Gereja Kristen Pemancar Injil Tarakan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 25:
Berdirinya Gereja Kristen Pemancar Injil Tarakan tidak terlepas dari pengaruh misi pekabaran injil yang dilakukan oleh yayasan penginjilan yang masuk ke Kalimantan Timur.
 
=== Pekabaran Injil oleh The Christian Misionary Alliance (CMA) ===
The Christian Misionari Alliance (CMA) adalah sebuah pekabaran Injil yang muncul di [[Amerika Serikat]] pada tahun 1880-an yang didirikan sekaligus sebagai pemimpin pertamanya adalah A. B. Simpson, mantan pendeta [[Gereja Presbiterian]] di [[New York]], yang dikenal komitmennya mengabdi kepada kaum miskin. Kemudian keluar dari gereja itu karena tidak dapat menerima baptisan anak-anak.
 
Baris 36:
Pada bulan Oktober [[1926]], para pemimpin CMA mengadakan rapat khususnya untuk membahas kemungkinan mengembangkan pelayanan pekabaran Injil ke daerah-daerah baru. Sehingga mereka memilih kepulauan Hindia Belanda sebagai kawasan tanggung jawab CMA. Keputusan ini diambil karena daerah-daerah itu cukup luas sehingga ada daerah yang belum [[Injil|diinjili]] oleh organisasi gereja manapun. Seorang peserta yang mendukung rapat itu ialah R. A. Jaffray yang dijuluki ''Simpson kedua''. Dialah nantinya memainkan peranan penting dalam sejarah [[Gereja Kemah Injil Indonesia]] (GKII). Dalam beberapa tahun saja, R. A. Jaffray berhasil membuka pekerjaan misi di [[Makassar]] dan sekitarnya, [[Bali]], [[Lombok]], [[Sumbawa]], Kalimantan Timur, [[Kalimantan Barat]], [[Sumatera Selatan]], dan pedalaman [[Irian]].
 
=== CMA di Kalimantan Timur ===
Awal penginjilan di Kalimantan Timur dimulai dari kedatangan lima misionaris dari CMA New York ke [[Surabaya]],[[Jawa Timur]] pada tahun 1929. Para misionaris tersebut adalah Rev. J. W. Brill dan istrinya, Rev. G. E. Fisk dan istrinya, dan Rev. David C. Clench.
 
Perintis pekerjaan misi di Kalimantan Timur adalah David C. Clench dan George E. Fisk yang masuk kesana pada tahun 1929. Setelah David Clench tinggal di [[Balikpapan]] selama setahun, ia pindah ke [[Samarinda]] dan melakukan Pekabaran Injil terhadap orang [[Dayak]] di Hulu Sungai [[Mahakam]]. Sedangkan Fisk berlayar ke Pulau Tarakan, pulau kecil di Kalimantan Timur, dimana perusahaan minyak [[Belanda]] berada. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 11 Juli 1929. Namun karena ia kesulitan berhubungan dengan orang-orang Dayak di pedalaman [[Kalimantan]], ia pindah ke [[Tanjung Selor]], ibukota Kabupaten [[Bulongan]], Kalimantan Timur. Dari sana ia menjalin hubungan dengan orang [[Dayak Kayan]] dan [[Dayak Kenyah]] di Kalimantan Timur bagian Utara.
Baris 59:
Pendidikan teologi harus dijalaninya selama ermpat tahun. Namun Elosa Mou hanya dapat mengikuti pendidikannya selama satu tahun, karena meletus perang melawan Jepang pada tahun [[1942]]. Ia tidak sempat menyelesaikan studinya hingga selesai karena harus kembali ke Tarakan, sebagai pelabuhan transit, dalam perjalanan pulang saat perang berkecamuk, ia ditangkap dan menjadi tawanan tentara Jepang di [[Banjarmasin]]. Di sini ia dijadikan [[romusha]] dan dikirim ke daerah pedalaman [[Kalimantan Selatan]] untuk mengerjakan perkebunan milik [[Jepang]].
 
