Hua Pi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan Kategori:Kata dan frasa Tionghoa menggunakan HotCat
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 1:
'''Hua Pi''' ({{zh-ts||t=畫皮|s=画皮|}}) adalah salah satu [[cerita pendek]] dalam [[Kisah Aneh Liaozhai]] karya [[Pu Songling]].{{fact}} Hua Pi sendiri dalam bahasa [[Indonesia]] dapat diartikan per huruf sebagai kulit yang dilukis tapitetapi dapat juga berarti kedok dari orang jahat jika kedua huruf disambung. <ref name="dict"> Tim Bianji Xiuyuan 编辑委员会.(2004). Kamus Besar Tionghoa-Indonesia 汉语因杜尼西雅大词典. Beijing: Pustaka Bahasa Asing ISBN 7-119-01837-X</ref> Isinya menceritakan tentang seorang [[pelajar]] yang jatuh [[cinta]] kepada seorang gadis.<ref name="zhejiang">{{zh}} Jin, Sufang (金素芳); Xu, Guopu(徐国普). (2009). Liaozhai Zhiyi (聊斋志异). Hangzhou: Zhejiang Qing Shao Er Tong Chu Ban She (浙江少年儿童出版社)</ref><ref name="baidu">{{zh}}[http://baike.baidu.com/view/86944.htm?fr=ala0_1_1#11 Hua Pi 画皮], ''Baidu Baike''. Diakses pada 2 April 2010.</ref><ref name="pictorial">{{en}} C.C Low & Associates. (1990). Strange Tales of Liaozhai vol. 1 Hua Pi (Hal 47-78) . Singapore: Canfonian PTE LTD</ref> Setelah beberapa lama baru mengetahui bahwa gadis itu adalah sebenarnya [[siluman]] yang menggunakan kulit manusia yang ia lukis dan dipakai layaknya pakaian pada manusia.<ref name="zhejiang"/><ref name="baidu"/><ref name="pictorial"/>
 
Cerita ini dibuat [[Pu Songling]] dengan maksud menyindir orang yang selalu melihat penampilan luar atau [[fisik]] seseorang. <ref name="jz">{{en}} Zeitlin, Judith.(1993).Historian of The Strange: Pu Songling and Chinese Classical Talehal. 30. California: Stanford University Press</ref>Ia pun berkomentar dalam tulisannya "Betapa bodohnya manusia di dunia ini! Seseorang yang jelas-jelas [[siluman]] tapitetapi semua orang mengatakan bahwa ia cantik".<ref name="jz"/> Ia pun mengedepankan pesan moral bahwa penampilan [[fisik]] yang cantik bahkan dapat menyembunyikan jiwa [[iblis]] seseorang.<ref name="jz"/>
 
== Ringkasan cerita ==
Baris 10:
Sedangkan penulis buku kanak-kanak Jin Sufang dan Xu Guopu meringkas buku ini sebagai berikut:
 
Alkisah di sebuah [[kota]] bernama Tai Yuan tinggalah seorang pelajar bernama Wang Sheng. Suatu pagi di luar [[benteng]] kota ia melihat seorang [[wanita]] berjalan dengan sangat terburu-buru. Wang Sheng memutuskan untuk mengejar dan menawarkan bantuan. {{fact}}[[Wanita]] itu bercerita bahwa ia melarikan diri dari sebuah rumah dimana ia diambil sebagai istri muda. Wanita itu sering ditindas mertuanya, maka nekat melarikan diri. {{fact}}Wang Sheng akhirnya menawarkan untuk bersembunyi di rumahnya. [[Wanita]] itu setuju dengan syarat jangan memberitahukan pada siapapun. Wang Sheng menyetujuinya. {{fact}}Chen Shi, istri Wang Sheng mencurigai keberadaan wanita itu dan menyuruh suaminya untuk mengusir wanita itu, tapitetapi Wang Sheng tidak menggubris. Pada zaman itu seorang pria boleh memelihara istri kedua, maka Wang Sheng terang-terangan memberitahu istrinya.
 
