Gereja Santo Antonius, Kotabaru: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 25:
Gereja Katolik Santo Antonius Kotabaru terletak di persimpangan Jalan Abu Bakar Ali (''Boulevard Jonquière'') dan Jalan I Dewa Nyoman Oka (''Sultansboulevard'') Yogyakarta.<ref name=jogja>{{cite web|url=http://bpadjogja.info/article/site/view/id/520/t/gereja-katolik-santo-antonius-kotabaru|authors=Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah D.I Yogyakarta|title= Gereja Katolik Santo Antonius Kotabaru|first=|last=|year=|location=|issn=|isbn=|publisher=|date=28 Desember 2013|accessdate=28 September 2015}}</ref>
== Sejarah ==
=== ''Nieuwe Wijk'' ===
Pertumbuhan jumlah warga Belanda di Yogyakarta akibat berkembangnya perkebunan dan industri gula pada peralihan abad ke-19 dan 20 menyebabkan Residen Belanda saat itu, Canne, memohon kepada [[Hamengkubuwana VII|Sri Sultan Hamengkubuwana VII]] untuk memberikan wilayah khusus bagi masyarakat Belanda.Sri Sultan mengabulkan dan rancangan perluasan lahan diatur dalam ''Rijksbland van Sultanaat Djogjakarta'' No 12 tahun 1917. Wilayah Kotabaru (saat itu bernama ''Nieuwe Wijk'') mulai dikerjakan pada tahun 1917-1920 dengan arsitektur bergaya Belanda. Area perumahan tersebut dilengkapi berbagai fasilitas seperti [[rumah sakit]], [[sekolah]], dan tempat ibadah.<ref name=pemuda>{{cite web|url=http://pemudakotabarujogja.blogspot.co.id/2013/02/sejarah-kota-baru-yogyakarta.html|authors=Pemuda Kotabaru|title= Sejarah Kota Baru Yogyakarta|first=|last=|year=|location=|issn=|isbn=|publisher=|date=1 Februari 2013|accessdate=28 September 2015}}</ref>
Pada mulanya, warga Belanda yang tinggal di sana mayoritas ber[[agama Kristen]] sehingga pada tahun 1923 dibangun Gereja Kristen Gereformeerd (''Gereformeerd Kerk'') (sekarang bernama [[Gereja Huria Kristen Batak Protestan, Yogyakarta]]) bagi warga Belanda. Penduduk Jawa di Kotabaru juga memiliki gereja Kristen sendiri, yaitu Gereja Kristen Jawa. Setelah penduduk Belanda beragama Katolik berdatangan, kegiatan keagamaan dilakukan di rumah pribadi milik Perquin.<ref name=pemuda/>
=== Pembangunan gereja ===
[[
Bangunan gereja Santo Antonius dibangun sebagai bagian dari kawasan khusus perumahan dengan fasilitas lengkap oleh Belanda sekitar tahun 1920an. Sebelum gereja dibangun, pada tanggal 18 Agustus 1922, Romo Xaverius Strater SJ membangun [[Kolese Santo Ignatius]] (''Kolsani'') dan Seminari Tinggi (''Novisiat Kolsani''). Karena kebutuhan umat semakin meningkat sementara kapasitas kapel di Kolose Santo Ignatius hanya terbatas, Romo Strater mengusulkan pembangunan tempat ibadah yang lebih luas. Melalui perantaraan Romo J. Hoeberechts, Provinsial Serikat Jesus Indonesia saat itu, dana dapat diperoleh dari [[Belanda]] dengan pesan bahwa nama gereja yang akan dibangun selanjutnya diberi nama Santo Antonius van Padua. Gereja Santo Antonius berada di bawah naungan Paroki Kidul Loji hingga akhirnya pada tanggal 1 Januari 1934 menjadi paroki tersendiri. Sebagaimana kebanyakan gereja lainnya, aktivitas di Gereja Santo Antonius sempat berhenti selama [[pendudukan Jepang di Indonesia]].<ref name=wisata/><ref name=jogja/>
Romo J. Strommesand SJ melanjutkan kepemimpinan Romo Strater. Ia mengembangkan pendidikan dan membangun berbagai sekolahan seperti [[Sekolah Dasar]] dan [[Sekolah Menengah Pertama]] [[Kanisius]] di berbagai tempat, dan [[Sekolah Menengah Atas]] Stella Duce dan [[SMA Kolese De Britto Yogyakarta]].<ref name=wisata/>
== Jadwal misa ==
{| {{Prettytable}}
|-
Baris 56:
|}
== Galeri ==
<gallery>
File:St Antonius Church, Yogya (2).jpg|Aula kebaktian
Baris 63:
</gallery>
== Lihat pula ==
* [[Gereja Katolik di Indonesia]]
* [[Kolese Santo Ignatius]]
== Referensi ==
{{reflist}}
{{katolik-stub}}
[[Kategori:Gereja Katolik di Indonesia]]
[[Kategori:Keuskupan Agung Semarang]]
|