Masjid Nurul Iman Koto Gadang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 10:
{{Multiple image|direction=vertical|align=right|image1=COLLECTIE TROPENMUSEUM De moskee te Kotagedang nabij Fort de Kock Sumatra. TMnr 60003330.jpg|image2=COLLECTIE TROPENMUSEUM Moskee in de omgeving van Padangpandjang TMnr 10016661.jpg|width1=220|width2=220|footer=Masjid Jamik Tua pada tahun 1870 (atas) dan 1912 (bawah)}}
 
[[Koto Gadang]] adalah nagari yang terletak di sebelah barat [[Kota Bukittinggi]]. Jaraknya hanya beberapa kilometer saja dari kota, tapitetapi dipisahkan oleh lembah [[Ngarai Sianok]] yang curam. Nagari ini cukup tenang dan lengang. Banyak orang telah pindah ke kota-kota besar. Hanya pada hari libur dan perayaan seperti lebaran, orang-orang akan pulang kampung. Setelah lebaran, Koto Gadang akan kembali lengang, sebagaimana banyak nagari lainnya di [[Minangkabau]] yang ditinggal pergi oleh masyarakatnya merantau ke berbagai belahan dunia.{{sfn|Ramadan Kareem|2012}}{{sfn|Sura Kota Gadang Tahun X/No.8/Augustus 1926}}
 
Luas Koto Gadang hanya sekitar 600 hektare. Namun, karena letaknya yang berbatasan dengan lembah, akses untuk masuk dan keluar ke nagari ini hanya dapat dilewati melalui satu jalan. Di ujung paling depan jalan inilah berdiri sebuah masjid yang kini dikenal sebagai Masjid Nurul Iman Koto Gadang.
 
== Sejarah ==
Masjid Jamik Tua dibangun pada tahun 1856.{{sfn|Azizah, dkk|2012|pp=9}}{{sfn|Azizah, dkk|2012|pp=142}} Terbuat dari kayu, bangunannya bergaya arsitektur [[Minangkabau]] berdenah persegi berukuran 20 × 20 meter.{{sfn|Sura Kota Gadang Tahun X/No.8/Augustus 1926}} Pada bagian atap, terdapat menara yang tidak begitu tinggi.{{sfn|Surya Suryadi|28 April 2013}} Atapnya tidak memiliki kubah, tapitetapi terdiri dari beberapa ''gonjong'' yang terbuat dari ijuk. Satu gonjong di tengah, diapit delapan gonjong yang lebih kecil di sekelilingnya.{{sfn|Azizah, dkk|2012|pp=53}}
 
Pada 28 Juni 1926, [[Gempa bumi Padang Panjang 1926|gempa bumi]] berkekuatan 7,6 SR yang berpusat di [[Padangpanjang]] menyebabkan kerusakan pada dinding-dinding masjid.{{sfn|Azizah, dkk|2012|pp=164}} Sebagian dindingnya roboh dan bagian yang lain meskipun masih berdiri tetapi sudah rengkah-rengkah.{{efn|Teks asli: "... sebahagian dindingnja soedah roeboeh, dan bahagian jang lain meskipoen masih berdiri djoega tetapi soedah rengkah2 ..."}}{{sfn|Sura Kota Gadang Tahun X/No.8/Augustus 1926}} Karena dikhawatirkan mendatangkan bahaya, bangunan masjid akhirnya dibongkar.{{sfn|Azizah, dkk|2012|pp=214}} Dalam sebuah rapat yang dihadiri sejumlah tokoh masyarakat setempat pada 18 Juli 1926, disepakatilah untuk segera mendirikan masjid yang baru dengan membentuk komite yang diketuai oleh [[Yahya Datuk Kayo]].{{sfn|Azizah, dkk|2012|pp=214}}