Kitsune: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
fix, tambah catatan kaki |
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi) |
||
Baris 14:
Menurut Nozaki, kata "''kitsune''" berasal dari [[onomatope]].<ref name="Nozaki3"/> Kata "''kitsune''" berasal dari suara salakan rubah yang menurut pendengaran orang Jepang berbunyi "''kitsu''", sedangkan akhiran "ne" digunakan untuk menunjukkan rasa kasih sayang. Asal usul kata kitsune juga digunakan Nozaki untuk menunjukkan bukti lebih lanjut bahwa kisah rubah baik hati dalam cerita rakyat Jepang adalah produk dalam negeri dan bukan kisah impor.<ref name="Nozaki5"/> Bunyi "''kitsu''" sebagai suara rubah menyalak sudah tidak dikenal orang pada zaman sekarang. Dalam bahasa Jepang modern, suara rubah ditulis sebagai "''kon kon''" atau "''gon gon''".
Asal usul nama "kitsune" dikisahkan dalam dongeng tertua yang hingga sekarang masih sering diceritakan orang,
<blockquote>
Pria bernama Ono asal Mino (menurut legenda kuno Jepang tahun 545), menghabiskan musim demi musim berkhayal tentang wanita cantik yang sesuai dengan seleranya. Di suatu senja, Ono bertemu dengan wanita idealnya di padang rumput yang luas, dan mereka berdua akhirnya menikah. Bersamaan dengan kelahiran putra pertama mereka, anjing yang dipelihara Ono juga melahirkan. Anak anjing yang dilahirkan tumbuh sebagai anjing yang semakin hari semakin galak terhadap istri Ono. Permohonan sang istri untuk membunuh anjing galak tersebut ditolak Ono. Pada akhirnya di suatu hari, si anjing galak tersebut menyerang istri Ono dengan ganas. Istri Ono begitu ketakutan hingga berubah bentuk menjadi rubah, meloncat pagar dan kabur.{{br}}
Baris 20:
Sang istri akhirnya pulang ke rumah di setiap senja, dan tidur di pelukan Ono.<ref name="Hamel89"/>
</blockquote>
Istilah "kitsune" merupakan sebutan untuk siluman rubah yang pulang ke rumah suami sebagai wanita di senja hari,
== Deskripsi ==
[[Berkas:Fox0290.jpg|thumb|right|Patung kitsune di kuil Inari dekat [[Todaiji]], [[Nara]] ]]
Kitsune dipercaya memiliki kecerdasan super, kekuatan [[sihir]], dan panjang umur. Sebagai sejenis ''[[yōkai]]'' atau makhluk halus, "kitsune" sering dijelaskan sebagai "arwah rubah"
Kitsune digolongkan menjadi dua kelompok besar. Kelompok ''zenko'' yang terdiri dari rubah baik hati yang bersifat kedewaan (sering disebut rubah Inari), dan kelompok rubah padang rumput (''yako'') yang suka mempermainkan manusia dan bahkan bersifat jahat<ref>''Yōkai no hon'' Prof. Abe Masaji & Prof. Ishikawa Junichiro</ref> Tradisi berbagai daerah di Jepang juga masih mengelompokkan kitsune lebih jauh lagi<ref name="Hearn154">Hearn, Lafcadio. ''Glimpses of Unfamiliar Japan''. [http://www.gutenberg.org/etext/8130 Project Gutenberg e-text edition], 2005. 154</ref>
Arwah rubah tak kasat mata yang disebut ''ninko'' misalnya, hanya bisa dilihat manusia yang sedang kerasukan ''ninko''. Tradisi lain mengelompokkan kitsune ke dalam salah satu dari 13 jenis kitsune berdasarkan kemampuan supranatural yang dimiliki.<ref>Hall, Jamie. ''Half Human, Half Animal: Tales of Werewolves and Related Creatures''. Bloomington, Indiana: Authorhouse, 2003. 139</ref><ref>Nozaki. ''Kitsune''. 211-212</ref>
Secara fisik, kitsune dipercaya bisa memiliki hingga 9 ekor.<ref name="Smyers129">Smyers. ''The Fox and the Jewel''. 129</ref> Jumlah ekor yang semakin banyak biasanya menunjukkan rubah yang makin tua
