Pengaringan, Pejagoan, Kebumen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k top: fix edit
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{rapikan}}
 
{{desa
|peta =
|nama =[[Pengaringan]]
|provinsi =[[Jawa Tengah]]
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =[[Kebumen]]
|kecamatan =[[Pejagoan]]
|kode pos =54361
|nama pemimpin =BejoTriyono priyantoAdi
|luas =...951 km²Ha
|penduduk =... jiwa
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
'''Pengaringan''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Pejagoan, Kebumen|Pejagoan]], [[Kabupaten Kebumen|Kebumen]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
 
== Batas-batas Wilayah ==
# Utara : [[Watulawang, Pejagoan, Kebumen|Desa Watulawang]] dan [[Peniron, Pejagoan, Kebumen|Desa Peniron]]
# Timur: [[Peniron, Pejagoan, Kebumen|Desa Peniron]]
# Selatan :[[Kebagoran, Pejagoan, Kebumen|Desa Kebagoran]]
# Barat : [[Kecamatan Sruweng]]
 
== Pembagian Wilayah ==
Desa Pengaringan terdiri dari 2 [[Rukun Warga]]/(RW) dan 6 [[Rukun Tetangga]]/(RT). [[Rukun Warga]](RW) 1 diterletak diwilayah sebelah barat sehingga sering disebut [[dengan ''Blok]] KulonKulo''. Sebaliknya, [[Rukun Warga]](RW) 2 diyang berada diwilayah sebelah timur yang sering disebut dengan nama ''Blok Wetan''. [[WetanRukun Warga]]. (RW) 1 terdiri dari 3 [[Rukun Tetangga]]/(RT) yakni RT 1, RT 2, dan RT 3. [[Rukun Warga]](RW) 2 terdiri dari 3 [[Rukun Tetangga]]/(RT) yakni RT 4, RT 5, dan RT 6. Tiap RT rata-rata dihuni oleh belasan Kepala Keluarga.
 
== Geografi ==
Desa Pengaringan berada diatas Perbukitan yang masih merupakan bagian rangkaian Perbukitan Krewed-Condong-Tutukan dengan ketinggian dataran antara 100-400 meter diatas permukaan air laut ([[Mdpl]]).
 
== Aksesbilitas ==
[[Desa]] Pengaringan terletak di sebelah utara Kota Kebumen. Jarak dari kotapusat [[Kabupaten Kebumen]] sekitar 20 km. Sekitar 25-40 menit ditempuh dengan [[mobil]] pribadi atau motor. Sedangkan jika ditempuh dengan [[angkutan]] kota sekitar 1 jam. Jalur transportasi melalui [[Jembatan [[Tembana]] (pertigaan) ke utara melewati jalur [[Kebumen, Kebumen|Kota Kebumen]]-[[Peniron, Pejagoan, Kebumen|Peniron]] danlalu turun di Dukuh Curug, ataupun[[Peniron, Pejagoan, Kebumen|Desa Peniron.]] Darimaupun dari pusat [[CurugPeniron, Pejagoan, Kebumen|Desa Peniron]]. danDari Penironkedua titik tersebut kemudian bisa ditempuh dengan jalan kaki, motor, atau mobil melalui jalur jalan non-aspal (pelurancor/beton).
 
