Museum Keraton Solo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menghapus Kategori:Kota Surakarta; menambahkan Kategori:Museum di Kota Surakarta menggunakan HotCat |
Hidayatsrf (bicara | kontrib) k Clean up, penggantian teks otomatis, replaced: semedi → semadi using AWB |
||
Baris 7:
Bila ingin mengunjungi keratin ini, pengunjungharusmematuhi berbagai peraturan seperti tidak memakai topi, kacamata hitam, celana pendek, sandal, serta jaket. Bila sudah terlanjut bercelana pendek dapat meminjam kain bawahan untuk digunakan selama mengelilingi kawasan keraton.
Mengunjungi keraton Solo dari arah depan bisa terlihat susunan kota lama khas Jawa: sebuah bangunan keraton yang dikelilingi oleh alun-alun, Pasar Klewer, dan Masjid Aung Surakarta. Memasuki bagian depan [[
Dari Siti Hinggil, pengunjung akan memasuki Kori Renteng, Kori Mangu, dan Kori Brojonolo. Mereka yang melewati [[
Dalam museum pengunjung dapat menyaksikan benda-benda peninggalan Keraton Kasunanan Surakarta dan beberapa fragmen candi yang ditemukan di Jawa Tengah. Koleksinya antara lain alat masak abdi dalem, senjata-senjata kuno yang digunakan keluarga kerajaan, juga peralatan kesenian. Koleksi menarik lain adalah kereta kencana, topi kebesaran Paku Buwana VI, Paku Buwana VII, serta Paku Buwana X.
Baris 15:
Selanjutnya pengunjung bisa ke Sasana Sewaka yang berada di samping museum. Pada halaman Sasana Sewaka wisatawan harus melepaskan alas kaki untuk berjalan di hamparan pasir halus yang diambil dari Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo. Di sini, pengunjung dilarang mengambil atau membawa pasir halus tersebut.
Terakhir, ada menara yang disebut Panggung Sanggabuwana. Konon, menara digunakan oleh Susuhunan untuk bersemedi dan bertemu Nyai Rara Kidul, penguasa Pantai Selatan. Selain sebagai tempat
[[Kategori:Museum di Kota Surakarta]]
|