Nama orang Minangkabau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Berkas Buya_Hamka.jpg dibuang karena dihapus dari Commons oleh Storkk
Baris 35:
Istilah suku pada masyarakat Minangkabau agak membingungkan bagi etnis lain di luar Minangkabau. Ada yang mengartikannya sebagai suku atau etnis, tapi ada juga yang mengartikan istilah suku dalam kebudayaan Minang sebagai marga seperti pada suku [[Suku Batak|Batak]], [[Ambon]], [[Suku Toraja|Toraja]], dan [[Minahasa]]. Bagi orang Minangkabau, suku merupakan sub-klan yang diturunkan dari garis ibu, tidak patrilineal seperti aturan marga pada suku Batak atau suku-suku lain di Indonesia. Bagi orang Batak atau [[Suku Mandailing|Mandailing]], kalau mereka berasal dari marga yang sama, misalnya sama-sama Sitorus atau Nasution, berarti bersaudara. Atas dasar yang tidak jauh berbeda, pada masyarakat Minangkabau, sesama suku tidak diperkenankan untuk menikah.
 
Dalam kaitannya dengan penamaan, ada sebagian keluarga Minang yang mengangkat nama suku sebagai nama belakang anak mereka, seperti ''[[Suku Koto|Koto]]'', ''[[Suku Piliang|Piliang]]'', ''[[Suku Caniago|Caniago]]'', ''[[Suku Tanjung|Tanjung]]'', ''[[Suku Sikumbang|Sikumbang]]'', ''malayu,'' dan lain-lain.{{efn|Contoh: Nama-nama semisal [[Hasril Chaniago]] (karena berasal dari [[suku Caniago]]), [[Indra J. Piliang]], [[Basrizal Koto]], dan seterusnya.}}{{sfn|Almos, dkk|2009|pp=7}} Namun, sebagian lain beranggapan, memakai nama suku atau marga akan menghilangkan identitas Minangnya, karena meniru-niru kebiasaan orang Batak yang memakai marga di belakang nama lahirnya. Oleh sebab itu, penamaan semacam ini tidak populer di kalangan masyarakat Minangkabau.
 
== Fonologi ==