Penerbangan di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 8:
[[TNI Angkatan Udara]] memiliki 34.930 personil dilengkapi 224 pesawat, di antaranya 110 adalah pesawat tempur. TNI Angkatan Udara memiliki dan mengoperasikan sejumlah pangkalan udara dan lapangan terbang militer di seluruh Nusantara.<ref name="Flightglobal"/>
 
== Kebijakan transit udara ==
{{lihat|Pasar Tunggal Penerbangan ASEAN}}
[[Berkas:Filza IMG 3490-20140414-aviation-DPS-bombardier-garuda-1024px-03 (16826632726).jpg|thumb|right|Pesawat [[Garuda Indonesia|Garuda Indonesia Explore]] dan [[Indonesia AirAsia]].]]
Sebagai negara besar yang terentang mencakupi tiga zona waktu, Indonesia memiliki wilayah udara yang luas. Akan tetapi, Indonesia bukan merupakan peserta yang menandatangani [[International Air Services Transit Agreement]] (IASTA), karena itulah wilayah udara Indonesia dan bandar udara di Indonesia tertutup bagi maskapai penerbangan komersial asing, kecuali terdapat perjanjian bilateral yang dinegosiasikan dengan negara asing. Indonesia dan Australia sebagai contoh, telah menandatangani kesepakatan bilateral terkait layanan transportasi udara pada 7 Februari 2013. Berdasarkan perjanjian ini, masing-masing negara memberikan hak kepada negara rekan untuk terbang di atas wilayahnya tanpa mendarat, hak untuk singgah di wilayahnya untuk keperluan di luar trafik (kemerdekaan udara pertama dan kedua), serta memberikan hak kepada maskapai penerbangan yang ditunjuk untuk mengoperasikan layanan.<ref>{{cite web| title=Agreement between the Government of Australia and the Government of the Republic of Indonesia relating to Air Services | date=7 February 2013 |url=http://www.austlii.edu.au/au/other/dfat/treaties/ATNIF/2013/4.html}}</ref>
 
Indonesia adalah pasar penerbangan terbesar di [[ASEAN]]. Akan tetapi, Indonesia belum menjadi anggota penuh [[Pasar Tunggal Penerbangan ASEAN|Kesepakatan angkasa terbuka ASEAN]], yang berencana meniadakan pembatasan penerbangan di seluruh Asia Tenggara pada negara anggotanya per akhir 2015 atau awal 2016.<ref name="JPSkies">{{cite news|title=Asean on track for Open Skies policy|author=Winnie Yeoh, David Tan, Oh Chin Eng and Chong Kah Yuan, The Star/ANN|newspaper=The Jakarta Post|date =19 March 2015|url=http://www.thejakartapost.com/news/2015/03/19/asean-track-open-skies-policy.html}}</ref> Indonesia mempertimbangkan hanya membuka lima bandar udara internasionalnya di bawah kebijakan ini; antara lain [[Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta|Jakarta]], [[Bandar Udara Internasional Kuala Namu|Medan]], [[Bandar Udara Internasional Ngurah Rai|Bali]], [[Bandar Udara Internasional Juanda|Surabaya]] dan [[Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin|Makassar]].<ref>{{cite web|title=Indonesia| work= CAPA Centre for Aviation |url=http://centreforaviation.com/profiles/countries/indonesia}}</ref> Saat ini Indonesia menerapkan pembatasan terhadap maskapai penerbangan asing untuk beroperasi di Indonesia. Kebijakan yang bersifat proteksionis ini dimaksudkan untuk melindungi bisnis penerbangan dalam negeri. Akses bagi maskapai asing untuk melayani rute dalam negeri dilarang, sementara penerbangan internasional diatur di bawah perjanjian bilateral. Untuk menyiasati kebijakan ini, agar dapat beroperasi di Indonesia, perusahaan penerbangan asing harus membeli, memiliki dan mengoperasikan maskapai penerbangan yang berbasis di Indonesia terlebih dahulu. Contoh praktik ini adalahmaskapai [[Indonesia AirAsia]], cabang dari maskapai Malaysia [[AirAsia]], yang sebelumnya membeli dan mengoperasikan maskapai lokal Awair pada 2004, sebelum akhirnya berubah nama menjadi Indonesia AirAsia pada 2005.<ref>{{cite news|title=AWAIR changes name to Indonesia AirAsia|newspaper=The Jakarta Post|location=Jakarta|date= 1 December 2005|url=http://www.thejakartapost.com/news/2005/12/01/awair-changes-name-indonesia-airasia.html}}</ref>
 