Dalam cerita rakyat, kitsune sering digambarkan berekor satu, lima, tujuh, atau sembilan.<ref>{{cite web |url=http://academia.issendai.com/fox-misconceptions.shtml#tails |title=Kitsune, Kumiho, Huli Jing, Fox |accessdate=2006-12-14 |format=html |date=2003-04-28}}</ref> Ketika kitsune mendapatkan ekornya yang ke-9, bulu kitsune menjadi berwarna putih atau emas.<ref name="Smyers129"/> Kitsune jenis ini disebut ''kyūbi no kitsune'' (kitsune berekor sembilan) dan memiliki kemampuan untuk mendengar dan melihat segala peristiwa yang terjadi di dunia. Dongeng lain menggambarkan mereka sebagai makhluk super bijak dan serba tahu.<ref>Hearn. ''Glimpses''. 159</ref>
Baris 50:
Ahli cerita rakyat [[Lafcadio Hearn]] mengisahkan peristiwa kerasukan kitsune dalam volume pertama buku karyanya ''Glimpses of Unfamiliar Japan'':
<blockquote>
Aneh memang kegilaan orang yang dirasuki iblis rubah. Kadang-kadang mereka berlarian telanjang sambil berteriak-teriak di jalanan. Kadang-kadang mereka tidur-tiduran dengan mulut berbuih dan menyalak seperti rubah. Dan di bagian tubuh orang yang kerasukan, terlihat benjolan yang bergerak-gerak di bawah kulit yang kelihatannya memiliki nyawa sendiri. Bila ditusuk dengan jarum, benjolan tersebut langsung berpindah ke tempat lain. Benjolan tidak bisa dicengkeram, lepas bila ditekan dengan tangan yang kuat dan lolos dari jari-jari. Orang yang sedang kerasukan kabarnya bisa berbicara dan menulis bahasa yang mereka tidak kuasai sebelum kerasukan. Mereka hanya memakan makanan yang dipercaya disenangi rubah, seperti — [[tahu]], ''[[aburage|aburagé]]'', ''[[azukimeshi]]'', dan lain lain. Mereka juga makan banyak sekali dan membela diri bahwa yang sedang makan itu bukan mereka,
</blockquote>
Lafcadio Hearn menambahkan bahwa orang yang sudah terbebas dari kerasukan kitsune bakal tidak doyan lagi makan tahu aburage, ''azukimeshi'', atau makanan lain yang digemari rubah.
Baris 58:
Di Jepang, kerasukan kitsune (''kitsunetsuki'') sudah dianggap sebagai penyakit sejak [[zaman Heian]] dan merupakan diagnosis umum untuk gejala [[penyakit mental]] hingga di awal abad ke-20.<ref>Nozaki. ''Kitsune''. 211</ref><ref>Hearn. ''Glimpses''. 165</ref> Kerasukan digunakan sebagai penjelasan kelakuan abnormal dari penderita. Di akhir abad ke-19, Dr. Shunichi Shimamura mencatat beberapa gejala penyakit yang disebabkan demam sering dianggap sebagai ''kitsunetsuki''.<ref>Nozaki. ''Kitsune''. 214-215</ref>
Dalam istilah kedokteran, kerasukan kitsune merupakan gejala [[penyakit mental]] yang khas dalam [[kebudayaan Jepang]]. Pasien percaya dirinya sedang dirasuki rubah.<ref>Haviland, William A. ''Cultural Anthropology'', 10th ed. New York: Wadsworth Publishing Co., 2002. 144-145</ref> Gejala kerasukan kitsune di antaranya selalu ingin makan nasi atau [[kacang azuki]], bengong, gelisah, dan menghindari tatapan mata orang lain. Penyakit kerasukan kitsune mirip
=== Hoshi no tama ===
Baris 66:
Sebagian orang percaya, sebagian kekuatan kitsune berada di dalam permata "bola bintang" ketika kitsune berubah wujud. Cerita lain menggambarkan mutiara sebagai perlambang nyawa kitsune. Kitsune akan mati jika terlalu lama terpisah dari mutiaranya. Orang yang berhasil mengambil bola kitsune, kabarnya bisa menukar bola tersebut dengan kekuatan sihir yang dimiliki kitsune.<ref>Hall. ''Half Human''. 149</ref> Dalam dongeng abad ke-12, seorang laki-laki berhasil mengambil bola kitsune dan mendapat imbalan ketika mengembalikannya:
<blockquote>"Kau terkutuk!" maki sang rubah. "Kembalikan bolaku!" Tapi laki-laki itu mengabaikan permohonan kitsune, hingga kitsune berkata sambil menangis, "Baiklah, kau boleh ambil bolaku,
Nyawa laki-laki tersebut kemudian diselamatkan sang rubah yang membantunya melawan gerombolan bandit.<ref>Tyler 299–300.</ref>
Baris 73:
=== Pelayan Inari ===
[[Berkas:A man confronted with an apparition of the Fox goddess.jpg|right|thumb|[[Taira no Kiyomori]] bertemu dengan Inari. Lukisan ukiyo-e karya [[Utagawa Kuniyoshi]].]]
