Kebakaran Besar London: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Referensi: minor cosmetic change
HsfBot (bicara | kontrib)
k Clean up, replaced: teoritis → teoretis (2) using AWB
Baris 38:
== Bahaya kebakaran di kota ==
[[Berkas:Charles II of England cropped.jpg|thumb|150px|right|[[Charles II dari Inggris|Charles II]].]]
London pada abad pertengahan dibangun dengan tata kota yang kacau. Perumahan yang penuh sesak, jalan yang sempit dan berkelok-kelok dan gang berbatu. Kota ini pernah mengalami kebakaran hebat beberapa kali sebelumnya, yang terakhir pada tahun 1632. Bangunan dengan kayu dan atap rumbia telah dilarang selama berabad-abad, namun bahan-bahan bangunan yang harganya murah tetap saja digunakan.<ref>Hanson (2001), 77–80. Bagian "Bahaya kebakaran di kota" didasarkan pada karya Hanson (2001), 77–101, dengan penyesuaian.</ref> Bangunan berdinding batu hanya terdapat di bagian tengah kota, yang merupakan kediaman bagi para pedagang dan [[pialang saham|pialang]]. Wilayah ini dikelilingi oleh wilayah pinggiran dengan [[paroki]]-paroki miskin yang penuh sesak setiap incinya karena digunakan untuk menampung penduduk yang terus berkembang pesat. Dalam paroki-paroki ini juga terdapat usaha seperti pengecoran dan pengelasan. Usaha-usaha ini rentan terhadap bahaya kebakaran dan secara teoritisteoretis ditetapkan sebagai usaha yang ilegal di London, namun dalam praktiknya usaha ini ditoleransi. Permukiman manusia bercampur dengan sumber-sumber panas, percikan api, dan polusi yang rentan terhadap bahaya kebakaran. Konstruksi bangunan yang didirikan juga berpotensi meningkatkan risiko kebakaran: rumah kayu khas London dengan tingkat enam sampai tujuh lantai yang bergaya "jetties" (lantai atas lebih besar). Rumah-rumah ini mempunyai lantai dasar yang sempit namun dapat memaksimalkan penggunaan tanah. Pada tahun 1661, Charles II mengeluarkan peraturan yang melarang pembangunan rumah "jetties", namun peraturan ini diabaikan oleh pemerintah kota. Berikutnya, Charles lebih tegas. Adanya peringatan akan bahaya kebakaran pada tahun 1665 membuat Charles membongkar semua pembangunan rumah yang tidak sesuai dengan peraturan kerajaan, namun tindakan ini juga berdampak kecil.<ref>Rege Sincera (pseudonym), ''Observations both Historical and Moral upon the Burning of London, September 1666'', dikutip oleh Hanson (2001), 80.</ref>
 
Kawasan di sisi sungai juga berpotensi dalam menyebabkan kebakaran. Air [[Sungai Thames]] memang bisa digunakan untuk memadamkan api dan untuk melarikan diri menggunakan perahu. Namun kawasan-kawasan miskin dan kumuh di sepanjang tepi sungai memiliki toko dan gudang yang keseluruhannya terbuat dari kayu yang turut meningkatkan risiko kebakaran. Bangunan-bangunan di sepanjang [[dermaga]] juga sama, sebagian besar bangunan di sana berupa rumah-rumah kayu petak reyot dan gubuk-gubuk warga miskin yang terbuat dari kertas.<ref>Surat dari koresponden tidak dikenal untuk Lord Conway, September 1666, dikutip oleh Tinniswood, 45–46.</ref> London juga penuh dengan mesiu. Sebagian besar mantan tentara dari [[Perang Saudara Inggris|Perang Sipil]] masih menyimpan senjatanya di rumah-rumah mereka. Lima sampai enam ratus ton [[bubuk mesiu]] juga tersimpan di [[Menara London]], ditambah dengan kapal-kapal yang merapat di dermaga yang juga menyimpan ber tong-tong mesiu, maka London semakin rentan terhadap bahaya kebakaran.
Baris 53:
Menghancurkan rumah-rumah untuk membuat sekat api dengan menggunakan bahan peledak memang efektif untuk memperkecil kerusakan, namun pelaksanaannya tertunda berjam-jam akibat gagalnya kepemimpinan [[Wali kota London]] dalam memberikan perintah. Saat perintah datang langsung dari raja, api telah melahap lebih banyak rumah dan para petugas pemadam tidak bisa lagi melewati jalan-jalan yang semakin sesak oleh kerumunan pengungsi yang ingin melarikan diri.<ref>"Bludworth's failure of nerve was crucial" (Tinniswood, 52).</ref>
 
