Pondok Pesantren Darussalam Martapura: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k tidy up, replaced: dimana → di mana, removed stub tag |
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi) |
||
Baris 12:
Perkembangan pesantren Darussalam mengalami lompatan besar ketika pesantren dipimpin KH. [[Kasyful Anwar]]. Ia menggantikan KH. Hasan Ahmad. Dia menjadi pimpinan pesantren dari tahun [[1922]] hingga [[1940]]. Pada periode itulah, sejumlah pembaharuan dilakukan dalam rangka meningkatkan pendidikan pesantren. Ia melakukan pemugaran gedung lama diganti gedung baru bertingkat. Gedung itu memiliki enam belas lokal, yang digunakan baik sebagai ruang belajar maupun kantor.
Selain itu, pembaharuan yang dilakukan KH. Kasyful Anwar adalah memperkenalkan sistem klasikal / madrasah pada sistem pendidikan tradisional dengan sistem kelas berjenjang. Mulai dari Tahdiriyah selama 3 tahun, Ibtidaiyah 3 tahun, dan Tsanawiyah 3 tahun. KH. Kaysful Anwar juga melakukan pembaharuan pada kurikulum. Ia tidak lagi membatasi pendidikan pesantren pada mata pelajaran agama islam,
Modernisasi pesantren Darussalam terus berlangsung sejalan dengan perkembangan masyarakat sekitar. Kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan yang makin beragam – yang tidak hanya terbatas dibidang keagamaan – senantiasa memperoleh perhatian yang sangat besar dari pengelola pesantren Darussalam pada periode berikutnya. Oleh karena itu, saat ini pesantren Darussalam tidak hanya mendirikan lembaga pendidikan islam madrasah,
Sebagaimana pesantren lainnya, pesantren darussalam Martapura juga mengembangkan ciri khas untuk menyedot para santri dari daerah sekitarnya. Adapun ciri khas pesantren ini :
|