Krisis Lebanon 1958: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 33:
 
== Latar belakang ==
Pada Juli 1958, Lebanon terancam perang saudara antara [[Kekristenan Maronit di Lebanon|kaum Kristen Maronit]] dengan kaum [[Muslim]]. Ketegangan dengan [[Mesir]] telah memanas pada awal tahun 1956 ketika [[Presiden Lebanon]] yang pro-Barat dan beragama Kristen [[Camille Chamoun]] tidak memutuskan hubungan diplomatik dengan negara-negara Barat yang menyerang Mesir selama [[Krisis Suez]], sehingga memicu kemarahan Presiden Mesir [[Gamal Abdel Nasser]]. Hubungan semakin memburuk setelah Chamoun menunjukkan kedekatannya dengan [[Organisasi Traktat Pusat|Pakta Baghdad]]. Nasser merasa bahwa Pakta Baghdad yang pro-Barat mengancam [[nasionalisme Arab]]. Sebagai tanggapan, Mesir dan [[Suriah]] bersatu menjadi [[Republik Arab Bersatu]]. [[Perdana Menteri Lebanon]] yang beraliran [[Sunni]] [[Rashid Karami]] mendukung Nasser pada tahun 1956 dan 1958. Karami membentuk pemerintahan rekonsiliasi nasional setelah krisis pada tahun 1958 berakhir.
 
Kaum Muslim Lebanon ingin agar pemerintah bergabung dengan Republik Arab Bersatu, sementara kaum Kristen ingin tetap dekat dengan negara-negara Barat. Pemberontakan Muslim yang konon didukung oleh Republik Arab Bersatu membuat Presiden Chamoun melayangkan protes kepada [[Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa]]. [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] mengirim sekelompok penyelidik yang melaporkan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan adanya intervensi dari Republik Arab Bersatu.