Teori kealamian media: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Penambahan materi
Penambahan materi
Baris 26:
 
== Ambiguitas komunikasi ==
Individu dibesarkan dalam lingkungan budaya yang berbeda. Hal tersebut mengakibatkan manusia memiliki cara memproses komunikasi yang berbeda-beda, yang pada akhirnya membuat individu menginterpretasikan informasi dengan cara yang berbeda, terutama ketika manusia tidak mendapatkan informasi yang diharapkan dan diperlukan.<ref name="Kock:0" (2004)"/><cite class="citationOleh journal">Kockkarena Nitu, (2004)dalam komunikasi setiap individu membutuhan informasi yang lengkap sesuai dengan kebutuhan masing-masing. </cite></ref>Dalam konteks ini, Kock menemukan bahwa otak manusia secara otomatis akan terus mencari informasi-informasi yang dibutuhkan sampai seorang individu dapat mengerti sebuah pesan dengan jelas.<ref name="Kock (2005):4" /> Beberapa informasi yang dicari adalah informasi yang bisa didapatkan dalam konteks komunikasi tatap muka, beberapa di antaranya:<citeref classname="citation journal:2" />Kock Npetunjuk-petunjuk informasi yang berkaitan dengan konteks dimana infomasi itu ada (2005hal ini terpenuhi dengan mudah jika komunikasi dilakukan di tempat yang sama atau ''co-located'' ''communication'')., proses timbal balik yang cepat atau ''immediate'' ''feedback'' (hal ini terpenuhi dalam komunikasi yang dilakukan secara bersamaan atau ''synchronous communication'') dalam bentuk ekspresi-ekspresi wajah, bahasa tubuh dan intonasi suara.</cite></ref name=":2" /> 
 
Ketika sebuah informasi tidak diterima sesuai dengan apa yang diharapkan dan diperlukan, manusia akan mencoba “mengisi” atau “fill in the gaps” informasi-informasi yang tidak tersedia, dan kemudian menafsirkan pesan yang ada dalam ambiguitas yang tinggi.<ref name=":4" /><ref name=":3" /> Tentu dalam tingkat ambigutas pesan yang tinggi, sangat mungkin seseorang salah menafsirkan sebuah pesan.<ref name=":2" /> Misalnya, ada sebuah observasi empiris yang menunjukkan bahwa adanya dapat terjadi perbedaan interpretasi atas sebuah kritik yang konstruktif yang diberikan lewat media yang alami (komunikasi tatap muka) dan yang kurang alami (''e-mail'').<ref name=":4" /> Seseorang akan menafsirkan kritik yang konstruktif sebagai sebuah kritik yang membangun karena penyampaiannya diperhalus dengan bahasa non-verbal (seperti nada suara yang tidak tinggi. Sebaliknya, jika kritik yang konstruktif disampaikan lewat media komunikasi ''e-mail'' maka dapat terjadi sebuah penafsiran yang berkesimpulan bahwa kritik itu adalah kritik yang kasar dan tidak membangun. 
Berdasarkan teori kealamian media, berkurangnya kealamian dalam sebuah media akan berakibat pada meningkatnya ambiguitas dari sebuah pesan, yang dapat mengakibatkan terjadinya misinterpretasi terhadap sebuah pesan.<ref name="Kock (2005)"><cite class="citation journal">Kock N (2005). </cite></ref>
 
== Gairah fisiologis ==