Sulawesi dan Dependensinya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k cosmetic changes |
k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 52:
'''Celebes Belanda''' mengacu pada periode pemerintahan kolonial di pulau [[Sulawesi]] sebagai wilayah dagang [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] sejak 1699<ref>http://www-laep.ced.berkeley.edu/~xingliu/caverlee/MappingIslam/JavaTestRun/data/muslim_expansion_points3.dbf</ref> sampai awal 1800-an, kemudian menjadi bagian dari [[Hindia Belanda]] sampai 1945. Keberadaan Belanda di daerah ini diawali dengan perebutan [[Sulawesi]] dari Portugal dan berakhir dengan proklamasi kemerdekaan [[Indonesia]]. Celebes sekarang disebut [[Sulawesi]]. Ibu kota Makassar sering ditulis Macassar, Makassar, Macaçar, Mancaçar, atau Goa, Gowa (tidak sama dengan Goa, ibu kota India Portugal).<ref>http://www.zum.de/whkmla/region/seasia/xmakassar.html</ref> Nama Ujung Pandang juga pernah digunakan.
== Sejarah ==
Sulawesi sebelum masa pemerintahan Belanda merupakan bagian dari [[Kesultanan Gowa]]. Pada tahun 1660, armada kapal besar pimpinan Johan van Dam mengebom Makassar. Sejak 1667 sampai seterusnya, VOC berkantor di [[Fort Rotterdam]] di pelabuhan Makassar. Benteng ini didirikan tahun 1669.<ref>D. F. Lach, E. J. Van Kley, Asia in the Making of Europe, Volume III: A Century of Advance. Book 3: Southeast Asia. University of Chicago Press, 1993. ISBN 0-226-46754-6</ref> Setelah empat bulan memaksa [[Hasanuddin dari Gowa|Sultan Hasanuddin]] untuk takluk, Perjanjian Bongaya ditandangani pada tanggal 18 November 1667 dan pemerintahan Belanda sah berdiri di daerah itu.<ref>D. G. E. Hall, A history of South-East Asia. St Martin's Press, New York, 1981. ISBN 0-333-24164-9</ref> Celebes dan Dependensinya ("Celebes en Onderhoorigheden") adalah nama wilayah pemerintahan kolonial ini pada 1847-1924. Tahun 1925, daerah ini menjadi keresidenan Hindia Belanda dan dibagi menjadi beberapa bagian. Ibu kotanya adalah Makassar. Nama Makassar sebelumnya dipakai sebagai nama wilayah pemerintahan kolonial ini.<ref>Martinus Nijhoff en E.J. Brill, Encyclopædie van Nederlandsch-Indië. 's-Gravenhage en Leiden, 1917-1939</ref><ref>Cribb, Robert, Historical Atlas of Indonesia. Richmond Surrey: Curzon Press, 2000. ISBN 0-7007-0985-1</ref>
== Gubernur ==
* Johan Sautijn<ref>H. Hägerdal, Hindu rulers, Muslim subjects: Lombok and Bali in the seventeenth and eighteenth centuries. White Lotus Press, 2001. ISBN 974-7534-11-8</ref> (-1737)
* Adriaan Hendrik Smout (1737-)<ref>W. Cummings, Makassar Annals. University of Hawaii Press, 2011. ISBN 90-6718-366-0</ref>
* [[Joan Gideon Loten]] (1744-1750)
* Roelof Blok
* Charles Christiaan Tromp<ref>A. J. P. Raat, The Life of Governor Joan Gideon Loten (1710 - 1789). A Personal History of a Dutch Virtuoso. Verloren, 2010. ISBN 90-8704-151-9</ref>
* [[:nl:A.J. Quarles de Quarles|A.J. Quarles de Quarles]]
* [[:nl:Henri Nicolas Alfred Swart|Henri Nicolas Alfred Swart]]<ref>http://www.defensie.nl%2Fnimh%2Fcollecties%2Fdocumentatie%2Fcollectie_nederlands_indie%2F&ei=oIkeT_PVLIPi4QTC_uG9Dw&usg=AFQjCNFnoH8Ncy0vxLjA2bBUg1BvqaZeOw&sig2=-0muz-SfYF8TWI3tQTLYPQ</ref>
* J. Grudelbach<ref>B. F. Matthes, Boeginesch Heldendicht Op Daeng Kalaboe, Waarin Onder Andere De Dood Van Den Ambtenaar T. Baron Collot D' Escury ... Bezongen Worden: (door Abdoe-r-rasjied.). Nabu Press, 2011. ISBN 1-245-03226-7.</ref>
* Jan David van Schelle (1821-1825)<ref>E. L. Poelinggomangm, Trade policy of the colonial government in Makassar in the 19th century. KPG, 2002. ISBN 979-9023-81-5</ref>
* Albert Cornells de Brauw (1855-1857)<ref name="ReferenceA">K. Sutherland, Jaarboekje Celebes. 1864</ref>
* Dirk Francois Schaap (1857-1859)<ref name="ReferenceA"/>
* Johannis Antonius Bakkers (1865)<ref name="ReferenceA"/>
* Willem Egbert Kroesen<ref name="ReferenceA"/>
== Lihat pula ==
* [[Fort Rotterdam]]
* [[Hindia Belanda]]
* [[Makassar]]
== Referensi ==
{{reflist}}
|