Dalam kepercayaan Shinto, kitsune sering dikaitkan dengan [[Inari (Kami)|Inari]].<ref>Smyers. ''The Fox and the Jewel''. 76</ref> Hubungan antara Inari dan kitsune makin memperkuat kedudukan kitsune dalam dunia supranatural.<ref>Hearn. ''Glimpses''. 153</ref> Kitsune mulanya merupakan pembawa pesan yang bertugas bagi dewa Inari,
Kitsune di kuil Inari berwarna putih yang merupakan warna pertanda baik.<ref name="Hearn154"/> Mereka dipercaya memiliki kekuatan untuk menangkal iblis, dan kadang-kadang bertugas sebagai pelindung arwah. Selain berjaga-jaga di kuil Inari, kitsune diminta agar melindungi penduduk setempat dari rubah liar (''''nogitsune'') yang suka membuat keonaran. Sama seperti kitsune berwarna putih, kitsune berwarna hitam dan kitsune berekor sembilan juga dianggap pertanda baik.<ref name="Ashkenazy148"/>
Baris 83:
Kitsune sering digambarkan sebagai penipu dengan motif yang bervariasi, mulai dari sekadar ingin berbuat nakal hingga merugikan manusia. Kitsune dikisahkan senang mempermainkan [[samurai]] yang sombong, saudagar rakus, dan rakyat biasa yang suka pamer. Kitsune yang lebih kejam konon suka mengerjai pedagang miskin, petani, dan biksu yang saleh. Korban kitsune biasa laki-laki, sedangkan perempuan hanya bisa kerasukan kitsune.<ref name="Tyler xlix"/> Kitsune misalnya, dipercaya menggunakan bola api ''kitsune-bi'' sewaktu membantu pelancong yang tersesat.<ref>Addiss, Stephen. ''Japanese Ghosts & Demons: Art of the Supernatural''. New York: G. Braziller, 1985. 137</ref><ref>Hall. ''Half Human''. 142</ref> Taktik lain kitsune adalah mengelabui korban dengan ilusi dan tipuan mata.<ref name="Tyler xlix"/> Kitsune memperdaya manusia dengan maksud merayu, mencuri makanan, memberi pelajaran untuk orang yang sombong, atau membalas dendam sesudah dicederai.
