Indonesia AirAsia Penerbangan 8501: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-karir +karier); perubahan kosmetika
Baris 169:
[[Komite Nasional Keselamatan Transportasi]] mengumumkan hasil akhir investigasi pada tanggal 1 Desember 2015. Pada laporan tersebut, dinyatakan bahwa penyebab pesawat nahas tersebut jatuh ialah karena adanya kerusakan pada bagian ''rudder-travel-limiter'' (FAC) bagian pesawat yang membatasi gerakan [[rudder]] di ekor pesawat yang dihasilkan akibat adanya keretakan kecil di bagian solder, sehingga solder tidak menghantarkan listrik dengan benar, dan diperparah oleh tindakan tidak benar dari pilot. Miskomunikasi di antara kedua pilot justru memperparah keadaan, dan menyebabkan pesawat tersebut jatuh ke Laut Jawa dengan 162 orang di dalamnya. Hasil akhir itu juga menyatakan bahwa pesawat tersebut telah mengalami masalah kerusakan sebanyak 23 kali dan tidak terdeteksi oleh teknisi AirAsia.<ref name="kemhubri.dephub.go.id">http://kemhubri.dephub.go.id/knkt/ntsc_aviation/baru/Final%20Report%20PK-AXC.pdf</ref>
 
Berdasarkan laporan hasil akhir, dua hari sebelum kecelakaan, pada hari [[Natal]] 20152014, Pilot Iriyanto sedang menjalani penerbangan dari Surabaya ke [[Kuala Lumpur]] di mana terdapat peringatan mengenai kerusakan FAC, sehingga ia pun memanggil teknisi dari bandara untuk membenarkannya. Sang teknisi kemudian mencabut paksa kabel-kabel FAC, dan peringatan tersebut tidak muncul kembali. Teknisi keluar, dan pesawat mulai akan ''take-off''. Namun, tidak berselang lama, peringatan tersebut muncul kembali. Alhasil, Iriyanto mengembalikan pesawat tersebut ke terminal. Sang teknisi kembali. FAC tersebut kemudian diganti (tanpa sepengetahuan Iriyanto) dan FAC bekerja normal. Iriyanto puas dengan hasil akhirnya, dan menerbangkannya ke Kuala Lumpur<ref name="kemhubri.dephub.go.id"/>
 
Berikut ini merupakan kronologi jatuhnya QZ8501 berdasarkan hasil akhir KNKT '''(catatan: kalimat yang ditebalkan ialah kalimat penting):'''