Sampai suatu hari Wang Sheng bertemu dengan seorang [[pendeta]] [[Tao]].} [[Pendeta]] itu merasakan hawa jahat dari tubuh Wang Sheng dan bertanya apakah Wang Sheng bertemu siluman. Wang Sheng tidak percaya dan merasa diri baik-baik saja. {{fact}}[[Pendeta]] itupun pergi. Wang Sheng yang akhirnya pun menjadi curiga dan takut pada [[wanita]] itu. Ia mendatangi kamar [[wanita]] itu, tapitetapi pintunya terkunci. {{fact}}Ia pun mengintip lewat jendela.{ Di dalam ternyata seekor [[siluman]] berwarna hijau, dengan gigi yang panjang dan tajam. [[Siluman]] itu sedang menggambar kulit manusia yang ditaruhnya di atas ranjang. Setelah itu pelan-pelan ia memakai kulit itu seperti pakaian. Dan jadilah ia [[wanita]] simpanan Wang Sheng. Wang Sheng terkejut dan segera berlari mencari sang [[pendeta]]. Setelah mencari beberapa lama akhirnya Wang Sheng menemui [[pendeta]] di kuil. [[Pendeta]] itu hanya memberi Wang Sheng sebuah kemoceng bulu [[kuda]]. Ia juga berpesan bahwa kemoceng ini hanya menjaga Wang Sheng dan tidak dapat memusnahkan [[siluman]] itu.
 
Sepulangnya Wang Sheng langsung menggantung kemoceng itu di depan kamarnya dan tidur. Keesokan harinya ia mendengar suara keras di depan pintu. Ia takut dan menyuruh istrinya Chen Shi untuk melihat. Ternyata [[siluman]] itu sedang mondar-mandir di depan pintu, takut pada kemoceng itu. Sampai akhirnya ia kesal dan berteriak “Dasar [[Pendeta]] laknat, beraninya hanya di belakang saja” dan akhirnya siluman itu menerobos masuk ke kamar Wang Sheng dan dengan paksa merobek dada Wang Sheng dan memakan [[jantung]]nya kemudian pergi. Istrinya Chen Shi hanya bisa meratapi tubuh suaminya yang bermandikan darah segar.
 
Keesokan harinya Chen Shi meminta Er Lang, adik Wang Sheng untuk membantunya mencari sang [[pendeta]]. Pada saat bertemu sang [[pendeta]] merasakan hawa jahat di tubuh Er Lang dan bertanya hal yang dia tanyakan pada Wang Sheng. {{fact}}Er Lang tidak merasa ada perubahan lalu pulang bertanya pada istrinya. Ternyata istrinya menerima seorang [[wanita]] tua untuk menjadi pembantu. [[Pendeta]] yang tahu akan terbunuhnya Wang Sheng segera menuju rumah Er Lang dan membunuh [[siluman]] itu. Setelah itu Chen Shi langsung berlutut memohon pendeta menghidupkan suaminya. [[Pendeta]] tak menyanggupi tapitetapi ia memberitahukan bahwa ada seorang [[pengemis]] yang dapat membantunya, tapitetapi dengan syarat Chen Shi harus melakukan apapun yang [[pengemis]] itu inginkan.
 
Chen Shi akhirnya menemukan [[pengemis]] itu dan berlutut memohon. [[Pengemis]] itu mencemooh dan memukul Chen Shi tapitetapi Chen Shi mengingat kata-kata pendeta itu dan tetap memohon. Akhirnya pengemis itu membawa Chen Shi ke sudut tembok sebuah rumah. Ia batuk dengan keras dan menampung dahaknya di telapak tangan serta menyuruh Chen Shi menelannya. Chen Shi biarpun merasa jijik tetap ingat kata-kata si pendeta. Ditelannya dahak itu, perlahan-lahan dahak itu menggumpal seperti bola kapas dan berjalan terus dari tenggorokannya dan berhenti di dadanya. Si pengemis pun hilang tak berbekas. Chen Shi mencoba mencari tapitetapi ia dan Er Lang tidak berhasil menemukan [[pengemis]] itu.
 
Akhirnya dengan putus asa Chen Shi pulang ke rumahnya dan meratapi mayat suaminya. Tiba-tiba ia teringat bola kapas yang ditelannya. Ia pun mencoba memuntahkannya dan menaruh bola kapas tersebut di bolong tempat jantung Wang Sheng yang telah dicabut [[siluman]] itu. Tiba-tiba keesokan harinya Wang Sheng terbangun seperti tidak terjadi apa-apa dengan meninggalkan segaris perak tanda luka di dadanya.