A Story of Heroes: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hidayatsrf (bicara | kontrib) k WPCleaner v1.40b - cleanup using WPCleaner - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Artikel dengan kesalahan <nowiki>"<br/>"</nowiki>) |
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi) |
||
Baris 5:
=== Volume 01 ===
Cerita dibuka dengan kemunculan pendekar pedang yang sedang dikepung oleh pasukan elit partai Mahyol yang ingin membalas kematian ketuanya [[Song Rinsu]],
Partai [[Mudang]] bersiap dengan kemunculan perampok Domyong yang suka mencuri pusaka perguruan,
Pendekar pedang misterus itu membangunkan ketua partai Mosan [[Jang Daewon]] dan menantangnya setelah sebelumnya menghabisi seluruh anggota partai itu.
[[Yushin]] dan gurunya menyandera penadah yang dianggapnya telah menjual info mereka sehingga aksi mereka gagal,
Pertempuran antara ketua Mosan dengan pendekar itu berlangsung seru. Dan berakhir dengan kemenangan pendekar yang ternyata bernama [[Li Bek]]. Sisa anggota Mosan yang tidak terima juga turut menjadi korban.
[[Soryong]], putri ketua [[Mudang]], pergi dengan kakak ke-2 untuk mengantar surat ke aliran [[Gonryun]],
[[Li Bek]] ternyata diincar oleh aliran [[Sami]] karena telah menghancurkan partai [[Mahyol]] sekutunya. Pertempuran di sebuah rumah makan tak terhindarkan meski terhenti akibat kedatangan tentara kerajaan. Memanfaatkan situasi, [[Yushin]] berhasil mencopet perbekalan [[Li Bek]]
[[Li Bek]] berhasil membunuh incaran ketiganya, gubernur [[Luo Yang]] [[Geum Dopyong]]. Tapi aliran [[Sami]] membangkitkannya meski dihabisi kembali oleh [[Li Bek]] dalam satu serangan mematikan.
=== Volume 02 ===
Akibat terbunuhnya gubernur, kepala [[Li Bek]] dihargai sangat mahal. Banyak pendekar yang ingin mendapatkan hadiah itu, termasuk di antaranya si Rambut Tajam [[Pimu]].
[[Li Bek]] ternyata sedang melaksanakan tugas yang diberikan oleh [[Dumyo]] ketua partai [[Kwimun]],
Ibukota [[Luo Yang]] dipenuhi pendekar dari berbagai aliran yang akan mengikuti kontes beladiri yang tertunda akibat terbunuhnya gubernur. Hadir di situ [[Rhim Huasu]] ketua [[Huasan]], [[Muchon]] ketua [[Shaolin]], [[Sung Dongsu]] ketua [[Jangbaek]], serta [[Agami]] dari [[Gebang]] (Kaypang). Datangnya pasukan [[Huasan]] yang dikalahkan [[Li Bek]] dan mengabarkan tentang muncul kembalinya [[Kitab Amun]] dan [[Dumyo]] membuat gempar.
[[Li Bek]] yang diikuti [[Domyong]] dan [[Yushin]] tanpa sengaja bertemu [[Pimu]] di kedai. Tapi malah terganggu kedatangan perampok [[Hwayoma]] pimpinan [[Hukma]] yang sedang memalak kepala desa. Tapi mereka dibuat kocar-kacir oleh [[Pimu]] dan [[Yushin]]. Anggota yang lolos melapor ke pimpinan mereka.
[[Pimu]] menantang [[Li Bek]] bertarung
Kelompok pengantar barang Sowon Daegam sedang menuju [[Yangju]] mengawal barang milik wanita bercadar,
=== Volume 03 ===
Baris 26:
[[Li Bek]], [[Pimu]], dan [[Yushin]] berhasil menumpas kelompok [[Hwayoma]], [[Yushin]] bermaksud mengembalikan kalung curiannya tetapi ditanggapi dingin oleh [[Li Bek]].
Flashback, [[Li Bek]] dan atasannya jenderal [[Li Seyong]] sedang diburu oleh pasukan [[Koryo]] pimpinan jenderal [[Jangkek]]. Dalam kepungan, jenderal tangguh itu meninggal setelah memberitahu bahwa dia bangga dengan kegagahan [[Li Bek]] yang ternyata putranya sendiri. [[Li Bek]] mengamuk dan berusaha tidak membiarkan pengepungnya mengambil jasad ayahnya. [[Dumyo]] yang melihat dari jauh terkesan dengan itu dan menolongnya dengan cara membunuh jenderal [[Jangkek]] dengan sekali pukul. Syarat dari pertolongan itu adalah kesetiaan [[Li Bek]] harus dialihkan kepadanya.
