Varietas hibrida: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k minor cosmetic change |
k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 3:
[[Varietas]] [[hibrida]] dibuat untuk mengambil manfaat dari munculnya kombinasi yang baik dari [[tetua]]-tetua yang dipakai. Keturunan persilangan langsung antara dua tetua yang berbeda latar belakang genetiknya dapat menunjukkan penampilan fisik yang lebih kuat dan lebih memiliki potensi hasil yang melebihi kedua tetuanya. Gejala ini dikenal sebagai [[heterosis]] dan merupakan dasar bagi produksi berbagai kultivar hibrida, seperti [[jagung]], [[padi]], [[kelapa sawit]], [[kakao]], dan berbagai jenis tanaman [[sayuran]] seperti [[tomat]], [[mentimun]], dan [[cabai]]. Heterosis membuat kultivar hibrida memiliki daya tumbuh (vigor) yang lebih tinggi, relatif lebih tahan penyakit, dan potensi hasilnya lebih tinggi. Heterosis akan muncul kuat apabila kedua tetuanya relatif homozigot dan memiliki latar belakang genetik yang relatif jauh (tidak banyak memiliki kesamaan [[alel]]). Khusus dalam pembuatan [[kelapa]] hibrida, gejala heterosis tidak dimanfaatkan, tetapi dua sifat baik dari kedua tetua yang tergabung pada keturunannya dimanfaatkan.
Benih varietas hibrida merupakan benih yang dihasilkan secara hati-hati dalam lingkungan yang terkendali. Berbeda dengan benih biasa yang dihasilkan secara [[penyerbukan]] terbuka oleh [[angin]] maupun [[serangga]] sehingga sumber serbuk sarinya bisa datang dari mana saja, termasuk dari luar kawasan pertanian. Jika benih hibrida yang ditumbuhkan petani bersifat fertil dan mampu menghasilkan benih, benih yang dihasilkan tersebut tidak dikategorikan sebagai benih hibrida karena mungkin sudah mengalami apa yang disebut dengan [[pencemaran genetika]] karena penyerbukan tidak dilakukan pada lingkungan yang terkendali.<ref name="herald"
Pemanfaatan varietas hibrida dinilai penting demi memberi makan seluruh manusia di bumi yang jumlahnya terus berkembang.<ref>{{cite news|url = http://www.metrotvnews.com/tekno/read/2013/12/03/13/198678/Pemanfaatan-Bioteknologi-untuk-Produksi-Pangan|title = Pemanfaatan Bioteknologi untuk Produksi Pangan|date = 3 Desember 2013|publisher = MetroTV News}}</ref> Menurut pakar [[Siswono Yudo Husodo]], Indonesia menghabiskan lebih banyak uang hingga US$ 10 miliar per tahun untuk mengimpor bahan pangan ketika sebenarnya mampu melakukan riset untuk mengembangkan varietas yang memiliki produktivitas tinggi.<ref>{{cite news|url = http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=2b5bfd20c7f288d5a0fba8c60b9a88a2&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c|title = RI Habiskan Rp 110T untuk Impor Pangan|date = 27 November 2013|publisher = Surabaya Post}}</ref>
Baris 10:
Persilangan telah dimulai sejak manusia mulai mengenal [[pertanian]] dan melakukan seleksi terhadap tumbuhan dan hewan yang dipelihara untuk memberikan hasil. Selama masa pengembang biakan selama ribuan tahun tersebut sambil melakukan introduksi varietas dari tempat lain, persilangan dapat terjadi secara tidak sengaja dan menghasilkan varietas yang baru. Seperti yang terjadi pada [[sapi Madura]], yang merupakan hibrida dari [[banteng]] dan [[Zebu]], beberapa mengatakan hibrida banteng dengan [[sapi Ongole]]. Varietas ini muncul kurang lebih 1500 tahun yang lalu.<ref>{{cite web|author=Heredity |url=http://www.nature.com/hdy/journal/v91/n6/full/6800359a.html |title=Paternally inherited markers in bovine hybrid populations |publisher=Nature.com |date=2003-09-24 |accessdate=2013-07-11}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.blackwell-synergy.com/doi/abs/10.1111/j.1439-0531.1988.tb01092.x?journalCode=rda |title=A Cytogenetic Investigation of Madura Cattle |publisher=Blackwell-synergy.com |date= |accessdate=2013-07-11}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.fao.org/AG/AGAINFO/Programmes/en/genetics/documents/Interlaken/countryreports/Indonesia.pdf |title=Food and Agriculture Organisation of the United Nations report p4 |format=PDF |date= |accessdate=2013-07-11}}</ref>
Penelitian mengenai benih hibrida secara ilmiah dimulai pada tahun 1906 oleh pakar genetika [[George Harrison Shull]] dengan tanaman yang disilangkan adalah [[jagung]]. Ketika itu, Shull mulai menetapkan konsep persilangan secara umum untuk semua spesies.<ref name="ars"
[[Padi]] hibrida dimulai pertama kali di China pada tahun 1974 dan dilepas ke petani pada tahun 1976. Sedangkan penelitian tanaman padi hibrida di Indonesia dimulai pada tahun 1983.<ref>{{cite web |url = http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1284 |title = Sejarah Padi Hibrida |accessdate = 7 Desember 2013}}</ref>
|