Kerajaan Nabath: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 91:
[[File:Al Khazneh Petra edit 2.jpg|thumb|right|[[Al-Khazneh]] dipahat pada tebing padas oleh bangsa Nabatea di ibu kota mereka [[Petra]].]]
 
Pada penghujung abad ke-4 SM, bangsa Nabatea menduduki kawasan utara Hijaz, Edom, dan Negev sampai ke [[Laut Mediterania]], juga beberapa pulau lepas pantai dan sebentang wilayah sepanjang pesisir [[Laut Merah]].<ref name="lost kingdom"/> Diodoros menyebutkan bahwa bangsa Nabatea telah menyerang kapal-kapal dagang milik Wangsa Ptolemaios di Mesir namun tak lama kemudian menjadi sasaran kekuatan tempur yang lebih besar dan "dihukum setimpal dengan perbuatan mereka".<ref name="lost kingdom"/> Tidak diketahui sebab-musabab bangsa Nabatea yang makmur itu beralih menjadi perompak. Salah satu kemungkinan adalah karena mereka merasa kepentingan-kepentingan dagang mereka disaingi oleh jalur niaga laut yang melintasi Laut Merah.<ref name="lost kingdom"/>
 
Setengah abad sesudah agresi Antigonos, untuk kedua kalinya catatan sejarah menyebutkan tentang bangsa Nabatea di [[Hauran]].<ref name="lost kingdom"/> Dionysios, salah seorang dari dua pegawai Yunani yang berusaha mencari sumber penghasilan sampingan dengan menjual perempuan-perempuan untuk dijadikan budak nafsu, pernah ditahan oleh orang-orang Nabatea selama seminggu selagi ia berdagang.<ref name="lost kingdom"/> Mengingat adanya kesetaraan gender dalam masyarakat Nabatea kala itu, mungkin saja orang-orang Nabatea berkeberatan dengan cara-cara Dionysos memperlakukan kaum perempuan di wilayah kekuasaan mereka, yakni di tempat mereka merasa wajib bertanggung jawab atas penegakan hukum dan ketertiban.<ref name="lost kingdom"/>