[[Pimu]] berpisah dengan mereka dan menuju arah lain. Sedangkan [[Li Bek]] secara kebetulan ke arah barat yang sama dengan [[Yushin]] dan [[Domyong]]. Tapi di atas sebuah jembatan mereka dihadang oleh aliran [[Sami]] yang dipimpin langsung oleh ketuanya yang ternyata perempuan dan menggempur mereka. Dengan mengandalkan asap racun dan bubuk mesiu [[Li Bek]] berhasil ditekan,
=== Volume 04 ===
Marah karena didesak, ketua [[Sami]] berusaha membunuh [[Yushin]] dan [[Domyong]] dengan serangan-serangan mematikan, [[Domyong]] terluka parah dan identitas [[Yushin]] sebagai keturunan terakhir [[Kwimun]] terbongkar sebab tato di punggungnya terlihat. [[Li Bek]] lalu memutus jembatan dan menjatuhkan ketua [[Sami]] yang ternyata hanya memakai tubuh pinjaman.
Para pendekar besar dari berbagai aliran putih berkumpul untuk mengantisipasi rencana [[Li Bek]] selanjutnya. Di antara yang hadir ada [[Jang Sugeun]] ahli pedang dari [[Jangbaek]], [[Seon Miok]] biksuni partai [[Ami]], [[Do Sugo]] ahli strategi partai [[Jeomchang]], [[Go Myungsu]] dari partai [[Gongdong]], dan [[Jung Gisu]] pendekar partai [[Siseong]]. Tapi saat di kedai mereka malah bentrok dan dipermainkan oleh ketua [[Gebang]]. [[Yushin]] sendiri bersama [[Li Bek]] sedang berusah mencari rumput siseon dari [[Mudang]] untuk menyembuhkan gurunya. Mereka berdua masuk ke kedai yang sama saat [[Go Myungsu]] berhasil mengalahkan ketua [[Gebang]]. Suasana menjadi tegang karena semua mata tertuju pada mereka berdua. Dan keteganganpun meledak dengan keroyokan mereka terhadap [[Li Bek]],
=== Volume 35 ===
Kemunculan [[Dewa Bulan]] secara tiba-tiba menghadang rombongan pendekar untuk merebut mutiara emas langit menyebabkan lenyapnya dunia Dewa dan menampakkan kembali dunia nyata. Ternyata orang yang memunculkan pintu masuk ke dunia Dewa adalah Dewa Bulan sendiri. Namun belum lama pertarungan berlangsung, [[Kwima]] muncul bersama [[Dewa Kematian]] dan juga bermaksud merebut mutiara emas langit dengan cara melenyapkan mereka. Sesaat sebelum pintu dimensi lain buatan Dewa Kematian menelan mereka, ketua partai [[Sojang]] ternyata berhasil menangkalnya. Barulah jelas kemudian bahwa identitas Dewa Kematian ternyata adalah [[Aso]], kakak dari ketua partai Sojang, yang berhasil diikat mantra oleh [[Chunmyunsura]], ketua aliran [[Sami]], saat pertapa [[Techun]] dikalahkan oleh [[Dumyo]]. Sempat disadarkan dari mantra,
Di tempat lain, pemakaman [[Genghis Khan]] dilangsungkan dengan meriah. [[Dumyo]] yang sedang menyerahkan mutiara emas langit kepada [[Kubilai Khan]] dikejutkan oleh kedatangan [[Chunmyunsura]]. Meski sesaat sempat terjadi konflik, keduanya kemudian berikrar untuk bekerjasama membantu kepentingan [[Mongol]] atas permintaan [[Kubilai Khan]].
Tekanan Mongol yang bertubi-tubi menyebabkan kerajaan [[Song]] mulai kehilangan daerah-daerah pentingnya. Di ibu kota kerajaan sendiri keadaan sudah di luar kendali. Menyikapi hal itu, aliran putih yang dimotori aliran [[Sorim]] (Shaolin) berniat untuk melenyapkan pangeran [[Borte Chino]], yang dianggap berkomplot dengan partai [[Kwimun]].
Baris 59:
=== Antagonis ===
* '''Dumyo''' <br> Pria yang terlihat gagah dan tanpa kompromi ini adalah pimpinan [[Kwimun]] yang diambilnya secara paksa melalui kudeta dari pemimpin sebelumnya. Sakti luar biasa. Berambisi untuk menguasai seluruh dunia persilatan dengan cara menaklukkan seluruh tokoh dan partai yang ada, baik secara halus maupun kekerasan. Saat tahu bahwa [[Yushin]] adalah anaknya, dia menyadari inilah batu sandungannya yang paling berat kelak, sehingga dia berusaha untuk melenyapkannya,
* '''Chunmyunsura''' <br> Pria misterius ini adalah ketua aliran sesat [[Sami]], yang terbiasa menggunakan sihir dan ahli merekayasa orang-orang mati. Sejak awal memang sudah berkonflik dengan aliran putih, namun ternyata juga memiliki konflik secara politis dengan ketua aliran [[Kwimun]], [[Dumyo]]. Berafiliasi dengan kerajaan [[Mongol]] untuk merobohkan [[Song]] dan memperluas alirannya. Kesaktiannya yang berbasis mantra sangat luar biasa karena dia merupakan manusia setengah dewa yang pernah tinggal di dunia Dewa, namun tetap saja pada akhirnya tumbang di tangan [[Dumyo]] dengan bantuan [[Dewa Bulan]].
|