Setelah Jepang menyerah pada bulan [[Agustus]] [[1945]], Elisa Mou Kembali ke Banjarmasin. Selama berada disana ia diurus oleh seorang pendeta [[Gereja Kristen Evangelis]] (GKE), [[Pationom Dingang]]. Sementara ia tetap menjalin hubungan dengan sekolahnya di Makassar melalui surat menyurat. Ia dipanggil kembali melanjutkan studynya di Makassar yang terhambat. Namun ia hanya sempat dua tahun (1945 – 1947), karena pada waktu itu anak-anak Kalimantan Timur dipulangkan untuk melanjutkan studi di Sekolah Alkitab Long Bia (Kalimantan Timur), yang baru dibuka CMA pada tanggal 1 Juni 1946. Alasan yang kemukakan karena pemulangan tersebut adalah biaya pendidikan bagi jemaat KINGMI di Kalimantan Timur tidak terlalu besar.
 
Ketika mengajar sekolah di Long Bia, Elisa Mou mengusulkan kepada pihak misi CMA untuk membuka jurusan umum di sekolah tersebut. Usul itu ditolak karena ada pemahaman yang sangat erat hubungannya dengan ajaran tentang hari Tuhan sudah dekat. Itulah sebabnya mereka mempunyai metode kerja yang tidak memperhatikan sekolah-sekolah umum, yayasan-yayasan sosial, maupun mengorganisir jemaat. Mereka kurang memperhatikan kebudayaan setempat, yang penting adalah bertobat dan dibaptiskan. Jadi menurut pandangan mereka, jika Tuhan datang, hal-hal yang berbau duniawi itu tidak ada gunanya (termasuk pendidikan umum). Kemudian Elisa Mou mengusulkan agar CMA membuka sekolah umum yang nantinya dikelola oleh gereja. Usul ini pun ditolak
Baris 65:
Karena usul-usulnya ditolak oleh CMA, akhirnya Elisa menempuh jalur lain. Ia kemudian mengadakan hubungan dengan Camat Krayan, Yagung Padan, untuk memikirkan kemajuan masyarakat Dayak pedalaman Kalimantan Timur. Yagung Padan memberikan dukungan dengan mengusulkan agar membentuk sebubuah organisasi massa.
 
==== Pembentukan Organisasi Massa ====
Pada tahun 1948, dibentuk sebuah organisasi massa yang disebut [[Angkatan Muda Tanah Tidung]] (AMTI). Tujuan pembentukan organisasi ini ialah mengumpulkan dana dari masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak yang mampu (pandai) dan memenuhi syarat untuk dikirim [[Sekolah Guru Bawah]] (SGB) di Makassar. Dengan harapan setelah mereka menyelesaikan studinya, mereka dapat menjadi tenaga pengajar di bidang pendidikan umum. Karena pada waktu itu, tidak ada sekolah formal. CMA sendiri hanya membantu pendidikan untuk pengadaan tenaga penginjilan dan pendeta.
 
Baris 76:
Pada tahun 1954, Elisa Mou ditahbiskan menjadi pendeta KINGMI di Long Bia. Setelah itu ia menyebarkan surat edaran kepada anggota AMTI untuk mengadakan konferensi di Ba’ Binuang Kecamatan Krayan Kalimantan Timur. Salah satu hasil konferensi menetapkan untuk mendirikan sekolah sendiri yang mereka beri nama Sekolah Persiapan Alkitab (setingkat SLTP). Dalam kurikulumnya dicantumkan pelajaran umum (seperti, pertanian, peternakan dan kesehatan, dan lain-lain) termasuk pelajaran teologi.
 