== Sejarah ==
=== Masa Kolonial ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het eerste vliegtuig is geland op Oelin (27 km van Bandjermasin) Borneo TMnr 10014089.jpg|right|thumb|DC-2 di lapangan terbang [[Bandar Udara Syamsudin Noor|Oelin]] dekat Banjarmasin pada 1935]]
Layanan penerbangan dirintis di awal abad ke-20 di [[Hindia Belanda]]. Pada 1 Oktober 1924, [[KLM]] menggelar penerbangan lintas benua perdananya, menghubungkan Amsterdam dengan Batavia (kini [[Jakarta]]) dengan menggunakan pesawat [[Fokker F-VII]].<ref name="KLM History">{{cite web |title = Milestones in KLM's History | website = KLM.com | url =http://www.klm.com/corporate/en/about-klm/history/ }}</ref> Pada September 1929, KLM memulai layanan penerbangan berjadwal antara Amsterdam dan Batavia. Rute ini menghubungkan Amsterdam ke Marseille, Roma, Brindisi, Athena, Merza Matruh, Kairo, Gaza, Baghdad, Bushire, Lingeh, Ojask, Gwadar, Karachi, Jodhpur, Allahabad, Kalkuta, Akyab, Rangoon, Bangkok, Alor Star, Medan, Palembang, dan Batavia, dan dilanjutkan ke Bandung. Sampai menjelang pecahnya Perang Dunia Kedua, jalur penerbangan ini adalah jalur penerbangan berjadwal terpanjang di dunia.<ref name="KLM History"/>
 
[[KNILM|''Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij'']] (KNILM) — maskapai penerbangan Hindia Belanda — didirikan pada 16 Juli 1928.<ref name="ALH-DEI">{{cite web| work=Airline History |title=The Dutch East Indies |url=http://www.airlinehistory.co.uk/RestofWorld/Dutch%20East%20Indies/Airlines.asp}}</ref> Penerbangan perdana pertamanya menghubungkan [[Batavia]] – [[Bandung]], dan Batavia – [[Semarang]], mulai 1 November 1928. Peresmian penerbangan perdananya digelar di lapangan terbang Cililitan di Batavia (kini [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma]]). Penerbangan Batavia-Semarang kemudian diperpanjang ke [[Surabaya]]. Secara bertahap, layanan penerbangannya diperluas dengan menjangkau pulau-pulau lain di Nusantara, antara lain [[Palembang]] dan [[Medan]] di [[Sumatera]], [[Balikpapan]] dan [[Tarakan]] di [[Kalimantan]], dan [[Denpasar]] di [[Bali]]. Segera sebelum Perang Pasifik, KNILM juga membuat jejaring penerbangan di kawasan timur Hindia Belanda, dengan menghubungkan kota [[Ambon]]. Untuk keperluan ini, pesawat amfibi yang dapat mendarat di atas permukaan air, seperti pesawat amfibi Vought/Sikorsky VS 42 dan 43 serta Grumman G-21 digunakan, karena kurangnya fasilitas lapangan terbang di kawasan ini.<ref name="Womack">{{cite book|page=71|title= The Allied Defense of the Malay Barrier, 1941–1942|first=Tom|last=Womack|publisher= McFarland|year=2015|isbn= 9781476622675|url=https://books.google.co.id/books?id=2J4hCwAAQBAJ&pg=PA71}}</ref>
 
Seawal tahun 1930, KNILM memulai layanan penerbangan internasional perdananya dengan penerbangan ke [[Singapura]]. Pada Juni 1937, beberapa kota di Hindia Belanda disinggahi oleh [[Amelia Earhart]] dalam perjalanan penerbangan keliling dunianya. Dari Singapura, Earhart terbang ke Bandung, Surabaya, dan Kupang sebelum melanjutkan penerbangannya ke [[Darwin, Northern Territory|Darwin, Australia]].<ref>{{cite web|work=Amelia Earhart Museum| title=Bulletins: June 24, 1937, Amelia Proceeds|url=http://www.ameliaearhartmuseum.org/AmeliaEarhart/NewsClips/clip370615.htm}}</ref> Pada 3 Juli 1938, KNILM mulai beroperasi di Australia dengan terbang ke [[Sydney]], dengan singgah di Darwin, [[Cloncurry, Queensland|Cloncurry]], dan [[Charleville, Queensland|Charleville]]. KNILM tidak terbang ke [[Belanda]], karena penerbangan mingguan Amsterdam-Batavia sudah dilayani oleh KLM.
Baris 26:
Pada saat serangan Jepang terhadap Hindia Belanda, KNILM digunakan sebagai penerbangan evakuasi serta penerbangan transportasi mengangkut tentara.<ref name="Womack"/> KNILM ditak dapat beroperasi di Hindia Belanda akibat Perang Dunia II dan dilanjutkan oleh [[Perang Kemerdekaan Indonesia]], selanjutnya perusahaan ini dibubarkan sepenuhnya pada 1 Agustus 1947. Asetnya yang tersisa kemudian dialihkan ke KLM, yang kemudian menciptakan ''[[KLM Interinsulair Bedrijf]]'' (Layanan Antar Pulau).<ref name="ALH-DEI"/>
 
