Kerajaan Bosporos: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 29 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q321371
HsfBot (bicara | kontrib)
k Clean up, replaced: dekrit → dekret, added orphan tag using AWB
Baris 1:
{{Orphan|date=Oktober 2016}}
 
[[Berkas:Ancient Greek Colonies of N Black Sea.png|thumb|300px|right|[[Pantikapaion]] dan koloni-koloni Yunani lainnya di pesisir utara [[Laut Hitam]].]]
'''Kerajaan Bosporos''' atau '''Kerajaan Bosporos Kimmeria''' adalah sebuah negara kuno, yang terletak di [[Crimea]] selatan dan [[Semenanjung Taman]] di pesisir Bosporos Kimmeria (lihat [[Selat Kerch]]). Negara ini dapat disebut sebagai negara 'Hellenistik' sejati pertama dalam artian negara pertama di luar Yunani yang penduduknya merupakan bangsa campuran non-Yunani namun menutrukan [[bahasa Yunani]] dan melaksanakan perdaban Yunani.
Baris 17 ⟶ 19:
Penerusnya adalah Spartokos III (303 SM - 283 SM) dan setelahnya Pairisades II. Para pengeran yang naik tahta menggunakan nama keluarga yang terus diulang-ulang, namun tidak diketahui urutannya secara pasti. Hanya diketahui bahwa yang terakhir dari mereka, Pairisades V, tidak kuat bertahan menghadapi serangan kaum pribumi, dan pada tahun 108 SM meminta bantuan kepada [[Diophantos]], jederal bawahan raja [[Mithridates VI dari Pontos]], sembari menjanjikan akan menyerahkan kerajaannya kepada sang pangeran. Dia akhirnya dibunuh oleh seorang [[Skythia]] bernama Saumakos yang memimpin sebuah pemberontakan melawannya.
 
Wangsa Spartokos dikenal sebagai garis keturunan para pangeran yang tercerahkan dan bijak; meskipun pendapat Yunani tidak dapat menyangkal bahwa mereka, boleh dibilang, adalah [[tiran]], mereka selalu digambarkan sebagai soerang dinast. Mereka menjaga hubungan baik dengan Athena, yang merupakan negara yang paling banyak membeli produk-produk mereka. Bahkan Leukon I membuat peraturan bahwa kapal-kapal dari [[Attika]] (wilayah Athena) berhak memperoleh perlakuan khusus di Theodosia. Para orator Attika juga banyak menyebutkan mengenai hal ini. Sebagai balasannya, Athena menganugerahkan kewarganegaraan Athena dan membuat dekritdekret kehormatan atas dirinya dan putra-putranya.
 
Pada abad ke-1 SM, setelah kekalahannya oleh jenderal Romawi [[Pompeius]] pada tahun 63 SM, Raja [[Mithridates VI dari Pontos]] melarikan diri dengan pasukan kecil dari [[Kolkhis]] (Georgia modern) melalui Pegunungan Kaukasus ke [[Crimea]] dan membuat rencana untuk mengumpulkan pasukan lagi untuk mengalahkan Romawi. Putra tertuanya yang masih hidup, [[Makhares]], yang merupakan raja Bosporos Kimmeria, tidak mau membantu ayahnya. Akibatnya Mithridates VI pun membunuh Makhares, dan setelah itu Mithridates VI mengambil tahta Kerajaan Bosporos. Mithridates lalu memerintahkan dilaksanakannya wajib militer dan persiapan perang. Pada tahun 63 SM, Pharnakes II, putra bungsu Mithridates VI, memimpin sebuah pemberontakan melawan ayahnya, yang dibantu oleh orang-orang buangan Romawi dalam pasukan Pontos milik Mithridates VI. Mithridates VI terpaksa menyelamatkan diri ke citadel di [[Pantikapaion]], di sana dia langsung melakukan buduh diri. Pompeius memakamkan Mithridates VI dalam makam batu ukir tempat leluhurnya dimakamkan di Amasia, ibukota lama [[Kerajaan Pontos]].