Flameout: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- didalam + di dalam)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Clean up, replaced: ekstrim → ekstrem (5), removed stub tag using AWB
Baris 1:
{{judul asing}}
'''Flameout''' mengacu pada kegagalan mesin jet yang disebabkan oleh sedikitnya nyala api di ruang bakar.
 
Hal ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk sedikitnya bahan bakar, kompresor stal, pasokan oksigen kurang cukup, kerusakan karena benda asing (seperti burung, hujan es atau bahkan abu vulkanik), cuaca buruk yang parah, dan kegagalan mekanik.<ref>{{cite web|url=http://www.newton.dep.anl.gov/askasci/eng99/eng99236.htm |title='&#39;Turbo Jet Flame Out'&#39; by Ask a Scientist |publisher=Newton.dep.anl.gov |date= |accessdate=2012-03-25}}</ref>
Baris 12:
Perbandingan udara dengan bahan bakar adalah kira-kira sebesar 14.7 :1. Terlihat bahwa udara yang dibutuhkan jelas jauh lebih banyak. Mesin jet memang dikenal rakus dan rentan terhadap pasokan udara. Untuk dapat mesin jet tetap bekerja diperlukan tiga hal penting yaitu : bahan bakar, udara, dan panas. Jika salah satu tidak ada atau tidak seimbang entah terlalu banyak atau terlalu sedikit bahkan tidak ada sama sekali, maka mesin mengalami gangguan dan tidak ditanggulangi secepatnya dapat dipastikan akan flameout.
 
Kasus pendaratan darurat Flight 421 Boeing 737 Garuda Indonesia tahun 2002 di Sungai Bengawan Solo adalah kasus kebutuhan keseimbangan akan panas. Akibat hujan badai, mesin mengalami pendinginan ekstrimekstrem bahkan menimbulkan butir-butir es pada mesin. Mesin menjadi terlalu dingin dan tidak bisa bekerja dengan baik menghasilkan pembakaran yang sempurna sehingga akhirnya menyebabkan flameout pada kedua mesin. Satu crew meninggal tapi seluruh penumpang sebanyak 59 orang selamat
 
Kasus berikutnya adalah melibatkan kebutuhan keseimbangan akan udara yaitu penerbangan malam hari, “Speedbird 9” Boeing 747 British Airways tahun 1982 saat terbang diatas Samudra Hindia. Tanpa disadari pesawat masuk ke gumpalan awan debu vulkanis Gunung Galunggung yang baru saja meletus beberapa hari sebelumnya. Udara bercampur dengan debu yang sangat pekat, apalagi saat itu terbang pada ketinggian 37,000 kaki, ketinggian dimana udara juga sangat tipis. Keempat mesin mengalami flameout. Beruntung pilot berhasil menyalakan kembali tiga dari empat mesin saat turun ke ketinggian 14,000 kaki dan mendarat darurat dengan mulus di Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Baris 20:
Mesin jet sekarang sangat handal jauh berbeda dengan pendahulunya saat pertama kali diperkenalkan. Ini adalah buah mahakarya penelitian bertahun-tahun dan memakan biaya sangat mahal. Banyak penelitian dilakukan mulai dari inovasi efisiensi bilah kompresor dan turbin, perbaikan sistem pembakaran bahkan termasuk riset material mengingat mesin beroperasi pada suhu sangat panas sekitar 1,000-2,000 derajat Celcius. Tidak heran produsen mesin jet di dunia sangat sedikit, jauh lebih sedikit dari produsen pesawat terbang.
 
Kejadian flameout sangat kecil terjadi pada pesawat komersial jika dibandingkan pada pesawat jet tempur. Mengapa ? Itu karena desain penempatan mesin yang berbeda. Mesin jet pesawat komersial biasa diletakkan pada pod yang tergantung entah pada sayap atau di ekor. Meskipun menimbulkan hambatan (drag), ini adalah sebuah kompromi agar badan pesawat maksimal dimanfaatkan tiap sudut ruangannya untuk angkut barang atau penumpang. Sedangkan mesin jet pada pesawat tempur diletakkan jauh di dalam dan dibelakang badan pesawat agar kemampuan daya dorong tetap maksimum dan lebih aerodinamis. Untuk itu diperlukan saluran udara (air duct) yang bersiku dan cukup panjang agar dapat mencapai mesin. Udara menempuh perjalanan berliku sehingga bisa menimbulkan masalah jika pesawat melakukan maneuver ekstrimekstrem.
Memang sudah sifatnya pesawat tempur melakukan maneuver ekstrimekstrem. Belum lagi jika tidak berhati-hati akan menimbulkan kompresor stall. Arti stall adalah kehilangan daya angkat akibat aliran udara tidak mengalir mulus, sebuah istilah yang biasa dipakai untuk aerofoil pada sayap. Bilah-bilah kipas kompresor juga berupa aerofoil sehingga kompresor stall mengacu pada ketidak mampuan kompresor menghisap udara dengan baik sehingga menyebabkan ketidakseimbangan pasokan udara ke mesin.
 
Belum lagi sifat pesawat tempur yang memiliki daya tanjak yang juga ekstrimekstrem, sanggup terbang dari ketinggian 0 feet sampai 50,000 feet dalam waktu kurang dari semenit. Tidak heran desain material mesin jet pesawat tempur dirancang khusus, berbeda dengan pesawat komersial agar tahan suhu ekstrimekstrem yang datang mendadak.
 
===FADEC===
Baris 36:
*
{{Komponen mesin gas turbin pesawat terbang}}
 
{{pesawat-stub}}
[[Kategori:Mesin jet]]