Cinta Bernoda Darah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Membatalkan revisi 3953962 oleh 125.166.78.17 (Bicara) |
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi) |
||
Baris 6:
Episode ini diawali beberapa tahun setelah episode sebelumnya. Di puncak Thai-san, awal musim semi, banyak berdatangan manusia yang mengharapkan sedikit petunjuk dari [[Bu Kek Siansu]], termasuk di antaranya adalah tokoh-tokoh dari partai-partai ternama dunia persilatan. Namun ketenangan puncak menjadi ternoda saat tiba-tiba datang 3 orang dari Thian-te Liok-koai (Enam Setan Dunia), yaitu: Hek-giam-lo (Maut Hitam) [[Bayisan]], It-gan Kai-ong (Raja Pengemis Mata Satu) [[Pouw Kee Lui]], dan Siang-mou Sin-ni (Dewi Rambut Harum) [[Coa Kim Bwee]]. Mareka lantas membunuhi anggota dari partai-partai ternama itu hanya untuk kesenangan. Kim-siauw-eng (Pendekar Suling Emas) [[Kam Bu Song]] yang datang kemudian malah ditawur oleh ketiganya, meski secara diam-diam [[Bu Kek Siansu]] menolongnya dan membuat ketiga penjahat itu kabur. [[Bu Kek Siansu]] lantas menurunkan 2 ilmu baru kepada [[Kam Bu Song]] sesuai dengan wataknya sebagai orang lurus dan terpelajar. Setelah kepergian [[Kam Bu Song]], ketiga penjahat itu muncul lagi dan meminta [[Bu Kek Siansu]] menurunkan ilmu yang sama dengan yang tadi diberikan pada [[Kam Bu Song]]. Namun karena dasar berbeda, mereka bukannya paham
Beralih ke keluarga Kam di Ting-chun, lereng Cin-ling-san. Saat sedang melatih ketiga anaknya ([[Kam Bu Sin]], [[Kam Sian Eng]], dan anak angkatnya [[Yalina]] atau Lin Lin), tiba-tiba datang seteru cinta masa lalunya, [[Giam Sui Lok]]. Tahu tidak perlu melibatkan anak-anaknya, dia menyuruh mereka mendatangi suci-nya yang kini telah menjadi nikouw, [[Lai Kui Lan]], sembari meminta kembali titipannya berupa kotak hitam. Tahu bahwa keadaan akan menjadi gawat jika [[Giam Sui Lok]] datang, [[Lai Kui Lan]] segera turun gunung beserta ketiga murid keponakannya. Tapi yang dijumpai justru adalah [[Giam Sui Lok]], [[Kam Si Ek]], dan [[Ciu Bwee Hwa]] yang telah terkapar bermandikan darah, meski begitu [[Ciu Bwee Hwa]] sempat berucap bahwa pembunuhnya adalah orang dalam peti mati yang membawa suling. Kotak hitam itu membuka rahasia bahwa ketiga anak itu mempunyai seorang kakak bernama [[Kam Bu Song]] dan [[Kam Si Ek]] ingin agar mereka bertiga mencarinya. Sayangnya sesampai di Wu-hai mereka bentrok dengan orang-orang Pek-ho-kai-pang (Perkumpulan Pengemis Bangau Putih) yang sering memeras penduduk. Akibatnya mereka mesti berurusan dengan [[Pouw Kee Lui]] Kai-ong, untungnya saat mereka dalam keadaan kritis, muncul [[Kam Bu Song]] yang membantu mereka sekilas sekaligus mengingatkan kesalahan Kai-ong pada [[Bu Kek Siansu]]., meski begitu, [[Kam Bu Sin]] dan [[Kam Sian Eng]] sempat menyerang kakaknya itu karena mencurigainya sebagai pembunuh orangtuanya,
Tal lama mereka sampai di kota An-sui. Saat berusaha membantu sumi-istri yang berasal dari Hou-han juga dan agaknya membawa sesuatu yang rahasia, ternyata mereka malah harus berhadapan dengan [[Suma Boan]], [[Ciok Kam]], dan guru mereka [[Pouw Kee Lui]] Kai-ong. Beruntung [[Kam Bu Sin]] dan [[Kam Sian Eng]] berhasil diselamatkan suami-istri itu, sedangkan [[Yalina]] dibawa pergi oleh Kim-lun Seng-jin (Manusia Suci Roda Emas) [[Kalisani]]. [[Kam Bu Sin]] dan [[Kam Sian Eng]] akhirnya memutuskan untuk meneruskan mencari kakaknya. [[Kalisani]] yang melihat ada kemiripan antara [[Yalina]] dengan mendiang putri mahkota Khitan [[Tayami]] yang dicintainya, memutuskan untuk mengangkat Lin Lin menjadi muridnya.
|