Kerajaan Amanatun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k Persetujuan Oe'lolok: ejaan, replaced: sedia kala → sediakala
k clean up, replaced: akte → akta (2) using AWB
Baris 67:
- Daerah [[pertahanan]] [[VOC]] di [[pantai]] [[utara]] [[Timor]] ( Manulae hingga Pariti ) pada tahun [[1819]] dipenuhi oleh orang-orang [[Rote]] yang didatangkan oleh [[Belanda]] sebagai pagar hidup [[Belanda]] untuk mencegah serangan dari [[raja-raja]] [[Timor]] sepeti [[Amarasi]], [[Amanuban]], [[Amakono]], Amanatun.
 
Orang-orang [[Rote]] yang didatangkan [[Belanda]] ke [[Timor]] juga untuk menjadi tenaga kerja - [[budak]] [[Belanda]] untuk mengerjakan daerah-daerah subur / aluvial di sepanjang [[pantai]] sekitar 2000-3000 Ha untuk menghasilkan [[beras]]. Pada tahun [[1822]] [[Belanda]] juga mendatangkan lagi orang-orang [[Sabu]] ke [[Timor]] sebagai pasukan pembelah [[Belanda]] namun jumlah orang [[Sabu]] tidak sebanyak jumlah orang [[Rote]] karena karakterkaraktar orang [[Sabu]] yang suka memberontak. Kemudian [[Hazart]] menjadikan [[Kupang]] sebagai [[pelabuhan terbuka]] / [[pintu gerbang]] [[Timor]]. Kemudian [[residen Hazart]] juga merebut [[Atapupu]].Tahun [[1842]] [[Resident Hazart]] juga berhasil membuka [[lalulintas]] [[jalan]] ke [[Pariti]] dan pada tahun [[1879]] dibuka lagi [[jalan]] [[Kupang]] - [[Teno]].
 
Sumber pendapatan [[Monarki|raja]] pada saat itu adalah [[jagung]], [[cendana]] dan [[lilin]], [[dimana]] setengah hasil [[cendana]] dan [[lilin]] digunakan oleh [[Monarki|raja]] untuk mendapatkan [[emas]]. Pada tahun [[1870]] dicatat jumlah penduduk di kerajaan Amanatun sudah melebihi 12000 jiwa.
Baris 97:
 
=== Persehatian tahun 1929 ===
Kemudian perpindahan perbatasan antara [[Kerajaan Belu]] dan Kerajaan Amanatun ini diubah lagi dengan surat persehatian tahun [[1929]] dengan akteakta van oversenkonmst inzake de grens tuss de landschhappen [[AMANATOEN]] ( onderafdelling zuid midden [[Timor]]) en [[BELOE]] ( onderafddeling Beloe, ddo [[20 Desember 1929]] yang disahkan dengan besluit Resident Van [[Timor]] en Onderhoorigheden ddo [[10 september 1930]], No.321.Afscrift a afschrift ditandatangani oleh [[Monarki|Raja]] [[Amanatoen]] het hoefd van Amanatoen w.g [[KOLO BANUNAEK]] dan dari pihak Beloe DE TIJD. WD. BESTUURDER VAN BELOE w.g [[SERANG ASSI FATIN]].controleur van zuid midden [[Timor]] w.g. [[Ch.Th. Weidner]], dan De fd Controleur van Beloe w.g. [[W.J. Voor]].
 
Sejak tahun [[1929]] hingga [[1952]] kehidupan [[sosial masyarakat]] disepanjang perbatasan kedua kerajaan tua ini tidak ada masalah bahkan khususnya daerah [[Lotas]] didiami oleh suku [[Nai Usu]] keturunan [[Raja Rabasa]] dan diperintah oleh [[Raja Umalor]] [[( LIURAI MALAKA )]]. Oleh karena suku Nai Usu tidak puas dengan kepemimpinan [[Raja Umalor]] sehingga atas permintaan [[LIURAI]] suku [[Nai Usu]] diserahkan dan dititipkan sementara kepada [[Monarki|Raja]] [[Amanatun]] untuk dibina dan dididik di wilayah Lotas dan beberapa tahun kemudian Suku Nai Usu diserahkan kembali oleh [[Raja Amanatun]] kepada [[LIURAI]] dengan maksud supaya suku Nai Usu diperintah langsung oleh [[Monarki|Raja]] [[Rabasa]].