Permainan tradisional ''kitsune-ken'' merupakan salah satu jenis permainan [[Batu-Gunting-Kertas]] dengan tiga bentuk telapak tangan dan jari-jari yang melambangkan rubah, pemburu, dan kepala kampung. Pemburu kalah dari kepala kampung, dan sebaliknya pemburu menang atas rubah,
Kitsune digambarkan suka membuat onar ditambah reputasi suka membalas dendam. Akibatnya, orang berusaha mengungkap motif tersembunyi di balik tindakan rubah. [[Toyotomi Hideyoshi]] pernah menulis surat kepada Inari. Di dalam suratnya, Hideyoshi melaporkan keonaran yang dibuat salah seekor rubah terhadap para pelayan, dan memohon agar rubah-rubah diselidiki dan ditindaklanjuti. Kalau insiden ini tidak ditanggapi, Hideyoshi mengancam akan memburu semua rubah yang ada.<ref>Hall. ''Half Human''. 137</ref>
Baris 100:
Beberapa cerita mengisahkan siluman rubah yang dijadikan istri melahirkan anak manusia. Anak-anak yang dilahirkan memiliki kemampuan fisik dan bakat supranatural melebihi orang biasa. Bakat ini juga diturunkan ke anak cucu bila manusia keturunan rubah kembali melahirkan anak.<ref name="Ashkenazy148"/> Seorang ahli kosmologi ([[onmyōji]]) Jepang bernama [[Abe no Seimei]] dikatakan memiliki kekuatan sihir luar biasa karena keturunan kitsune.<ref name="Ashkenazy. Handbook. 150">Ashkenazy. ''Handbook''. 150</ref>
Kitsune sering dikisahkan menikahi sesama kitsune. Dalam bahasa Jepang, hujan lebat yang turun tiba-tiba ketika langit sedang cerah (hujan panas) disebut ''kitsune no yomeiri'' atau "pernikahan kitsune". Istilah tersebut berasal dari legenda yang mengisahkan kondisi cuaca pada saat upacara pernikahan kitsune.<ref>Addiss. ''Ghosts & Demons''. 132</ref> Peristiwa pernikahan kitsune dianggap sebagai pertanda baik,
=== Cerita fiksi ===
Baris 107:
Ibu [[Abe no Seimei]] yang bernama [[Kuzunoha]] merupakan tokoh kitsune yang dikenal luas dalam seni teater tradisional Jepang. Kuzunoha ditampilkan dalam cerita sandiwara bunraku dan kabuki ''[[Ashiya Dōman Ōuchi Kagami]]'' (''Kaca di Ashiya Dōman and Ōuchi'') yang terdiri dari lima bagian. Bagian ke-4 yang berjudul ''Kuzunoha'' atau ''Rubah dari Hutan Shinoda'' sering dipentaskan secara terpisah. Bagian ini menceritakan terbongkarnya rahasia Kuzunoha sebagai siluman rubah dan adegan saat harus meninggalkan suami dan anaknya.<ref>Nozaki. ''Kitsune''. 110-111</ref><ref>{{cite web |url=http://www.kabuki21.com/adok.php |title=Ashiya Dōman Ōuchi Kagami |accessdate=2006-12-12 |format=php |work= Kabuki21.com}}</ref>
[[Tamamo-no-Mae]] adalah tokoh fiksi yang menjadi tema drama noh berjudul ''[[Sesshoseki]]'' (''Batu Kematian''), dan sandiwara kabuki/kyogen berjudul ''Tamamonomae'' (''Penyihir Rubah yang Cantik''). Tamamo-no-Mae berbuat banyak kejahatan di India, Tiongkok, dan Jepang,
[[Genkurō]] adalah seekor kitsune dikenal berbakti kepada orangtua. Dalam cerita [[bunraku]] dan [[kabuki]] berjudul ''[[Yoshitsune Sembon Zakura]]'' (''[[Minamoto no Yoshitsune|Yoshitsune]] dan Seribu Pohon Sakura''), kekasih Yoshitsune yang bernama [[Shizuka Gozen|Putri Shizuka]] memiliki [[tsuzumi]] (gendang kecil) yang dibuat dari kulit rubah orangtua Genkurō. Dalam penyamarannya sebagai Satō Tadanobu, Genkurō berhasil menyelamatkan Putri Shizuka dari [[Minamoto no Yoritomo]]. Namun identitas Genkurō sebagai siluman rubah terbongkar karena Satō Tadanobu yang asli muncul. Genkurō mengatakan suara kedua orangtuanya terdengar setiap kali gendang tsuzumi yang dimiliki Shizuka dipukul. Yoshitsune dan Shizuka akhirnya memberikan tsuzumi tersebut kepada Genkurō. Sebagai imbalannya, Genkurō memberi perlindungan sihir untuk Yoshitsune.<ref name="Ashkenazy. Handbook. 150"/><ref>Nozaki. ''Kitsune''. 114-116</ref><ref>{{cite web |url=http://www.kabuki21.com/yoshinoyama.php |title=Yoshinoyama: Yoshitsune Sembon Zakura |accessdate=2006-12-12 |format=php |work= Kabuki21.com}}</ref>
|