Firdaus Abdullah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wardi 96 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
'''Firdaus Abdullah''' ({{lahirmati|Kuang, [[Selangor]], [[Malaysia]]|03|06|1944}}) adalah seorang penulis dan penyair [[Malaysia]]. Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua Pengarah Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia.
 
== Latar belakang ==
Firdaus Abdullah merupakan seorang keturunan [[Orang Minang|Minangkabau]] asal [[Rao Rao, Sungai Tarab, Tanah Datar|Rao Rao, Tanah Datar]], [[Sumatera Barat]]. Ketika kecil ia sering mendengar kesenian-kesenian Minang yang dipancarkan dari [[RRI]] [[Kota Padang|Padang]] seperti [[Randai]] dan lagu-lagu Minang. Ia juga senang mendengarkan pepatah petitih dari [[Saudagar Minangkabau|pedagang-pedagang Minang]] yang menjual obat di pasar. Dari pengalamannya itulah kemudian ia banyak melahirkan karya-karya yang bernafaskan Minangkabau.
 
Firdaus masuk pendidikan dasar di Sekolah Melayu Jalan Raja Muda dan Sekolah Menengah Methodist, di Sentul, [[Kuala Lumpur]]. Selepas bekerja sebagai wartawan, Firdaus melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi. Pada tahun 1971, dia mendapat gelar ''Master of Arts'' dari Ohio University. Kemudian ia juga memperoleh gelar M. Phil (1975) dan Doktor Falsafah dalam bidang Sains Politik (1980), yang keduanya dari [[Columbia University]], [[Amerika Serikat]].
 
== Karier ==
Firdaus memulai kariernya sebagai wartawan [[New Straits Times]], [[Singapura]], disamping sebagai kolumnis tetap “Hati dan Nadi Dunia Pelajar” dalam koran Berita Harian. Kemudian ia menjadi pengajar [[Bahasa Melayu]] dan Malayasian Civics kepada sukarelawan Amerika di Kampus Hilo, [[University of Hawaii]], Amerika Serikat. Ia juga pernah menjadi dekan Fakulti Ekonomi dan Pentadbiran, [[Universiti Malaya]].
 
Di dunia kepenulisan ia aktif dalam persatuan penulis seperti Pena dan Gapena. Selain itu ia juga aktif dalam Persatuan Sains Sosial Malaysia, Persatuan Sejarah Malaysia dan Persatuan Ekonomi Malaysia. Ia juga pernah menjadi pemeran dalam film "Esok Masih Ada" arahan Dato Jins Shamsuddin. Meskipun begitu ia lebih dikenal sebagai penyair yang memiliki semangat keminangkabauan cukup kental. Pada akhir tahun 1960-an, puisi Firdaus yang berjudul "Tiga Pesan Pembangunan" telah dianggap oleh beberapa pengulas dan pengkritik sastra sebagai puisi propaganda.
 
== Karya ==
# Kepimpinan Melayu : satu rakaman kewartawanan : Fajar Bakti, 1985.
# Prisma Mimpi : Dewan Bahasa dan Pustaka , 1985.