Datuk ri Tiro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k tidy up
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 16:
'''Datuk ri Tiro''', bernama asli '''Nurdin Ariyani/Abdul Jawad''', dengan gelar Khatib Bungsu adalah seorang [[ulama]] dari [[Koto Tangah]], [[Minangkabau]] yang menyebarkan agama [[Islam]] ke kerajaan-kerajaan di [[Sulawesi Selatan]] serta Kerajaan [[Bima]] di [[Nusa Tenggara]] sejak kedatangannya pada penghujung abad ke-16 hingga akhir hayatnya. Dia bersama dua orang saudaranya yang juga ulama, yaitu [[Datuk Patimang]] yang bernama asli Datuk Sulaiman dan bergelar Khatib Sulung serta [[Datuk ri Bandang]] yang bernama asli Abdul Makmur dengan gelar Khatib Tunggal menyebarkan agama Islam ke kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah timur nusantara pada masa itu.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=HiZvFZbm6sgC&pg=PA79&lpg=PA79&dq=Datuk+Ri+Tiro&source=bl&ots=OVQPY9HjCU&sig=bdTusXah_SxwD6VsIuQvGIZ-9K4&hl=en&sa=X&ei=jiUAUYWUBMi4rAfyrYHwCw&ved=0CE0Q6AEwBDgK#v=onepage&q=Datuk%20Ri%20Tiro&f=false PT Balai Pustaka, Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, Sejarah nasional Indonesia, Volume 3]</ref><ref>http://www.wisatanews.com [http://www.wisatanews.com/more.php?id=1216 Tradisi Hanta Ua Pua, Bentuk Penghormatan Atas Rasulullah dan Ulama]</ref>
 
==== Dakwah Islam ====
Datuk ri Tiro bersama dua saudaranya, Datuk ri Bandang dan Datuk Patimang menyebarkan agama Islam di wilayah Sulawesi Selatan dengan menyesuaikan keahlian yang mereka miliki masing-masing dengan situasi dan kondisi masyarakat yang akan mereka hadapi. Datuk ri Tiro yang ahli [[tasawuf]] melakukan syiar Islam di wilayah [[selatan]], yaitu [[Tiro]], [[Bulukumba]], [[Bantaeng]] dan Tanete, yang masyarakatnya masih kuat memegang budaya sihir dan mantera-mantera. Sedangkan Datuk Patimang yang ahli tentang [[tauhid]] telah lebih dulu menyiarkan Islam di wilayah [[utara]] yaitu [[Kerajaan Luwu]] (Suppa, [[Soppeng]], [[Luwu]]) yang masyarakatnya masih menyembah dewa-dewa. Sementara itu Datuk ri Bandang yang ahli fikih berdakwah di wilayah tengah yaitu [[Kerajaan Gowa]] dan [[Tallo]] ([[Gowa]], [[Takalar]], [[Jeneponto]] dan [[Bantaeng]]) yang masyarakatnya senang dengan perjudian, mabuk minuman keras serta menyabung ayam.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=HOcUtQAtl00C&pg=PA95&lpg=PA95&dq=datuk+ribandang+dan+tunggang+parangan&source=bl&ots=S3lBFKkfZQ&sig=U0NsvsynXyX801j_XwRQEjjWDcs&hl=en&sa=X&ei=Dy0AUfTdJsfUrQfZ84GoCA&ved=0CEsQ6AEwAw#v=onepage&q=datuk%20ribandang%20dan%20tunggang%20parangan&f=false Yayasan Obor Indonesia, Ahmad M. Sewang, Islamisasi Kerajaan Gowa: abad XVI sampai abad XVII]</ref> Belakangan Datuk ri Tiro dan Datuk ri Bandang juga menyiarkan Islam ke Kerajaan Bima, Nusa Tenggara.
 
=== Wafat ===
Setelah beberapa lama melaksanakan dakwah Islam, akhirnya Khatib Bungsu atau Datuk ri Tiro berhasil mengajak raja Karaeng Tiro (Sulawesi Selatan) serta raja Bima (Nusa Tenggara) masuk Islam. Sang pendakwah itu tidak kembali lagi ke Minangkabau sampai akhir hayatnya dan dimakamkan di Tiro atau sekarang Bontotiro.
Baris 28:
== Pranala luar ==
 
* [http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/512986/ JEJAK ULAMA DI SULSEL - Datuk Sulaiman, Penyebar Islam di Luwu]
 
[[Kategori:Tokoh penyebar Islam di Indonesia]]