Kelumpuhan tidur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: malfungsi → malafungsi using AWB
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 16:
 
== Tanda dan gejala ==
[[Patofisiologi]] kelumpuhan tidur belum diidentifikasi secara konkret, namun ada beberapa teori mengenai apa yang menyebabkan seseorang bisa mengalami kelumpuhan tidur. Yang pertama berasal dari pemahaman bahwa kelumpuhan tidur adalah [[parasomnia]] yang disebabkan oleh tidak sejalannya fase [[Rapid eye movement|REM]] dan bangun tidur, dengan kata lain, otak masih dalam kondisi tidur tapitetapi tubuh ingin bangun, sehingga tubuh tidak bisa digerakkan.<ref name=Goldstein>{{cite journal |last=Goldstein |first=K. |title=Parasomnias|journal=Dis Mon|year=2011|volume=57 |pages=364–88}}</ref> Studi polisomnografi menemukan bahwa seseorang yang mengalami kelumpuhan tidur memiliki masa tidur REM yang lebih pendek dari biasanya.<ref name=Walther>{{cite journal |last=Walther |first=B. |last2=Schulz|first2=H. |title=Recurrent isolated sleep paralysis: Polysomnographic and clinical findings |journal=Somnologie - Schlafforschung und Schlafmedizin|year=2004 |volume=8 |pages=53–60}}</ref> Studi ini juga menyatakan bahwa tidak teraturnya pola tidur dapat memicu terjadinya kelumpuhan tidur, karena malafungsi tidur REM biasanya terjadi saat pola tidur terganggu.
 
Selain itu, penelitian lainnya menemukan bahwa kurang tidur juga bisa menyebabkan terjadinya kelumpuhan tidur. Berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan. Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM. Pada tahap REM inilah mimpi terjadi. Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang [[otak]] tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya; dari keadaan sadar ke tahap tidur paling ringan, kemudian langsung melompat ke tahap REM. Oleh sebab itu, ketika otak tiba-tiba terbangun dari tahap REM tapitetapi tubuh belum, di sinilah kelumpuhan tidur terjadi. Individu merasa sangat sadar, tapitetapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi dengan adanya halusinasi munculnya sosok lain yang sebenarnya merupakan karakteristik dari [[mimpi]].<ref name=Cheyneninenine>{{cite journal |last=Cheyne|first=J. |last2=Rueffer|first2=S. |last3=Newby-Clark|first3=I. |title=Hypnagogic and Hypnopompic Hallucinations during Sleep Paralysis: Neurological and Cultural Construction of the Night-Mare|journal=Consciousness and Cognition |year=1999 |volume=8 |pages=319–337}}</ref>
 
Kelumpuhan tidur sering diiringi oleh halusinasi seram ([[hipnopompik]] atau [[hipnagogik]]) dan perasaan takut yang teramat sangat.<ref name="Hersen, Turner 2007 p. 380">Hersen, Turner & Beidel. (2007) Adult Psychopathology and Diagnosis. p. 380</ref> Ketakutan penderita terhadap kelumpuhan tidur terutama berasal dari jelasnya halusinasi yang dialaminya. Elemen halusinasi saat mengalami kelumpuhan tidur membuat seseorang cenderung menafsirkan pengalaman tersebut sebagai mimpi, karena objek-objek yang tidak masuk akal mungkin muncul di dalam kamar dalam pandangan mata kasar seseorang.<ref>Hersen Turner & Beidel. (2007) Adult Psychopathology and Diagnosis</ref>