=== Masa Republik ===
[[Berkas:Bouraq Indonesia Airlines McDonnell Douglas MD-82 (DC-9-82) MRD.jpg|thumb|Pesawat [[Bouraq Indonesia Airlines]] McDonnell Douglas MD-82]]
Republik Indonesia [[Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia |memproklamasikan kemerdekaannya]] pada 17 Agustus 1945 dan kemudian disusul [[Revolusi Nasional Indonesia|perang kemerdekaan]].Setelah mengalami perang lima tahun dan meraih pengakuan dari Belanda melalui After enduring five years of war and securing [[Konferensi Meja Bundar]] pada akhir 1949, bisnis penerbangan dibuka kembali. Maskapai ''KLM Interinsulair Bedrijf'' dinasionalisasikan oleh Pemerintah Indonesia pada Desember 1949 sebagai [[Garuda Indonesia]], maskapai penerbangan nasional Indonesia, dan memulai layanan penerbangan di Nusantara.<ref name="Casius">{{cite book|last1=Casius|first1=Gerard|last2=Postma|first2=Thijs|title=40 jaar luchtvaart in Indië|language=Dutch|year=1986|publisher=Alkmaar|isbn=9060139445}}</ref>
 
Di tahun-tahun awal Republik Indonesia, Garuda Indonesia mendominasi layanan penerbangan di negara ini, menghubungkan kota-kota besar di Nusantara. Pada 1956, Garuda Indonesia menggelar layanan penerbangan [[haji]] perdananya ke [[Makkah]] dengan menggunakan pesawat Convair, mengangkut 40 jamaah haji Indonesia.<ref name="AboutGaruda"/> Pada 1963, memulai layanan penerbangan ke [[Hong Kong]]. Pada pertengahan dasawarsa 1960-an, maskapai ini menerima kiriman perdana pesawat [[DC-8|Douglas DC-8]] dan kemudian tumbuh lebih jauh melampaui pasar Asia yang biasa dilayaninya. Dimulai dengan melayani penerbangan berjadwal ke Amsterdam dan [[Frankfurt]] melalui [[Colombo]], [[Bombay]], dan [[Praha]]. [[Roma]] dan [[Paris]] menjadi tujuan Eropa ketiga dan keempat bagi Garuda Indonesia, dengan pemberhentian di Bombay dan [[Kairo]] untuk mengisi bahan bakar. Penerbangan ke [[Republik Rakyat Tiongkok]] dimulai pada tahun yang sama, dengan layanan ke [[Guangzhou|Kanton]] via [[Phnom Penh]].<ref name="AboutGaruda"/>
 
Pada 1962, maskapai [[Merpati Nusantara Airlines]] milik pemerintah didirikan untuk melayani penerbangan perintis dengan pesawat kecil untuk menghubungkan kawasan-kawasan terpencil di Nusantara. Akan tetapi maskapai ini berhenti beroperasi pada Februari 2014 dan kemudian dinyatakan bangkrut.<ref>{{cite news|title=Merpati Flights Grounded as Airline Struggles to Take Off Under Weight of Debt|newspaper=Jakarta Globe|url=http://jakartaglobe.beritasatu.com/business/merpati-flights-grounded-as-airline-struggles-to-take-off-under-weight-of-debt/}}</ref>
Baris 38:
Pada tahun 2000, Pemerintah Indonesia mengumumkan kebijakan deregulasi penerbangan, yang memungkinkan perizinan yang lebih mudah untuk mendirikan maskapai penerbangan baru.<ref name="RA-1">{{cite web |title=Deregulasi Penerbangan Indonesia dan Akibatnya |date=31 January 2015| work=Runway Aviation News |url=http://www.runway-aviation.com/deregulasi-penerbangan-indonesia-dan-akibatnya/ |language=Indonesian}}</ref> Kebijakan ini bermaksud untuk merangsang investasi transportasi dan meningkatkan bisnis penerbangan di dalam negeri, di samping untuk menggairahkan industri pariwisata di kawasan. Akibatnya, maskapai-maskapai penerbangan baru tumbuh dan bermunculan, antara lain [[Lion Air]] (didirikan 1999), [[Sriwijaya Air]] (didirikan 2003), [[Adam Air]] (beroperasi 2002 sampai 2008), dan [[Batavia Air]] beroperasi 2002 sampai 2013). Kebijakan deregulasi ini merangsang tumbuhnya layanan maskapai penerbangan berbiaya rendah di Indonesia.<ref name="Tempo-1"/> Sebelumnya layanan penerbangan di Indonesia didominasi oleh maskapai yang telah berpengalaman seperti Garuda Indonesia dan Merpati.<ref name="RA-1"/>
 
== Catatan kaki ==
{{notelist}}
 
== Referensi ==
{{Reflist|colwidth=30em|refs=
<ref name="AboutGaruda">{{cite web | title = About Garuda Indonesia | website = Garuda Indonesia | url = https://www.garuda-indonesia.com/id/en/corporate-partners/company-profile/about/index.page? }}</ref>