Putera Sampoerna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Clean up, replaced: ekstrim → ekstrem (2) using AWB
Baris 89:
Sukurlah, keputusan Pak Putera itu bukan keputusan akhir. Kalau itu keputusan akhir, ya ''udah'', bangkrut. Percuma kami membangun merek yang belum apa-apa bangkrut, membangun merek lagi, bangkrut lagi, berarti ''habis-habisin'' uang. ''Mumpung'' keputusan Pak Putera belum keputusan akhir, kita masih banyak waktu untuk berpikir mencari jalan keluar. Karena, setiap kali kami mencari jalan keluar memang ''nggak'' ada jalan keluar, ''gitu lho''. Karena, pasar tidak bisa menerima.
 
Dalam rapat-rapat tersebut, akhirnya tercetuslah suatu pertanyaan dari saya : "Bagaimana kalau kita naikkan harganya secara ekstrimekstrem, supaya bisa diterma oleh masyarakat".
 
Saya tanya ke bagian penjualan "Kalau misalkan kita naikkan harga A Mild ini secara ekstrimekstrem, bagaimana dampaknya terhadap penjualan?". Maka, keluarlah perhitungan biaya per batang sebesar Rp 50, perhitungan biaya per batang yang paling kecil untuk kelompok rokok segmen harga kelas atas pada masa itu. Maka, kami putuskan bersama pada waktu itu : "Baiklah, kita putuskan, naikkan harga!".
 
Ternyata penjualan bukannya turun, tapi malahan naik.<ref>"Produsen rokok kretek, HOS (House Of Sampoerna), naikkan produksi A Mild 2x lipat, investasi lagi Rp 40 miliar". [[Bisnis Indonesia]], [[1991]]</ref>