Operasi Ke: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Buku: minor cosmetic change
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: malnutrisi → malagizi (2) using AWB
Baris 46:
Pada pertengahan November, tentara Sekutu menyerang kedudukan Jepang di [[Pertempuran Buna-Gona|Buna-Gona]], Nugini. Pimpinan [[Armada Gabungan]] angkatan laut Jepang yang bermarkas di [[Chuuk|Truk]] dan berada sepenuhnya di bawah komando Laksamana Isoroku Yamamoto menganggap gerak maju Sekutu di Nugini sebagai ancaman yang lebih besar bagi keamanan Kekaisaran Jepang dibandingkan kehadiran militer Sekutu di selatan Kepulauan Solomon. Oleh karena itu, perwira staf Armada Gabungan Angkatan Laut Jepang mulai menyiapkan rencana-rencana meninggalkan Guadalkanal, dan menggeser prioritas serta sumber daya untuk operasi-operasi mereka di sekitar Nugini. Pihak angkatan laut saat itu masih belum menginformasikan angkatan darat mengenai niat-niat mereka yang sebenarnya.<ref>Frank, p. 499.</ref>
 
Memasuki bulan Desember 1942, Jepang mengalami kesulitan besar dalam menjaga agar pasukan di Guadalkanal tetap mendapat perbekalan yang cukup akibat serangan udara dan laut Sekutu terhadap pangkalan-pangkalan dan konvoi-konvoi mereka. Sejumlah kecil perbekalan yang berhasil sampai di Guadalkanal ternyata tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan harian tentara Jepang. Hingga 7 Desember 1942, 50 prajurit Jepang tewas setiap harinya akibat malnutrisimalagizi, penyakit, serta serangan darat dan udara Sekutu. Seluruhnya Jepang mengirimkan hampir 30.000 prajurit angkatan darat ke Guadalkanal sejak dimulainya kampanye, namun hingga Desember 1942 hanya kira-kira 20.000 prajurit yang masih hidup. Dari jumlah tersebut hanya kira-kira 12.000 prajurit yang setidaknya masih fit untuk tugas tempur. Sisanya sudah tidak dapat ditugaskan akibat luka pertempuran, penyakit, atau malnutrisimalagizi.<ref>Frank, pp. 493–527; Hough, pp. 364–365; Morison, pp. 324–325. Hampir 100% tentara Jepang di Guadalkanal sudah terjangkit [[malaria]], dan beberapa di antara mereka kemungkinan sudah melakukan [[kanibalisme]] karena kekurangan makanan.</ref>
 
Kapal-kapal Angkatan Laut Kekaisaran Jepang terus menerus ditenggelamkan atau dirusak Sekutu dalam usaha mereka untuk menjaga agar tentara Jepang di Guadalkanal tetap memperoleh perbekalan yang cukup. Satu kapal perusak ditenggelamkan oleh kapal perang Amerika di [[Pertempuran Tassafaronga]] 30 November 1942. Satu kapal perusak lainnya berikut satu kapal selam tenggelam, dan dua kapal perusak dirusak serangan-serangan kapal patroli torpedo Amerika dan Angkatan Udara Kaktus ketika melaksanakan misi pembekalan kembali dari 3 Desember hingga 12 Desember 1942. Pihak angkatan laut Jepang makin bertambah frustrasi setelah mengetahui betapa sedikitnya perbekalan yang akhirnya benar-benar sampai ke tangan tentara Jepang di Guadalkanal. Pimpinan Armada Gabungan Jepang mulai menyatakan kekhawatiran kepada kolega mereka di angkatan darat tentang banyaknya kapal-kapal perang Jepang yang tenggelam atau rusak sewaktu melaksanakan misi perbekalan hingga dapat mengancam rencana-rencana strategis untuk melindungi wilayah Kekaisaran Jepang pada masa depan.<ref>Frank, pp. 513–524; Morison, pp. 318–321; Griffith, p. 268; Toland, p.424.</ref>