Ahmad Syathibi al-Qonturi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sundanesia (bicara | kontrib)
Perbaikan referensi
Sundanesia (bicara | kontrib)
Perbaikan referensi
Baris 104:
Kemudian Mama Gentur pulang ke Cianjur melanjutkan mengaji ke Syeikh Shoheh Bunikasih, kemudian mukim di Gentur.
== Mendirikan Pesantren ==
Sebelum muqim, dia membaca ''Shalawat Nariyyah'' terlebih dahulu sebanyak 4444 kali dengan maksud supaya mukimnya ditambah-tambah ilmu dan tambah-tambah manfaatnya.<ref> name="Qoidatul Muhtaj24">''Qoidatul Muhtaj'', p. 24</ref><ref> name="Tashilul Hilali13">''Tashilul Hilali'', p. 13</ref>
 
Cara [[Mama Gentur]] dalam menyebarkan ilmunya yaitu dia tidak pernah mengajarkan suatu ilmu kepada murid-muridnya kecuali telah ia amalkan terlebih dahulu. Seperti dia ''mengijazahkan'' [[shalawat]] untuk umum sesudah diamalkan terlebih dahulu selama 40 tahun. Dia pernah diminta mengaji kitab ''[[Tuhfah Muhtaj]]'', sebelum belajar mangaji dia puasa dulu selama empatpuluh hari.<ref> name="Ar-Risalatul14-16">''Ar-Risalatul Qonturiyah'', p. 14-16</ref>
 
Jika makan, dia cukup di mangkok dengan garam. Dia tidak pernah makan enak sebagaimana keadaan dia pada waktu ''nyantri'' di [[pesantren]]. Suatu ketika, dia khusus diundang makan-makan oleh "Om Muharam". Ia adalah seorang saudagar kaya raya di [[Cianjur]]. Segala makanan dan minuman disediakan. Namun, yang dimakan dia cuma sedikit nasi yang dicuilkan ke garam saja. Begitulah menu dia makan selamanya.<ref> name="Ar-Risalatul0607">''Ar-Risalatul Qonturiyah'', p. 06-07</ref> Cuma pernah sesekali makan agak beda, termasuk mewah menurut dia yaitu waktu makan dengan ''pepes burayak'' (ikanBurayak = Anak Ikan atau Ikan kecilKecil) hasil ternak dia, sebab ''kasab'' dia yaitu ternak telur ikan hingga jadi ''burayak''.
 
Malah, suatu ketika [[Mama Gentur]] berternak telur ikan di kolam. Ketika sudah jadi ''burayak'', tidak biasanya waktu itu bibit telur jadi dan mulus semuanya. Dari situ Mama memanggil pekerjanya yang bernama ''Ki Yusuf''. Kata dia, "Suf, coba kesini bawa cangkul!" Ki Yusuf menjawab, "Ada apa, Kang?" Kata Mama Gentur, "Kamu lobangi pinggir kolam ini, kemudian buanglah sebagian airnya!" Ki Yusuf heran, "Kalau begitu bukankah ''burayaknya'' pasti pada kabur, Kang?" Kata Mama Gentur, "Iya sengaja biar pada kabur ikan-ikannya takutnya ini ''istidraj'' karena sadar diri belum bisa ibadah". Setelah terbuang sebagian air dan ikan-ikannya, barulah Ki Yusuf disuruh menutup kembali lubang air tadi.<ref> name="Ar-Risalatul1112">''Ar-Risalatul Qonturiyah'', p. 11-12</ref>
 
== Karya Tulis ==