Peusangan, Bireuen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k →‎top: ejaan, replaced: Propinsi → Provinsi (4)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 44:
Yang paling terkenal dan ahli dalam hal menceritakan hikayat Malem Dewa ini adalah almarhum Tgk. Adnan PMTOH, konon kabarnya seniman tutur ini dalam menceritakan hikayat Melem Dewa bisa memakan waktu tiga malam pertunjukan yang dihadiri oleh masyarakat.
 
Walaupun hikayat Malem Dewa ini menurut beberapa orang hanya sekadar mitos, tapitetapi masyarakat sangat meyakini itu adalah cerita yang benar-benar terjadi, sehingga di daerah Awe Geutah yang terletak kurang lebih 10 kilometer arah selatan Kota Matangglumpangdua sebagai ibukota Kecamatan Peusangan, sampai sekarang orang meyakini ada tupai peliharaan Malem Dewa, orang-orang di sana menyebutnya ”Tupai Teungku Malem”.
 
Menurut cerita turun temurun, dahulu semasa Ampon Chiek Peusangan masih ada setiap penduduk diwajibkan untuk menanam pohon buah-buahan di depan rumahnya, terutama giri (pomelo), sehingga tidak heran sampai sekarang giri matang telah menjadi komoditas khas. Buah ini hanya terdapat di Matang, ibu kota Kecamatan Peusangan yang berjarak 10 kilometer dari Bireuen arah ke Medan. Dari luas lahan tanam 675 hektare, masyarakat di kecamatan ini memperoleh 3.584 ton giri matang. Di pasar kecamatan, dijual satuan dengan harga Rp 5.000. Pemerintah kabupaten menyediakan lahan 1.500 hektare untuk pengembangan buah khas Bireun ini.