Kebijakan satu anak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Situasi saat ini: minor cosmetic change |
k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 1:
{{periksaterjemahan}}
{{rapikan}}[[
'''Kebijakan satu anak''' ({{zh|t=計劃生育政策|s=计划生育政策|p=jìhuà shēngyù zhèngcè|}}, diterjemahkan menjadi "'''kebijakan keluarga berencana'''")<ref>{{cite web | url=http://www.fmprc.gov.cn/ce/celt/eng/zt/zfbps/t125241.htm | title=Family Planning in China | accessdate=27 October 2008 | publisher=Embassy of the People's Republic of China in Lithuania| author=Information Office of the State Council Of the People's Republic of China | date=August 1995}} Section III paragraph 2.</ref> dilaksanakan oleh negara [[Tiongkok]] dari tahun 1978 hingga 2015 sebagai kebijakan [[keluarga berencana]]. 76% penduduk mendukung kebijakan ini. Sekitar 250 dan 300 juta kelahiran dicegah dari 1978 hingga tahun 2000 dan 400 juta kelahiran dari 1979 hingga 2010.
Baris 6:
Kebijakan ini dikeluarkan oleh [[Presiden Tiongkok]] [[Deng Xiaoping]] pada tahun 1979 untuk mengurangi populasi penduduk Tiongkok. <ref>[http://geography.about.com/od/populationgeography/a/onechild.htm China's One Child Policy]</ref><ref>[http://www.time.com/time/world/article/0,8599,1912861,00.html China's One-Child Policy]</ref> Kebijakan ini bertentangan dengan kebijakan [[Mao Zedong]] pada 1949 'Dari semua benda di dunia, manusia adalah yang paling utama'. Lebih banyak penduduk, bermakna lebih banyak tenaga kerja.
== Sejarah ==
Selama masa jabatan kepemimpinan [[Mao Zedong|Mao]] di [[Republik Tiongkok (1912–1949)|Republik Tiongkok]], tingkat [[Tingkat kelahiran|angka kelahiran]] menurun dari 37 menjadi 20 per seribu. Sedangkan pada tahun [[1949]] angka kematian bayipun meningkat menjadi 27/1000, dan terjadi peningkatan angka kelahiran pada tahun 1981 menjadi 53/1000. [[harapan hidup|Peningkatan harapan hidup]] terjadi secara drastis dari hanya sampai 35 tahun pada tahun 1949 menjadi 66 tahun pada tahun 1976. Sekitar tahun 1960-an, pemerintah berusaha mendorong para keluarga untuk memiliki keturunan sebanyak mungkin, karena berdasarkan kepercayaan Mao bahwa peningkatan populasi penduduk akan mempengaruhi pertumbuhan sebuah negara, sehingga Mao mencegah program Keluarga Berencana di Tiongkok. Dari langkah pencegahan Mao terhadap program Keluarga Berencana, membuahkan hasil yakni terjaidnya peningkatan populasi dari angka 540 juta pada tahun 1949 menjadi 940 tahun 1976. Namun awal tahun 1970, para penduduk Tiongkok diharapkan untuk menikah di umur yang dianggap sudah matang dan hanya diperbolehkan memiliki tidak lebih dari 2 anak.
