Aksara Meroi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Clean up, replaced: komplit → komplet, removed stub tag using AWB
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 18:
Arti tersebut dibentuk dari bukti-bukti seperti nama-nama Mesir yang dieja dalam Meroitik. Dan, huruf Meroitik yang terlihat seperti burung hantu di inskripsi monumen, atau angka tiga di kursif Meroitik, ditranskripsikan sebagai '''m''', dan diyakini memang diucapkan sebagai [m]. Tapi, ini adalah rekonstruksi sejarah, dan meski '''m''' cukup diyakini, pengucapan huruf-huruf lain masih banyak diragukan.
 
Tiga vokal '''i a o''' diperkirakan diucapkan seperti /i a u/. '''Kh''' dianggap seperti [[frikatif]] [[velar]], seperti ''ch'' di bahasa Skotlandia ''loch'' atau bahasa Jerman ''Bach''. '''Ch''' berbunyi mirip, namun [[uvular]] seperti g di bahasa Belanda ''dag'' atau [[palatal]] seperti bahasa Jerman ''ich''. '''Q''' mungkin ialah hentian uvular, seperti bahasa Arab ''Qatar''. S mungkin serupa ''s'' di bahasa Inggris ''sun''. Huruf /n/ dihindari dalam tulisan jika ia mendahului suatu konsonan lain dalam suatu kata. '''D''' tidak pasti. Griffith awalnya mentranskripsikannya sebagai ''r'', dan Rowan meyakini itu sesuai dengan arti aslinya. Itu seperti bunyi /d/ dalam bahasa Mesir dan Yunani jika ia berada di awal kata atau berada setelah bunyi /n/ (tidak ditulis di bahasa Meroitik), tapitetapi berbunyi /r/ jika berada di antara vokal, dan tidak mempengaruhi vokal '''a''' seperti yang dilakukan huruf obstruen alveolar lain seperti '''t n s'''.
 
Membandingkan dokumen baru dan lama, jelas terlihat bahwa rangkaian ''sel-'' dan ''nel-'', yang dianggap Rowan berbunyi /sl/ dan /nl/ serta biasa ditemukan dengan determinator ''-l-,'' membaur dengan ''t'' dan ''l'' (mungkin /t/ dan /ll/).
Baris 25:
 
== Aturan ==
Meroitik adalah aksara bertipe abugida: Vokal /a/ biasanya tak ditulis, tapitetapi diperkirakan setiap ada konsonan yang berdiri sendiri. Sehinggam huruf tunggal '''m''' dibaca /ma/. Huruf vokal lain tetap ditulis: huruf '''mi''', misalnya, dibaca dengan suku kata /mi/, seperti alfabet Latin. Sistem ini mirip dengan abugida India yang muncul pada tahun yang sama dengan Meroitik.
 
=== Griffith dan Hintze ===
Griffith mengenali kharakteristik abugida Meroitik ketika ia menafsirkan tulisan pada tahun 1911. Dia mencatat pada tahun 1916 bahwa huruf konsonan tertentu tidak pernah diikuti oleh huruf vokal, dan justru digabungkan dengan huruf konsonan lain. Dia menerjemahkannya sebagai suku kata, dengan contoh ne, se, te, dan to. Ne, misalnya, ragam lainnya adalah na. Na bisa diikuti oleh huruf vokal i dan o untuk menulis suku kata ni dan no, tapitetapi tidak pernah diikuti oleh vokal e.
 
Dia juga mencatat bahwa vikal e sering dihindari. Ini sering terjadi pada akhir kata pinjaman Mesir yang tak memiliki vokal akhir di bahasa Koptik. Dia meyakini bahwa e berfungsi sebagai schwa [ə] dan tanda "penghilang" yang menandai ketiadaan huruf vokal. Maka, huruf '''m''' saja dibaca [ma], sementara rangkaian '''me''' dibaca [mə] atau [m]. Beginilah aksara Ge'ez digunakan sekarang. Pakar lain seperti Hitza dan Rilly menerima pendapat ini, atau memodifikasinya sehingga ''e'' dapat menyatakan [e] atau schwa–kosong.
 
Sudah lama menjadi misteri bagi pakar epigrafi mengapa aturan suku kata yang mendasari aksara ini, dimana setiap konsonan dianggap diikuti oleh huruf vokal a, harus mempunyai huruf khusus untuk konsonan yang diikuti huruf ''e''. Abugida campuran–suku kata tidak ditemukan di abugida India ataupun Ethiopia. Aksara (runcing) Persian Kuno agak mirip dengan ini, dengan lebih dari satu huruf vokal inheren, tapitetapi bukanlah abugida karena huruf vokal non-inheren ditulis dengan huruf lengkap, dan kerap dilebihkan penulisannya setelah vokal inheren selain /a/.
 
=== Millet dan Rowan ===
Millet (1970) mengajuikan teori bahwa huruf ''e'' Meroitik adalah huruf vokal ephentetik untuk memisahkan rentetan konsonan yang tak bisa diucapkan dalam bahasa Meroitik, atau timbul setelah konsonan final Mesir seperti ''m'' dan ''k'' yang tak ada dalam Meroitik. Rowan (2006) melanjutkan dugaan ini dan berpendapat bahwa lambang ''se, ne,'' dan ''te'' bukanlah suku kata, tapitetapi berdiri untuk konsonan /s/, /n/, dan /t/ pada akhir kata atau morfem (ketika diikuti oleh determinator), dia berpendapat bahwa akhir Meroitik dibatasi kepada konsonan alveolar seperti itu. Contoh bahasa Koptik ⲡⲣⲏⲧ ''prit'' "agen", yang dalam bahsa Meroitik diterjemahkan menjadi ''perite (pa-e-ra-i-te).'' Jika Rowan benar dan kata itu dibaca /pᵊrit/, maka Meroitik akan menjadi abugida berciri umum saja. Dia mengatakan kalau Meroitik memiliki tiga vokal, /a i u/, dan /a/ dinaikan menjadi seperti [e] atau [ə] setelah konsonan alveolar /t s n/, menjelaskan mengapa tak ada orografi ''t, s n'' yang diikuti huruf vokal ''e.''
 
Sangat jarang menemukan rangkaian [[konsonan|K]][[Vokal (linguistik)|V]]K, dimana kedua konsonan ialah labial atau keduanya velar. Ini mirip dengan batasan konsonan yang ditemukan di rumpun bahasa Afro-Asia, memberi ide kepada Rowan bahwa ada kemungkinan Meroitik merupakan bahasa Afro-Asia seperti Mesir.