Bahan bakar alkohol: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi) |
||
Baris 10:
[[Berkas:Brazilian 2003 VW Gol 1.6 Total Flex.jpg|thumb|[[Volkswagen Gol|VW Gol 1.6 Total Flex]] 2003 merupakan mobil pertama yang [[kendaraan bahan bakar fleksibel|berbahan bakar fleksibel]] yang bisa berjalan dengan campuran [[bensin]] dengan [[etanol]].]]
[[Berkas:3 Views Honda Flex Titan CG 150 Mix Fuel Injection 06 2009 Itu.jpg|thumb|right|[[Honda]] CG 150 Titan Mix 2009 diluncurkan ke pasar Brasil dan menjadi [[kendaraan bahan bakar fleksibel|motor berbahan bakar fleksibel]] yang pertama dijual di dunia.]]
Metanol dan etanol, keduanya bisa didapatkan baik dari minyak bumi, biomassa, atau mungkin yang paling mudah, dari karbon dioksida dan air. Etanol secara umum diproduksi melalui fermentasi gula, dan metanol biasanya diproduksi dari fermentasi gas,
DIOXIDE TO METHANOL http://www.anl.gov/PCS/acsfuel/preprint%20archive/Files/47_1_Orlando_03-02_0072.pdf</ref>
Jika digunakan sebagai bahan bakar, etanol memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing bila dibandingkan dengan bahan bakar biasa seperti [[bensin]] dan [[diesel]]. Kedua bahan bakar alkohol ini membutuhkan [[rasio kompresi]] yang tinggi agar mesin bisa menyala. Kedua alkohol ini memiliki [[angka oktan]] yang tinggi, dengan angka oktan 109. (angka oktan bahan bakar Premium standar di Indonesia adalah 88).<ref>Owen, K., Coley., C.S. Weaver, "Automotive Fuels Reference Book", SAE International, ISBN 978-1-56091-589-8</ref> Bensin standar di Eropa memiliki angka oktan 95. Selain itu, kedua bahan bakar alkohol ini memiliki angka cetan yang rendah, sehingga cairan pembantu penyulut (''ignition improver'') seperti contohnya glikol harus ditambahkan ke dalam campuran bahan bakar ini sampai kandungannya mencapai 5%.
Ketika dipakai, bahan bakar alkohol ini dapat berpotensi mengurangi [[NOx]], [[Karbon monoksida|CO]], [[Hidrokarbon|HC]] dan partikulat lainnya. Sebua tes yang dilakukan pada Chevrolet Luminas berbahan bakar E85 menunjukkan bahwa [[NMHC]]<ref>Non-Methane HydroCarbons http://www.atmosphere.mpg.de/enid/EN__Compounds/NMHC_5rg.html</ref> berkurang 20-22%, NOx berkurang 25-32% dan CO berkurang 12-24% bila dibandingkan dengan pemakaian bensin.<ref>Kelly, K.J., Bailey, B.K., Coburn, T.C., Clark, W., Lissiuk, P. "Federal Test Procedure Emissions Test Results from Ethanol Variable-Fuel Vehicle Chevrolet Luminas", SAE Technical Paper 961092</ref> Emisi racun dari benzena dan 1,3 butadiena juga menurun,
Metanol dan etanol juga mengandung beberapa zat yang dapat dan tidak dapat larut.<ref>Brinkman, N., Halsall, R., Jorgensen, S.W., & Kirwan, J.E., "The Development Of Improved Fuel Specifications for Methanol (M85) and Ethanol (Ed85), SAE Technical Paper 940764</ref> Misalnya adalah ion [[halida]], yang merupakan zat yang dapat larut, mempunyai andil yang besar dalam membuat bahan bakar alkohol menjadi korosif. Ion halida bersifat korosif dengan 2 cara: secara kimia, ion ini akan menyerang lapisan film oksida pada logam sehingga logam tersebut keropos; cara yang kedua adalah ion ini juga meningkatkan konduktivitas bahan bakar. Konduktivitas listrik yang meningkat akan menyebabkan korosi pada sistem bahan bakar. Zat yang dapat bercampur seperti aluminium hidroksida misalnya, merupakan hasil produk korosi dari ion halida, dan zat akan menyumbat sistem bahan bakar.
Baris 23:
== Butanol dan Propanol ==
{{Main|Bahan bakar butanol}}
[[1-propanol|Propanol]] dan [[butanol]] dianggap lebih aman dan lebih mudah menguap jika dibandingkan dengan metanol. Butanol memiliki keuntungan yaitu [[titik nyala]]nya sebesar 35 °C, sehingga tidak mudah terbakar,
Proses fermentasi untuk memproduksi propanol dan butanol agak susah dilakukan. Saat ini, organisme yang digunakan dalam pengkonversian ini, [[Clostridium acetobutylicum]], menghasilkan bau yang sangat busuk sehingga proses fermentasi harus dilakukan pada pabrik fermentasi. Organisme ini juga akan mati ketika kandungan butanol mencapai 7%. Sebagai perbandingan, [[khamir]] akan mati jika kandungan etanol mencapai 14%. Beberapa jenis khamir lainnya dapat mentolerir konsentrasi etanol yang lebih tinggi - sehingga disebut khamir turbo yang masih dapat bertahan sampai kandungan etanolnya mencapai 16%.<ref>{{cite web|url=http://running_on_alcohol.tripod.com/|title=Make your own Fuel|publisher=Tripod.com|accessdate=22 May 2007}}</ref> Kesimpulan yang didapat adalah jika khamir Saccharomyces biasa dapat dimodifikasi sehingga dapat lebih tahan terhadap etanol, maka pada suatu hari mungkin ilmuwan akan berhasil menghasilkan ''strain'' Clostridium tipe baru yang dapat bertahan dari butanol dengan konsentrasi lebih dari 7%. Jika hal ini dapat diterapkan, maka akan sangat berguna karena butanol memiliki [[kepadatan energi]] yang lebih besar daripada etanol. Ditambah lagi, serat yang biasanya dibuang dari tanaman gula, sekarang dapat digunakan untuk memproduksi butanol, dan hasil bahan bakarnya bisa ditingkatkan tanpa perlu menambah jumlah tanaman yang dihasilkan.
|