Kerajaan Sunda: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 101:
Dari Limburkancana, kekuasaan Sunda-Galuh diwariskan oleh putera sulungnya, Rakryan Sundasambawa (964-973). Karena tidak mempunyai putera dari Sundasambawa, kekuasaan tersebut jatuh ke adik iparnya, Rakryan Jayagiri (973-989). Rakryan Jayagiri mewariskan kekuasaannya ka puteranya, Rakryan Gendang (989-1012), dilanjutkan oleh cucunya, Prabhu Déwasanghyang (1012-1019). Dari Déwasanghyang, kekuasaan diwariskan kepada puteranya, lalu ke cucunya yang membuat [[prasasti Cibadak]], Sri Jayabhupati (1030-1042). Sri Jayabhupati adalah menantu dari [[Dharmawangsa Teguh]] dari Jawa Timur, mertua raja [[Airlangga]] (1019-1042).{{fact}}
 
Dari Sri Jayabhupati, kekuasaan diwariskan kepada putranya, Dharmaraja (1042-1064), lalu ke cucu menantunya, Prabhu Langlangbhumi (1064-1154). Prabu Langlangbhumi dilanjutkan oleh putranya, Rakryan Jayagiri (1154-[[1156]]), lantas oleh cucunya, Prabhu Dharmakusuma (1156-[[1175]]). Dari Prabu Dharmakusuma, kekuasaan Sunda-Galuh diwariskan kepada putranya, Prabhu Guru Dharmasiksa, yang memerintah selama 122 tahun (1175-1297). Dharmasiksa memimpin Sunda-Galuh dari Saunggalah selama 12 tahun, tapitetapi kemudian memindahkan pusat pemerintahan kepada [[Pakuan Pajajaran]], kembali lagi ke tempat awal moyangnya (Tarusbawa) memimpin kerajaan Sunda.{{fact}}
 
Sepeninggal Dharmasiksa, kekuasaan Sunda-Galuh turun ke putranya yang terbesar, Rakryan Saunggalah (Prabhu Ragasuci), yang berkuasa selama enam tahun (1297-1303). Prabhu Ragasuci kemudian diganti oleh putranya, Prabhu Citraganda, yang berkuasa selama delapan tahun (1303-1311), kemudian oleh keturunannya lagi, Prabu Linggadéwata (1311-1333). Karena hanya mempunyai anak perempuan, Linggadéwata menurunkan kekuasaannya ke menantunya, Prabu Ajiguna Linggawisésa (1333-1340), kemudian ke Prabu Ragamulya Luhurprabawa (1340-1350). Dari Prabu Ragamulya, kekuasaan diwariskan ke putranya, Prabu Maharaja Linggabuanawisésa (1350-1357), yang di ujung kekuasaannya gugur saat [[Tragedi Bubat|Perang Bubat]]. Karena saat kejadian di Bubat, putranya—Niskalawastukancana—masih kecil, kekuasaan Sunda sementara dipegang oleh Patih Mangkubumi Sang Prabu Bunisora (1357-1371).{{fact}}
Baris 177:
 
=== Majapahit ===
Menurut [[Kidung Sunda]], Majapahit berusaha untuk menaklukan Kerajaan Sunda dan beberapa kali melakukan penyerangan tapitetapi berhasil digagalkan. Upaya terakhir Mejapahit untuk memperluas kekuasaannya adalah dengan upaya penyatuan melalui perkawinan antara raja [[Hayam Wuruk]] dari Majapahit dan putri [[Dyah Pitaloka Citraresmi]] dari Kerajaan Sunda tapitetapi usaha ini pun gagal dan berkahir dengan [[tragedi Bubat]].
 
=== Eropa ===