimu, berusaha mencari kecelakaanmu dan kebinasaanmu. Ia dalam usahanya memusuhimu akan mendapat sokongan dan pertolongan dan saudara-saudara iparnya yang berpengaruh dan berwibawa di negeri ini. Maka jalan yang terbaik bagimu, menurut pikiranku, engkau harus pergi meninggalkan negeri ini dan berhijrah engkau ke Fadan A'raam di daerah Iraq, di mana bapak saudaramu yaitu saudara ibumu, Laban bin Batu'il. Engkau dapat mengharap dinikahkan kepada salah seorang puterinya. Yang demikian, menjadi kuatlah kedudukan sosialmu, agar disegani dan dihormati orang kerana kedudukan mertuamu yang menonjol di mata masyarkat. Pergilah engkau ke sana dengan iringan doa dariku. Semoga Allah memberkati perjalananmu, memberi rezeki murah dan mudah serta kehidupan yang tenang dan tenteram."
 
Nasihat dan anjuran si ayah mendapat tempat dalam hati Ya'akub. Melihat dalam anjuran ayahnya jalan keluar yang dikehendaki dari krisis hubungan persaudaraan antaranya dan Ishu, dengan mengikuti saranan itu, dia akan dapat bertemu dengan bapak saudaranya dan anggota-anggota keluarganya dari pihak ibunya. Ya'akub segera berkemas-kemas dan membungkus barang-barang yang diperlukan dalam perjalanan dan dengan hati yang terharu serta air mata yang tergenang di matanya ia meminta kepada ayahnya dan ibunya ketika akan meninggalkan rumah.
 
==== Yakub tiba di Iraq ====
Baris 127:
Tiba pada akhirnya, Yakub di depan pintu gerbang kota Fadan A'ram. Setelah berhari-hari siang dan malam menempuh perjalanan yang membosankan tiada yang dilihat selain dari langit di atas dan pasir di bawah. Alangkah lega hatinya ketika ia mulai melihat binatang-binatang ternak berkeliaran di atas ladang-ladang rumput, burung-burung berterbangan di udara yang cerah dan para penduduk kota hilir mundik mencari nafkah dan keperluan hidup masing-masing. Sesampainya di salah satu persimpangan jalan, dia berhenti sebentar bertanya salah seorang penduduk di mana letaknya rumah saudara ibunya Laban barada. Laban seorang kaya-raya yang kenamaan pemilik dari suatu perusahaan perternakan yang terbesar di kota itu tidak sukar bagi seseorang untuk menemukan alamatnya. Penduduk yang ditanyanya itu segera menunjuk ke arah seorang gadis cantik yang sedang menggembala kambing seraya berkata kepada Yakub: "Kebetulan sekali, itulah dia anak perempuan Laban, Rahel, yang akan dapat membawa kamu ke rumah ayahnya".
 
Dengan hati yang berdebar, pergilah Yakub menghampiri seorang gadis yang cantik itu, lalu dengan suara yang terputus-putus seakan-akan ada sesuatu yang mengikat lidahnya, Yakub mengenalkan diri, bahwa ia adalah saudara sepupunya sendiri. Rifqah ibunya, saudara kandung dari ayah si gadis itu, Laban. Diterangkan lagi kepada Rahel, tujuannya datang ke Fadam A'raam dari Kan'aan. Mendengar kata-kata Yakub yang bertujuan hendak menemui ayahnya, Laban, dan untuk menyampaikan pesanan (Ishaq). Maka, dengan senang hati, sikap yang ramah, muka yang manis , Rahel (anak gadis Laban) mempersilakan Yakub mengikutinya balik ke rumah untuk menemui ayahnya ,Laban, iaitu bapa saudara Yakub.
 
Setelah berjumpa, lalu berpeluk-pelukanlah dengan mesranya Laban dengan Yakub, tanda kegembiraan masing-masing. Pertemuan yang tidak disangka-sangka itu dan meneteskan airmata bagi kedua-dua mereka, mengalirlah air mata oleh rasa terharu dan sukcita. Laban bin Batu'il, menyediakan tempat dan bilik khas untuk anak saudaranya itu, Yakub, yang tiada bezanya dengan tempat-tempat anak kandungnya sendiri, dengan senang hatilah Yakub tinggal dirumah Laban seperti rumah sendiri.