Dataran tinggi Gayo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -Di masa +Pada masa , - di Masa + pada Masa , - di masa-masa + pada masa-masa , -Di masa-masa +Pada masa-masa )
HsfBot (bicara | kontrib)
k Clean up, replaced: ekstrim → ekstrem (2) using AWB
Baris 17:
 
Salah satu cerita rakyat yang paling populer di Bener Meriah adalah Sejarah [[Gajah Putih]].
 
 
<big>
Baris 34 ⟶ 33:
Seperti di Jawa, pasca revolusi fisik pemerintah Indonesia terkadang menghadiahkan perkebunan kopi peninggalan Belanda tersebut kepada para petinggi militer sebagai penghargaan atas jasa dan perjuangan mereka. Contohnya seperti perkebunan [[Klatak, Kalipuro, Banyuwangi|Kali Klatak]] di Banyuwangi, perkebunan kopi seluas 1300 hektare yang dulunya milik Belanda dihadiahkan oleh Pemerintah Indonesia kepada seorang perwira militer bernama Suhud. Di Gayo pun begitu, sebuah perkebunan milik Belanda beserta Pabriknya yang terletak di desa [[Bandar Lampahan, Timang Gajah, Bener Meriah|Bandar Lampahan]] (kini masuk wilayah administratif [[Bener Meriah]]), tepat di kaki gunung berapi aktif Burni Telong, dihadiahkan oleh pemerintah kepada seorang perwira militer asal Gayo bernama [[Ilyas Leubee]] yang pada masa revolusi fisik menyabung nyawa di medan perang Medan Area. Tapi berbeda dengan Suhud, Ilyas Leubee tidak mengambil hadiah itu untuk dirinya sendiri. Ilyas Leubee yang kini telah almarhum, membagikannya kepada masyarakat sekitar dan tidak melanjutkan pengelolaan kebun itu, sehingga pabrik peninggalan Belanda itupun terbengkalai dan menjadi besi tua sampai sekarang.
Mendapati bahwa ternyata tanaman Kopi sangat menguntungkan. Para petani yang tidak kebagian kebun kopi pun, mulai menanami lahan-lahan kosong di sekitarnya dengan tanaman kopi, sehingga saat ini terdapat sedikitnya 90 ribu hektare perkebunan kopi di dataran tinggi Gayo yang sekarang dipisahkan menjadi dua kabupaten. Ini menjadikan dataran tinggi Gayo sebagai produsen kopi Arabica terbesar tidak hanya di Indonesia, tapi juga Asia.
Karena kebun kopi di Gayo dikelola oleh petani individual dengan rata-rata kepemilikan lahan maksimum 2 hektare. Karakter kopi Gayo menjadi sangat beragam, sudahlah jenis tanah dan ketinggian tumbuh yang berbeda bahkan terbilang ekstrimekstrem. (Tanah Vulkanis di Lukup Sabun, Bandar lampahan, Simpang Balik dan wilayah Bener Meriah lainnya dan bukan vulkanis di Jagong Jeget, Batu Lintang dan sekitarnya. Ketinggian sekitar 700-an Mdpl di [[Singah Mulo, Pintu Rime Gayo, Bener Meriah|Singah Mulo]], sampai 1500-an Meter di Lukup Sabun). Varietas kopi yang ditanam pun berbeda-beda, mulai dari Bourbon sampai Catimor dengan aneka ragam variasinya. Belum lagi kita bicara penanganan pasca panen.
Semua ini menjadikan [[Kopi Gayo]] menjadi kopi yang sangat unik dalam pandangan para pecinta kopi di dunia. Rasa kopi Gayo tidak pernah stabil tapi skor-nya selalu di atas rata-rata. Dan ajaibnya belakangan ditemukan, segala perbedaan ekstrimekstrem yang ada di Tanoh Gayo ini, membuat segala macam rasa khas kopi istimewa Dunia ada di [[Tanoh Gayo]]. Rasa khas Kopi Kintamani, Sulawesi bahkan sampai Kolombia dan Kenya pun bisa ditemukan di tanah ajaib ini. Keajaiban seperti yang ada di [[Gayo]], tidak dapat ditemukan di sentra produksi kopi manapun di planet Bumi.
Seperti Tuhan yang menghadiahkan Bordeaux yang layaknya surga bagi para pecinta anggur, ternyata Tuhan pun sudah menghadiahkan [[Gayo]] bagi para pecinta kopi di dunia.
Bedanya, kalau Bordeaux mendapat apresiasi tinggi di Perancis sana, baik dari warga maupun pemerintahnya. [[Gayo]], saat ini masih sedang berjuang mendapat apresiasi yang sangat layak didapatkannya, meskipun sekarang belum sampai ke tahap itu.
 
 
== Pranala luar ==