== Situasi saat ini ==
Meski kebijakan satu anak per keluarga dijalankan dengan keras di wilayah perkotaan, namun penerapannya berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain.<ref>{{cite web|publisher=[[Economic and Social Commission for Asia and the Pacific]]|url=http://www.unescap.org/esid/psis/population/database/chinadata/intro.htm|title=Status of Population and Family Planning Program in China by Province|archiveurl=https://web.archive.org/web/20120330215041/http://www.unescap.org/esid/psis/population/database/chinadata/intro.htm|archivedate=30 March 2012}}</ref> Di wilayah pedesaan, satu keluarga diperbolehkan memiliki anak kedua bila anak pertamanya berjenis kelamin perempuan.<ref name=huiting2002>{{cite web | url=http://www.china.org.cn/english/2002/Oct/46138.htm | title=Family Planning Law and China's Birth Control Situation | work=[[China Daily]] | author=Huiting, Hu | date=18 October 2002 | accessdate=2 March 2009}}</ref>, cacat fisik, atau pun cacat mental.<ref>{{cite episode | url=http://www.pbs.org/wgbh/nova/listseason/11.html | title=China's Only Child | series=NOVA | serieslink=Nova (TV series) | network=PBS | date=14 February 1984 | accessdate=13 October 2009}}</ref> Namun, ada pembatasan jarak umur antara pertama dan anak kedua (biasanya 3 atau 4 tahun). Bila lebih dari jumlah anak yang diperbolehkan, keluarga tersebut akan dikenakan denda dan mungkin kehilangan bonus dari tempatnya bekerja. Namun, peraturan ini tidak diterapkan pada anak dari keluarga Tiongkok yang lahir di luar negeri tetapi tidak memiliki kewarganegaraan Tiongkok serta keluarga yang kembali ke Tiongkok setelah lama tinggal di luar negeri.<ref>{{cite web|url=http://www.chinadaily.com.cn/china/2006-12/28/content_770107.htm |title=Are the rich challenging family planning policy? |work=China Daily |date=2006-12-28 |author=Qiang, Guo}}</ref> Kelompok lain yang dikenai peraturan berbeda adalah warga negara Tiongkok yang berasal dari etnis selain [[suku Han|Han]].<ref name="yardley">{{cite news|last=Yardley|first=Jim|newspaper=[[The New York Times]]|date=11 May 2008|accessdate=20 November 2008|title=China Sticking With One-Child Policy|url=http://www.nytimes.com/2008/03/11/world/asia/11china.html?_r=2}}</ref> Selain itu, ada pula keluarga yang memilih untuk memiliki anak lebih dari satu dan membayar denda.
[[
Berdasarkan studi yang dilakukan pada tahun [[2007]] oleh [[University of California, Irvine]], kebijakan ini terbukti efektif menekan angka kelahiran.<ref name='Irvine'>{{cite news|first=|last=|coauthors=|title=First systematic study of China's one-child policy reveals complexity, effectiveness of fertility regulation|date=April 18, 2007|publisher=University of California Irvine|url =http://today.uci.edu/news/release_detail.asp?key=1597|work =Today@UCI|pages =|accessdate = 2007-04-19|language = }}</ref> Saat ini angka kelahiran rata-rata di China adalah 1,4 kelahiran per wanita. Namun sebagai efek sampingnya, [[penuaan populasi]] dan pertumbuhan populasi negatif terjadi di beberapa daerah.<ref name="PeoplesDailyWuhanseesnegativepopulationgrowth">{{cite web|url=http://english.peopledaily.com.cn/200503/02/eng20050302_175199.html |work=People's Daily Online |title=Wuhan sees negative population growth |date=2005-03-02}}</ref> Sebuah kelompok khusus yang terdiri dari akademisi dari Tiongkok maupun luar Tiongkok juga dibentuk untuk mempelajari hasil kebijakan ini sejak 2001. Pada tahun 2004, kelompok ini mengeluarkan laporan yang membahas tentang efek kebijakan terhadap distribusi usia dan jenis kelamin, namun demikian pemerintah tidak mendukungnya. Pemerintah Tiongkok menyatakan bahwa kebijakan ini akan terus berlangsung setidaknya hingga tahun [[2015]].<ref name="policy outgrown"/>
== Efek ==
Setelah kebijakan satu anak diberlakukan, rata-rata kelahiran di Tiongkok turun dari 2,63 kelahiran per wanita pada tahun [[1980]] (sudah terjadi penurunan tajam lebih dari lima kelahiran per wanita pada awal tahun 1970) menjadi
Tiongkok, seperti kebanyakan [[Asia|negara Asia]] lainnya, memiliki tradisi turun-temurun. Secara umum, penjelasan mengenai anak preferensi dapat diterima oleh anak-anak dalam keluarga yang tinggal di pedesaan, karena dianggap lebih bermanfaat dalam bertani. Antara populasi pedesaan dan perkotaan memiliki insentif ekonomi dan tradisional seksis, termasuk sisa-sisa paham [[Konfusianisme]], yang lebih mengutamakan anak laki-laki daripada perempuan. Anak laki-laki lebih disukai karena mereka memberikan kebutuhan keuangan utama bagi orang tua saat masa pensiun, dan orang tua laki-laki biasanya lebih baik dalam merawat anak daripada isterinya.