== Penduduk ==
[[Desa]] Pengaringan terletak di sebelah utara Kota Kebumen. Jarak dari kota Kebumen sekitar 20 km. Sekitar 25-40 menit ditempuh dengan [[mobil]] pribadi atau motor. Sedangkan jika ditempuh dengan [[angkutan]] kota sekitar 1 jam. Jalur transportasi melalui Jembatan [[Tembana]] (pertigaan) ke utara melewati jalur Kebumen-Peniron dan turun di Curug ataupun Peniron. Dari [[Curug]] dan Peniron bisa ditempuh dengan jalan kaki, motor, atau mobil melalui jalur jalan non-aspal (peluran/beton).
[[Penduduk]]Jumlah penduduk Desa Pengaringan tidak banyak karena wilayahnya yang cukup kecil dibandingkan desa-desa di sekitarnya. Dihuni oleh sekitar 100-an keluarga. Para pemuda desa banyak yang [[merantau]] dan berhasil meningkatkan taraf kehidupannya. [['''PEWARING]]''' merupakan wadah silaturahmi warga Pengaringan di perantuan yang rutin mengadakan kegiatan di desanya, terutama saat [[mudik]] Idul Fitri. Pengaringan berada di daerah pegunungan dengan pemandangan desa yang [[asri]]. Sawah ladang masih mendominasi wilayah desa. Penduduk Pengaringan mayoritas sebagai petani.
 
== Agama & Bahasa ==
Pengaringan terdiri dari 2 RW dan 6 RT. RW 1 di sebelah barat sehingga sering disebut [[Blok]] Kulon. RW 2 di sebelah timur yang sering disebut Blok [[Wetan]]. RW 1 terdiri dari RT 1, RT 2, dan RT 3. RW 2 terdiri dari RT 4, RT 5, dan RT 6. Tiap RT rata-rata dihuni oleh belasan Kepala Keluarga.
Warga yang mayoritas beragama [[Islam]] dan sebagian [[Kristen]] hidup berdampingan dengan damai. Mereka hidup [[rukun]], saling bantu-membantu, dan bekerjasama dalam kehidupan sehari-hari sebagai "keluarga" warga desa. Perbedaan agam tidak menjadi penghalang untuk hidup bersama di masyarakat. Bahkan, banyak di antara warga yang keluarga besarnya beda agama (Islam dan Kristen). Dalam kesehariannya, warga Pengaringan berkomunikasi dengan bahasa Jawa dialek (logat) [[Banyumasan (bahasa)|Banyumasan]] yang identik dengan aksen "a" dalam vokal dan "k" di akhir kata. Seperti kata "sego" (nasi) dalam dialek Bandhek (Solo-Jogja) diucapkan "sega" dalam dialek [[Banyumasan (bahasa)|Banyumasan]]. Kata "bapak" diucapkan "bapa'" (huruf "k" tidak ditekan keras) dalam dialek Bandhek, diucapkan "bapak" (dengan huruf "k" diucapkan ditekan keras ("medhok") dalam dialek [[Banyumasan (bahasa)|Banyumasan]].
 
== Sosial & Budaya ==
[[Penduduk]] Pengaringan tidak banyak karena wilayahnya yang cukup kecil dibandingkan desa-desa di sekitarnya. Dihuni oleh sekitar 100-an keluarga. Para pemuda desa banyak yang [[merantau]] dan berhasil meningkatkan taraf kehidupannya. [[PEWARING]] merupakan wadah silaturahmi warga Pengaringan di perantuan yang rutin mengadakan kegiatan di desanya, terutama saat [[mudik]] Idul Fitri.
Desa Pengaringan memiliki lokasi utama yang ramai dan bisa disebut sebagai "ibukota" desa, yaitu daerah GANG''Gang''. Gang asalnya adalah pasar desa yang dulunya buka setiap Senin dan Kamis. Sekarang di daerah gang terdapat kios yang menetap. Gang merupakan pusat desa dimana terdapat [[Balaidesa]], Masjid Nurul Huda, Pasar (Gang), Gardu Desa, dan SDN Pengaringan. SDN1 Pengaringan sekarang dikepalai oleh "Putra Pengaringan" yaitu Bp. Warno. Wilayah Gang ini berada di RT 4. Di Gang ini terdapat pohon Ketapang yang sangat besar dan rimbun (berdiameter sekitar 3 meter) yang telah berumur ratusan tahun. Selain pohon [[Ketapang]] yang masih hidup dan dipelihata sampai sekarang, terdapat pula pohon Saman yang usia dan besarnya hampir sama dengan pohon Ketapang, namun sekarang sudah ditebang karena sudah lapuk. Konsep "kekeluargaan" masih menjadi pedoman dalam kehidupan warga Pengaringan. [[Gotong royong]] menjadi [[tradisi]] dalam menggarap sawah, ladang, membangun rumah, jalan, bangunan desa, hajatan (pernikahan, sunatan, kematian). Upacara dan kegiatan tradisi juga masih dilakukan seperti Becek (Memasak gulai kambing untuk dimakan bersama warga satu desa), kenduri sedekah bumi, kenduri saat Idul Fitri. Kesenian [[Ebeg]] (kuda lumping) juga dimiliki oleh warga Pengaringan dan masih eksis.
 
