Batuan metamorf: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 11494256 oleh Ibad Badruzaman (bicara) ejaan sudah benar |
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi) |
||
Baris 8:
Mineral metamorfik adalah mineral yang terbentuk hanya pada suhu dan tekanan tinggi terkait dengan proses metamorfosis. Mineral ini, yang dikenal sebagai [[Indeks mineral|mineral - mineral indeks]], termasuk [[silimanit]], [[kyanit]], [[staurolit]], [[andalusit]], dan beberapa [[garnet]].
Mineral lainnya, seperti [[olivin]], [[piroksen]], [[Amfibol|ampibol]], [[mika]], [[feldspar]], dan [[kuarsa]] dapat ditemukan dalam batuan metamorf,
Perubahan ukuran partikel batuan selama proses metamorfisme disebut [[rekristalisasi]]. Misalnya, kristal [[kalsit]] kecil pada [[batugamping]] berubah menjadi kristal yang lebih besar di [[marmer]] pada batuan metamorf, atau dalam batupasir yang termetamorfosis, rekristalisasi dari kuarsa asal butir-butir pasir menghasilkan kuarsit yang sangat kompak, atau biasa disebut dengan metakuarsit, di mana kristal kuarsa yang lebih besar biasanya saling bertautan. Baik suhu maupun tekanan yang tinggi berkontribusi terhadap rekristalisasi. Temperatur yang tinggi memungkinkan [[atom]] dan [[ion]] dalam kristal padat untuk bermigrasi, sehingga membentuk suatu susunan pada kristal, sementara tekanan tinggi menyebabkan pelarutan kristal dalam batuan di titik kontak mereka.
Baris 45:
'''Metamorfisme regional''', juga dikenal sebagai '''metamorfisme dinamik''', adalah nama yang diberikan untuk perubahan yang terjadi pada massa besar batuan di wilayah yang luas. Batuan dapat bermetamorfosis hanya dengan berada di kedalaman besar di bawah permukaan bumi, mengalami suhu tinggi dan mengalami tekanan yang besar disebabkan oleh berat yang sangat besar dari lapisan batuan di atasnya. Sebagian besar kerak benua bagian bawah adalah batuan metamorf, selain juga ada intrusi batuan beku yang baru terbentuk. Pergerakan tektonik horizontal seperti tumbukan benua menghasilkan [[Orogeni|sabuk orogenik]], menyebabkan tingginya suhu, tekanan, dan deformasi di batuan sepanjang sabuk tersebut. Jika batuan metamorf yang terbentuk kemudian terangkat dan tersingkap akibat [[erosi]], mereka dapat tersingkap di dalam sabuk panjang tersebut atau daerah besar lainnya di permukaan. Proses metamorfosis mungkin telah menghancurkan fitur asli yang bisa mengungkapkan sejarah batuan sebelumnya. Rekristalisasi batuan akan menghancurkan tekstur dan fosil yang hadir dalam batuan sedimen. Metasomatisme akan mengubah komposisi asli.
[[Berkas:Dynamo metamorf eng text.png|thumb|245x245px|Metamorfisme regional atau metamorfisme dinamik]]
Metamorfisme regional cenderung membuat batuan lebih keras dan pada saat yang sama menyebabkan terbentuknya tekstur foliasi, skistos, atau gneis, yang terdiri dari susunan planar mineral, sehingga menyebkan mineral - mineral lempeng atau prismatik seperti mika dan hornblende memiliki sumbu - sumbu terpanjang yang sejajar satu sama lain. Itulah sebabnya banyak dari batuan ini berlapis - lapis dalam satu arah sepanjang sepanjang zona-zona bantalan mika ''(mica-bearing zone'' pada [[sekis]]). Dalam [[gneis]], mineral juga cenderung dipisahkan dalam bentuk pita - pita; sehingga ada perselingan kuarsa dan mika pada sekis mika, sangat tipis,
Batuan asal batuan sedimen dan batuan beku dapat bermetamorfosis menjadi sekis dan gneis. Komposisi batuan asal semakin sulit dibedakan apabila derajat metamorfisme semakin tinggi. Sebuah [[kuarsa-porfiri]] dan batupasir feldspatik dapat bermetamorfosis menjadi mika-sekis abu-abu atau merah muda.<ref>Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Petrology".''Encyclopædia Britannica'' (11th ed.). Cambridge University Press.</ref>
Baris 56:
=== Metamorfisme Tindihan ===
Ketika batuan sedimen terkubur sampai kedalaman beberapa ratus meter, suhu yang lebih besar dari 300<sup>o</sup>C dapat berkembang tanpa adanya stres diferensial. Mineral baru tumbuh,
=== Metamorfisme dampak (''impact metamorphism / shock metamorphism)'' ===
|