Pemanfaatan air untuk memadamkan api juga mengalami kesulitan. Pada prinsipnya, air yang tersedia di London berasal dari pipa yang memasok air bagi 30.000 rumah dan dialirkan dari sebuah [[menara air]] di [[Cornhill]]. Menara air ini diisi saat air sungai pasang dan juga melalui reservoir air musim semi Hertfordshire di [[Islington]].<ref>Lihat Robinson, [http://www.bbc.co.uk/history/british/civil_war_revolution/brighter_lights_04.shtml London:Brighter Lights, Bigger City"] and Tinniswood, 48–49.</ref> Ada kemungkinan untuk membuka sebuah pipa air di dekat rumah yang terbakar atau mengisi ember dengan air. Lagipula, [[Pudding Lane]] juga dekat dengan sungai. Secara teoritisteoretis, semua jalur dari sungai sampai ke toko roti dan bangunan yang berdampingan seharusnya dijaga oleh barisan pemadam kebakaran yang mengisi penuh ember lalu menggunakannya untuk memadamkan api kemudian kembali lagi ke sungai, namun tindakan seperti ini tidak terjadi. Pepys menuliskan di dalam buku hariannya bahwa hingga hari Minggu pagi, tidak ada satu orangpun yang berusaha untuk memadamkan api, sebaliknya mereka malah bergegas menyelamatkan harta benda mereka kemudian berlari ketakutan. Api dengan cepat menjalar ke arah sisi sungai dan menghanguskan gudang-gudang yang mudah terbakar di sepanjang [[dermaga]]. Selain itu, kebakaran tidak hanya memotong akses petugas pemadam terhadap pasokan air langsung dari sungai, namun juga membakar roda air di bawah [[Jembatan London]] yang berfungsi sebagai alat untuk memompa air ke menara air Cornhill.<ref>Hanson (2001), 122.</ref>
 
London sudah memiliki teknologi yang tergolong maju dalam hal pemadaman kebakaran dan telah digunakan dalam skala besar dari peristiwa-peristiwa kebakaran sebelumnya. Teknik pemadaman ini menggunakan alat yang berbentuk pompa besar. Namun, tidak seperti penggunaan sekat api, penggunaan pompa besar ini terbukti tidak fleksibel atau fungsional. Cuma sedikit dari alat ini yang dilengkapi dengan roda, kebanyakan dipasang di atas kereta kencana tanpa roda.<ref>Hanson (2001), menyatakan bahwa alat itu memiliki roda (76), sedangkan Tinniswood (50) menyatakan tidak.</ref> Alat ini juga harus didatangkan dari jauh dan cenderung datang terlambat. Selain itu, selang air yang dimiliki oleh alat ini juga pendek, sehingga jangkauannya terbatas. Ukuran alat yang besar juga menjadi kendala bagi para petugas pemadam karena harus diseret-seret di sepanjang jalan. Alat ini bahkan tidak bisa masuk ke kawasan Pudding Lane.<ref>Teknik pemadaman api tersebut telah dipatenkan pada tahun 1625, dengan sistem pompa yang dioperasikan dengan pegangan panjang di depan dan belakang (Tinniswood, 50).</ref>