Dōsojin: Perbedaan antara revisi

Kadangkala ''dōsojin'' dikuilkan di sebuah [[kuil Shinto|kuil]] kecil di pinggir jalan yang disebut ''[[hokora]]''. Dalam bentuk seperti [[falus]], mereka dihubungkan dengan kelahiran dan penciptaan, dan oleh karena itu sebagai harmoni perkawinan.<ref name=bocking>{{cite book|last=Bocking|first=Brian|title=A Popular Dictionary of Shinto|year=1997|publisher=Routledge|isbn=978-0-7007-1051-5|url=http://www.amazon.com/dp/0700710515}}</ref>

 

 

 

Pada masa kini, ''dōsojin'' dibaurkan dengan kepercayaan populer terhadap dewa lain yang memiliki karakteristik sama yang disebut "Sae no kami",<ref name="kojien"/> yang kelahirannya dideskripsikan dalam [[Kojiki]]. Saat ''kami'' [[Izanagi|Izanagi-no-mikoto]] mencari jalan pulang setelah mengunjungi dunia orang mati ([[Yomi|Yomi no Kuni]]) untuk mengunjungi istrinya ([[Izanami|Izanami-no-mikoto]]), ia dikejar oleh setan {{nihongo|Yomotsushikome|黄泉醜女|extra=arti: wanita buruk rupa dari Yomi}}.<ref name="kojien"/> Untuk menghentikan setan itu, ia melemparkan tongkatnya dan dari situlah Sae no Kami lahir. Oleh karena itu, ia menjadi ''kami'' yang mencegah jalannya roh orang mati ke dunia orang hidup, sehingga menjadi dewa pelindung perbatasan. Ia dilambangkan dengan batu besar yang diletakkan di pinggir desa. Karena bentuk batunya yang tinggi memanjang, ia juga dikaitkan dengan peristiwa kelahiran, anak-anak, dan keharmonisan rumah tangga.<ref name="kojien"/> Maka dari itu, di kemudian hari ia juga dihubungkan dengan [[Jizō]], [[bodhisatwa]] pelindung anak-anak.<ref name="bocking"/>

 

 

Jizō adalah nama lain [[Bodhisatwa]] ''[[Ksitigarbha]]'' di [[Jepang]], sosok pelindung yang dipuja terutama di wilayah [[Asia Timur]].<ref>{{cite book|last=Irons|first=Edward|title=Encyclopedia of Buddhism - Ksitigarbha|year=2008|publisher=Facts on File|location=}}</ref> Asimilasinya dengan kelompok ''kami'' adalah contoh [[sinkretisme]] agama di Jepang antara [[Buddhisme]] dan [[Shinto]] (''[[shinbutsu shūgō]]''). Sejatinya berasal dari [[India]], dan di Jepang ia diberikan atribut baru, dan dikenal sebagai pelindung bayi yang mati dini, diabori atau mengalami keguguran. Karena seringkali didapati di jalan-jalan di [[Jepang]], ia menjadi seorang ''dōsojin''.

 

 

{{nihongo|Chimata-no-kami|岐の神|dewa persimpangan jalan}}, menurut ''[[Kojiki]]'', terlahir ketika ''kami'' [[Izanagi]] melemparkan celananya setelah kembali dari Yomi, dunia orang mati. ''[[Nihongi]]'' dan ''[[Kogoshūi]]'' juga memuat kisah yang sama, namun menyebut ''kami'' tersebut sebagai [[Sarutahiko]].<ref>{{EOS|Chimata no kami|50|Nakayama, Kaoru|30 Juni 2011.}}</ref>