== Sarana & Prasarana ==
Pengaringan berada di daerah pegunungan dengan pemandangan desa yang [[asri]]. Sawah ladang masih mendominasi wilayah desa. Penduduk Pengaringan mayoritas sebagai petani. Terdapat SD Negeri Pengaringan yang menjadi tempat menuntut ilmu anak-anak desa Pengaringan dan desa di sekitarnya seperti [[Peniron]] (Dusun Curug, Pranji), [[Kebagoran]] (Dusun Klantang, Cawangan), dan [[Condongcampur]].
 
1. Sekolah
Desa Pengaringan memiliki lokasi utama yang ramai dan bisa disebut sebagai "ibukota" desa, yaitu daerah GANG. Gang asalnya adalah pasar desa yang dulunya buka setiap Senin dan Kamis. Sekarang di daerah gang terdapat kios yang menetap. Gang merupakan pusat desa dimana terdapat [[Balaidesa]], Masjid Nurul Huda, Pasar (Gang), Gardu Desa, dan SDN Pengaringan. SDN Pengaringan sekarang dikepalai oleh "Putra Pengaringan" yaitu Bp. Warno. Wilayah Gang ini berada di RT 4. Di Gang ini terdapat pohon Ketapang yang sangat besar dan rimbun (berdiameter sekitar 3 meter) yang telah berumur ratusan tahun. Selain pohon [[Ketapang]] yang masih hidup dan dipelihata sampai sekarang, terdapat pula pohon Saman yang usia dan besarnya hampir sama dengan pohon Ketapang, namun sekarang sudah ditebang karena sudah lapuk.
: Terdapat SD Negeri 1 Pengaringan yang menjadi tempat menuntut ilmu anak-anak desa Pengaringan dan desa di sekitarnya seperti anak-anak Dukuh Curug, [[Peniron, Pejagoan, Kebumen|Desa Peniron]], Dukuh Klantang dan Cawangan [[Kebagoran, Pejagoan, Kebumen|Desa Kebagoran]] dan [[Condongcampur, Sruweng, Kebumen|Desa Condongcampur]]. SD Negeri 1 Pengaringan sekarang dikepalai oleh "Putra Pengaringan" yaitu Bp. Warno.
 
2. Tempat Ibadah
Selain masjid Nurul Huda, di Pengaringan terdapat [[Gereja]] Kristen Jawa (GKJ) di RT 1. Warga yang mayoritas beragama [[Islam]] dan sebagian [[Kristen]] hidup berdampingan dengan damai. Mereka hidup [[rukun]], saling bantu-membantu, dan bekerjasama dalam kehidupan sehari-hari sebagai "keluarga" warga desa. Perbedaan agam tidak menjadi penghalang untuk hidup bersama di masyarakat. Bahkan, banyak di antara warga yang keluarga besarnya beda agama (Islam dan Kristen).
: Selain Masjid Nurul Huda, di Pengaringan terdapat [[Gereja]] Kristen Jawa (GKJ) di RT 1.
 
