Cindelaras: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Ardiansyah Tabrani (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh RaymondSutanto |
k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 3:
== Cerita ==
Suatu hari hiduplah seorang [[raja]] yang bernama Raden Putra beserta kedua istrinya.<ref name="Ananda"> Sheina Ananda. 2013. Rangkuman 100 cerita rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Jakarta:Anakkita. Hlm 4.</ref> Raden Putra memimpin [[kerajaan Jenggala]].<ref name="Pictures"> Tim Optima Pictures. 2009. 101 Cerita Nusantara. Malang:Kawan Pustaka.</ref> Istri muda Raden Putra merasa iri kepada istri tua karena ia merasa bahwa ia lebih layak menjadi [[permaisuri]].<ref name="Sumbi"> Sumbi Sumbangsari. 2008. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara.Jakarta:WahyuMedia.</ref> Istri muda mendapat ide untuk mengambil posisi permaisuri dari istri tua Raden Putra.<ref name="Ananda"/> Ia bekerja sama dengan [[dukun]] untuk mejatuhkan istri tua dari posisi permaisuri.<ref name="Sumbi"/> Istri muda berpura-pura jatuh sakit. Mengetahui istri muda jatuh sakit, Raden Putra mencari dukun yang dapat menyembuhkan penyakit istri muda.<ref name="Ananda"/> Dukun yang dicari pun tiba di [[istana]].<ref name="Ananda"/> Dukun itu rupanya dukun yang disuruh oleh istri muda untuk membuat pernyataan palsu tentang penyebab dari pernyakit yang diderita istri muda.<ref name="Sumbi"/> Dukun itu mengatakan bahwa istri muda sakit karena tidak disukai oleh seseorang dan orang itu meracuni makanan istri muda.<ref name="Ananda"/> Orang itu adalah istri tua Raden Putra.<ref name="Ananda"/> Raden Putra marah dan menyuruh [[patih]] untuk membawa permaisuri ke [[hutan]] dan membunugnya di sana.<ref name="Sumbi"/> Namun, patih percaya bahwa permaisuri tidak melakukan hal itu dan ia juga tahu kelicikan dari istri muda.<ref name="Ananda"/> Patih tidak membunuh istri tua melainkan melepaskannya di hutan.<ref name="Ananda"/> Patih mengatakan kepada permaisuri untuk dapat bertahan hidup di hutan.<ref name="Sumbi"/> Permaisuri pun berterima kasih atas kebaikan hati patih dan ia pun bertahan hidup di hutan.<ref name="Ananda"/> Suatu hari istri tua Raden Putra melahrikan seorang putra yang diberi nama Cindelaras.<ref name="Ananda"/> Ia adalah anak laki-laki yang cerdas dan pandai bergaul.<ref name="Sumbi"/> Ia berteman dengan para penghuni hutan.<ref name="Ananda"/> Suatu hari Cindelaras sedang bermain di hutan, tiba-tiba seekor [[elang]] menjatuhkan [[telur]].<ref name="Sumbi"/> Telur itu pecah dan keluarlah seekor [[ayam]] dengan suara yang aneh.<ref name="Ananda"/> Anak ayam mengatakan bahwa Cindelaras adalah anak Raden Putra.<ref name="Susilo"/> Cindelaras menceritakan kejadian tersebut pada ibunya.<ref name="Susilo"/> Namun, ibunya mengatakan bahwa Cindelaras adalah orang biasa dan bukan keturunan raja.<ref name="Susilo"/> Ia berusaha mencegah agar Cindelaras tidak mengetahui hal itu.<ref name="Susilo"/> Namun, akhirnya ibu memberitahu kebenaran tersebut kepada Cindelaras.<ref name="Susilo"/> Cinderalas pun berniat untuk berangkat ke kerajaan Jenggala.<ref name="Susilo"/> Di tengah perjalanan, Cindelaras bertemu dengan orang-orang yang sedang menyaksikan [[sabung ayam]].<ref name="Susilo"/> Cindelaras menantang para pemilik ayam yang sedang bertaruh di sana dan mereka menerima tantang Cindelaras.<ref name="Susilo"/> Rupanya tidak satu pun ayam yang bisa mengalahkan ayam Cindelaras.<ref name="Susilo"/> Ayam Cindelaras pun terkenal sebagai ayam yang tidak terkalahkan.<ref name="Susilo"/> Berita ini terdengar sampai ke [[istana]] Raden Putra.<ref name="Susilo"/> Raden Putra mengundang Cinderlaras untuk datang ke istana serta menantang ayam Cindelaras.<ref name="Susilo"/> Raden Putra bertaruh bahwa jika ayamnya kalah maka ia akan menyerahkan seluruh kekayaannya.<ref name="Susilo"/> Akan tetapi, jika ayam Cindelaras yang kalah maka Cindelaras harus rela kepalanya dipenggal.<ref name="Sumbi"/> Cindelaras pun menyetujui hal itu.<ref name="Susilo"/> Pertarungan antara ayam Cindelaras dan ayam Raden Putra pun berlangsung.<ref name="Susilo"/> Ayam Cindelaras pun memenangkan pertandingan tersebut.<ref name="Susilo"/> Ayam itu kemudian mengeluarkan suara aneh
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Cerita rakyat Indonesia]]
|