Pada tahun 1957, KINGMI mengadakan konferensi di llWai Layall. Pesertanya adalah Gembala Sidang KINGMI termasuk Elisa Mou utusan Jemaat [[Tanjung Lapang]]. Hadir juga Rev. C. Brill selaku ketua Zending CMA untuk Indonesia. Ia masuk wilayah Indonesia melalui [[Sabah]], [[Malaysia]] dan hal ini ditentang Elisa Mou karena bertentangan dengan hukum imigrasi. Hal ini membuat Wesly Brill marah. Sehingga dalam konferensi itu ia mengajak para pendeta mendoakan Elisa Mou karena dinilai telah tersesat. Merasa kehadirannya dalam konferensi tersebut tidak dihargai terlebih usulannya tentang jemaat Tanjung Lapang tidak diterima, Elisa Mou kembali ke Tanjung Lapang. Kemudian Elisa Mou mengumpulkan beberapa orang yang mendukung pikiran-pikirannya untuk memajukan Masyarakat Dayak Kalimantan Timur dan mengajak mereka keluar dari KINGMI dan membentuk sebuah organisasi gereja baru.
 
==== Berdirinya GKPI Tarakan Kalimantan Timur ====
Kata Pemancar dalam nama “Gereja Kristen Pemancar Injil” merupakan suatu ungkapan mengabarkan Injil. Istilah Pemancar (bahasa Dayak Lundayeh : ''ngerasat'') secara luas berarti penyinaran (hal menjadikan sesuatu bersinar, bercahaya atau berkilauan) apabila kata ini dihubungkan dengan kata Injil, maka berarti menyiar Injil atau hal menjadikan Injil bersinar. Hal ini mau menonjolkan makna dasar dari tugas pokok gereja yaitu mengabarkan Injil. Jadi secara sederhana GKPI dapat dikatakan sama dengan gereja Kristen yang mengabarkan Injil. Gagasan ini merupakan pemikiran Elisa Mou untuk kemudian dibicarakan oleh para perintis yang juga merupakan jemaat pertama GKPI Tanjung Lapang.
 
Para perintis berdirinya GKPI yang pertama terdiri dari 26 orang anggota, yaitu : Elisa Mou, Petrus Balang, Lawa Kapung, Yusak Fraid, Yaran Ada’, Ringan Busek, Yusuf Busek, Koleng Gelawat, Singa Gelawat, Yudin Gelawat, Labo Ringan, Yukung Murang, Y. B. Sangian, Ipa Tutu, Paren Tutu, Elis Upai, Riga Padan, Gadung Ada, Buda Seremen, Lasun Tuan, Sipai Ipa,Rangai Danur, Gadung Belibing, Busan Labang, Gerit Peru, dan Dari Murang.
 
Untuk prtama kali persekutuan yang berjumlah 26 orang ini membentuk Badan Pengurus pada tanggal 30 Mei 1959, dengan susunan Badan Pengurusnya sebagai berikut :
* Ketua I : Pdt. Elisa Mou
* Ketua II : Y.B. Sangian
* Sekretaris I : Petrus Balang
* Sekretaris II : Yusak Fraid
Baris 96:
Pada tanggal 28 Agustus sampai 2 September 1960, dilaksanakan Konferensi Umum di Desa [[Pa’ Upan]], Kecamatan Krayan, Kabupaten [[Bulongan]], Kalimantan Timur yang merupakan Sinode Umum I GKPI. Dalam Konferensi tersebut, Anggaran Dasar Gereja Kristen Pemancar Injil di terima sebagai Tata Gereja GKPI, dengan demikian GKPI dinyatakan resmi berdiri.
 
== Pimpinan Pusat ==
Susunan Kepengurusan Pimpinan Pusat [[GKPI Tarakan]], adalah sebagai berikut :
* Ketua: Pdt. Pangeran R. Wusak, M.Div.
Baris 122:
 
{{Portal|Kristen}}
{{gereja-stub}}
 
[[Kategori:Gereja di Indonesia]]
[[Kategori:Anggota PGI]]
[[Kategori:Gereja di Kalimantan Timur]]
 
 
{{gereja-stub}}