3. Pemakaman Umum
Konsep "kekeluargaan" masih menjadi pedoman dalam kehidupan warga Pengaringan. [[Gotong royong]] menjadi [[tradisi]] dalam menggarap sawah, ladang, membangun rumah, jalan, bangunan desa, hajatan (pernikahan, sunatan, kematian). Upacara dan kegiatan tradisi juga masih dilakukan seperti Becek (Memasak gulai kambing untuk dimakan bersama warga satu desa), kenduri sedekah bumi, kenduri saat Idul Fitri. Kesenian [[Ebeg]] (kuda lumping) juga dimiliki oleh warga Pengaringan dan masih eksis.
[[Makam]]: Pemakaman di desa Pengaringan ada 2, pertama yaitu makam di perbatasan RT 1 dan RT 4 yang berada di atas bukit (mayoritas makam warga Muslim) dan kedua makam di daerah Telar (RT 1) yang mayoritas makam warga Kristen).
 
== Potensi ==
Dalam kesehariannya, warga Pengaringan berkomunikasi dengan bahasa Jawa dialek (logat) [[Banyumasan (bahasa)|Banyumasan]] yang identik dengan aksen "a" dalam vokal dan "k" di akhir kata. Seperti kata "sego" (nasi) dalam dialek Bandhek (Solo-Jogja) diucapkan "sega" dalam dialek [[Banyumasan (bahasa)|Banyumasan]]. Kata "bapak" diucapkan "bapa'" (huruf "k" tidak ditekan keras) dalam dialek Bandhek, diucapkan "bapak" (dengan huruf "k" diucapkan ditekan keras ("medhok") dalam dialek [[Banyumasan (bahasa)|Banyumasan]].
Wilayah desa Pengaringan yang berada di pegunungan memiliki bukitpanoram alam yang indah seperti dapat dilihat dari Bukit Gligir (di wilayah Gang RT 4), serta dari Bukit Tegal Wetan (RT 4 dan RT 6). danDan yang paling terkenal adalah panorama Gunung Pranji di sebelah utara desa (di RT 1 dan 2). Gunung Pranji memiliki hidung dan mulut tampak seperti kepala menengadah jika dilihat dari kejauhan. Gunung Pranji merupakan salah satu keunikan dan [[pesona]] desa Pengaringan yang biasanya dikunjungi anak-anak muda untuk camping atau sekadar panjat gunung. Selain bukit dan gunung, desa pengaringan memiliki danau alami yang disebut Ceblungan (di RT 4) dan bendungan buatan (DAM) atau sering disebut Cekdam (di RT 2) yang cukup luas. Air Cekdam ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air warga Pengaringan dan desa sekitarnya, selain digunakan untuk memelihara ikan. Areal persawahan berada di Watu Barut (RT 4), Ceblungan dan Buda (RT 4), [[Cekdam]] dan Telar (RT 1 dan RT 2).
 
Wilayah desa Pengaringan yang berada di pegunungan memiliki bukit Gligir (di wilayah Gang RT 4), Tegal Wetan (RT 4 dan RT 6) dan Gunung Pranji di sebelah utara desa (di RT 1 dan 2). Gunung Pranji memiliki hidung dan mulut tampak seperti kepala menengadah jika dilihat dari kejauhan. Gunung Pranji merupakan salah satu keunikan dan [[pesona]] desa Pengaringan yang biasanya dikunjungi anak-anak muda untuk camping atau sekadar panjat gunung. Selain bukit dan gunung, desa pengaringan memiliki danau alami yang disebut Ceblungan (di RT 4) dan bendungan buatan (DAM) atau sering disebut Cekdam (di RT 2) yang cukup luas. Air Cekdam ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air warga Pengaringan dan desa sekitarnya, selain digunakan untuk memelihara ikan. Areal persawahan berada di Watu Barut (RT 4), Ceblungan dan Buda (RT 4), [[Cekdam]] dan Telar (RT 1 dan RT 2).
 
[[Makam]] di desa Pengaringan ada 2, pertama yaitu makam di perbatasan RT 1 dan RT 4 yang berada di atas bukit (mayoritas makam warga Muslim) dan kedua makam di daerah Telar (RT 1) yang mayoritas makam warga Kristen).
 
{{Pejagoan, Kebumen}}