=== Ketimpangan jenis kelamin ===
== Kelebihan ==
=== Dampak atas layanan kesehatan ===
Fokus Tiongkok terhadap hal ini guna membantu pengendalian populasi penduduk dalam rangka menyediakan layanan kesehatan yang lebih baik bagi perempuan serta pengurangan resiko kematian dan cedera akibat kehamilan. Didalam kantor keluarga berencana di Tiongkok (atau Bidan di Indonesia), setiap perempuan mendapatkan alat kontrasepsi secara gratis dan juga kelas pra-kehamilan, yang berkontribusi terhadap keberhasilan kebijakan tersebut, hal ini terdiri dari dua hal. Pertama, rumah tangga rata-rata di negara Tiongkok mengeluarkan lebih sedikit sumber daya, baik dari segi waktu dan uang, hal ini tentunya dapat digunakan sebagai lahan berinvestasi bagi Tiongkok. Kedua, sejak masih kecil tidak bisa lagi mengandalkan anak-anak yang untuk dapat merawat orangtua, hal ini menjadikan dorongan menghemat uang bagi masa depan.
Baris 32:
Sejak 2012, selain karena kekhawatiran atas [[Gugur kandungan|aborsi paksa]] dan pertimbangan lainnya, pembatalan kebijakan ini mulai didiskusikan di beberapa tempat. Salah satu dasar pemikirannya adalah, kelahiran anak baru di Tiongkok tidak akan memperlihatkan perbedaan signifikan antara dengan atau tanpa kebijakan ini.
=== Alternatif ===
Salah satu kritik yang sering dilontarkan oleh penentang kebijakan ini adalah pengendalian populasi sebenarnya bisa dilakukan dengan cara lain yang lebih tidak memaksa, misalnya [[penundaan]] atau pengaturan jarak kelahiran, yang akan memberikan hasil kurang lebih serupa dalam suatu periode waktu tertentu. Peninjauan kebijakan pada tahun 2003, bahwa sebenarnya beberapa alternatif tersedia untuk menggantikan kebijakan ini, namun masih belum dipertimbangkan oleh pemimpin [[Politik Republik Tiongkok|politik Tiongkok]]
=== Dampak yang dilebih-lebihkan ===
Kritik lain adalah klaim atas dampak kebijakan ini terhadap angka kesuburan dilebih-lebihkan.
Baris 45:
Kebijakan tersebut barangkali hanya bertanggung jawab sebagian terhadap total tingkat kesuburan. Penurunan paling dramatis atas angka tersebut sebenarnya adalah hasil dari kebijakan yang diimplementasikan pada kurun waktu 1970 hingga 1979, kebijakan "''late, long, few''" sukarela yang kemudian dikenal sebagai [[penundaan kelahiran]], memperbesar jarak antar anak, dan memiliki lebih sedikit anak, telah menghasilkan pengurangan angka kesuburan total dari 5,9 ke 2,9. Setelah kebijakan satu anak diperkenalkan, terjadi penurunan lebih lanjut pada [[1995]], dan selanjutnya menjadi stabil pada angka 1,7.
=== Pelanggaran Hak Asasi Manusia, aborsi paksa, dan rasisme ===
Kebijakan satu anak sebenarnya secara prinsip maupun penerapannya dianggap melanggar hak asasi manusia dalam menentukan jumlah anggota keluarganya sendiri. Berdasarkan pernyataan dalam [[Konferensi Internasional atas Hak Asasi Manusia]] pada 1968, "Semua keluarga memiliki hak asasi manusia yang mendasar untuk menentukan dengan bebas dan bertanggung jawab jumlah dan jarak [[anak|anak-anaknya]]."
Baris 59:
* [[Keluarga Berencana]] (KB) - program serupa di Indonesia
== Referensi ==
{{reflist}}
|