[[FileBerkas:Communication with children.jpg|thumb|Communication with children]]
Permasalahan yang sering dihadapi dalam proses [[komunikasi]] dalam kehidupan bermasyarakat adalah adanya [[kedwibahasaan]] sebagai suatu kenyataan dan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. <ref name="rujukan1"> {{cite book|author=Drs. Kamaruddin, MA|title=Kedwibahasaan dan Pendidikan Dwibahasa|year=1989|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=1}}</ref> <ref name="rujukan3"> {{cite book|author=Kamaruddin|title= Panduan Mengajar Buku Kedwibahasaan dan Pendidikan Dwibahasa|year=1989|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=2}}</ref>
'''[[Kedwibahasaan]]''' adalah perihal pemakaian dua bahasa seperti bahasa [[daerah]] dan bahasa [[nasional]] dalam berkomunikasi untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang suatu [[informasi]] tertentu. <ref name="rujukan2"> {{cite book|author=Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan|title= Pengajaran Kedwibahasaan|year=1988|publisher=Angkasa|place=Bandung|page=6}}</ref><ref name="rujukan3"> {{cite book|author=Kamaruddin|title= Panduan Mengajar Buku Kedwibahasaan dan Pendidikan Dwibahasa|year=1989|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=2}}</ref> Setiap masyarakat yang di dalamnya terdapat kedwibahasaan sebagi pola sistem [[komunikasi]] masyarkatnya mempunyai [[variable]] tertentu yang menentukan tipe masyrakat dwibahasaan. <ref name="rujukan1"> {{cite book|author=Drs. Kamaruddin, MA|title=Kedwibahasaan dan Pendidikan Dwibahasa|year=1989|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=39}}</ref>
== Faktor-faktor Pengaruh Kedwibahasaan ==
Adanya kedwibahasaan karena dipengaruhi beberapa faktor [[ekstern]] yaitu pergaulan hidup di [[keluarga]], pergaulan di [[masyarakat]], serta kemajuan [[teknologi], [[komunikasi]], dan [[transportasi]]. <ref name="rujukan1"> {{cite book|author=Drs. Kamaruddin, MA|title=Kedwibahasaan dan Pendidikan Dwibahasa|year=1989|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=1}}</ref> Sedangkan faktor [[intern]] yang mempengaruhi ragam kedwibahasaan seseorang adalah tahapan [[usia]] pemeroleh, usia belajar [[B2]](bahasa ke dua), berdasarkan [[konteks]], berdasarkan [[hakikat tanda]] dalam kontak [[bahasa]], tingkat [[pendidikan]], keresmian [[komunikasi]], dan [[kesosialan]]. <ref name="rujukan2"> {{cite book|author=Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan|title= Pengajaran Kedwibahasaan|year=1988|publisher=Angkasa|place=Bandung|page=5}}</ref>
== Tipe-tipe Pemerolehan Kedwibahasaan ==
Kedwibahasaan mempunyai tipe dan klasifikasi dalam persebarannya antara lain adalah tipe [[ketersebaran perorangan dalam masyarakat]], karena jika seseorang berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang baru akan membawa [[dialek]] yang baru juga. <ref name="rujukan1"> {{cite book|author=Drs. Kamaruddin, MA|title=Kedwibahasaan dan Pendidikan Dwibahasa|year=1989|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=23}}</ref> Kedua adalah tipe [[horizontal dan vertical]] dimana suatu bahasa yang sama tetapi digunakan oleh kelompok penutur yang sama dalam kehidupannya sehari-sehari untuk berkomunikasi dengan penutur yang berbeda. <ref name="rujukan1"> {{cite book|author=Drs. Kamaruddin, MA|title=Kedwibahasaan dan Pendidikan Dwibahasa|year=1989|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=23}}</ref> Ketiga, cara terjadinya tipe kedwibahasaan dapat dibedakan dari [[kedwibahasaan alamiah]] dan [[kedwibahasaan utama]]. <ref name="rujukan1"> {{cite book|author=Drs. Kamaruddin, MA|title=Kedwibahasaan dan Pendidikan Dwibahasa|year=1989|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=27}}</ref> Terakhir, adalah tipe kemampuan memahami dan mengungkapkan suatu informasi yang diperoleh dari orang lain, baik secara [[aktif]] maupun [[pasif]]. <ref name="rujukan1"> {{cite book|author=Drs. Kamaruddin, MA|title=Kedwibahasaan dan Pendidikan Dwibahasa|year=1989|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=27}}</ref>
== Tindaklanjut Kedwibahasaan ==
Kedwibahsaan mengalami perkembangan dalam berbagai bentuk, secara umum perkembangan kelanjutan kedwibahasaan dapat diimplementasikan dengan konsep tetap berdwibahasa. <ref name="rujukan2"> {{cite book|author=Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan|title= Pengajaran Kedwibahasaan|year=1988|publisher=Angkasa|place=Bandung|page=12}}</ref> Tetap berdwibahasa yang dimaksud adalah tetap mempertahankan adanya dua bahasa tersebut yang dikenal sebagi bahasa [[daerah]] dan [[bahasa ibu]].<ref name="rujukan1"> {{cite book|author=Drs. Kamaruddin, MA|title=Kedwibahasaan dan Pendidikan Dwibahasa|year=1989|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=19}}</ref> Menjadikan kebiasaan kedwibahasaan dalam proses berkomunikasi s menjadi ala dan kebiasaan yang berbudaya . <ref name="rujukan2"> {{cite book|author=Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan|title= Pengajaran Kedwibahasaan|year=1988|publisher=Angkasa|place=Bandung|page=36}}</ref>
== Rujukan ==
{{reflist}}
|