Gunungpring, Muntilan, Magelang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
|kode pos =
}}
Gunungpring atau dalam bahasa [[Indonesia]] Gunung Bambu, adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan [[Muntilan, Magelang|Muntilan]] Kabupaten [[Magelang kabupaten|Magelang]]. Desa ini dinamakan Gunungpring karena ditengah-tengah desa ada sebuah bukit yang banyak ditumbuhi pring (pohon bambu) yang sangat rimbun. Gunungpring memiliki ketinggian 400 m diatas permukaan air laut. Di puncak Gunungpring terdapat sebuah kompleks makam para Auliya, [[Ulama]], dan juga tempat untuk beribadah secara vertikal maupun horisontal.
 
Di sini juga dimakamkan yang merupakan waliWali Allah S.W.T di [[tanah Jawa]], yakni Kyai Raden Santri ( Pangeran Singosari Mataram ) yang masih
 
keturunan Maha Prabu Joko Tanduran Pajajaran Raja [[Majapahit]] I, makam yang termasuk Wewengkon Kagungan Dalem
 
Kraton Ngayogjakarta Hadiningrat itu juga disebut juga PUROLOYO (makamnya keturunan raja).
Baris 36:
|<nowiki>-       Dll.</nowiki>
|}
Dari puncak Gunung pringGunungpring kita dapat melihat kecamatan Muntilan dan hamparan pemandangan alam yang luas, udara yang sejuk, terlihat pula dari kejauhan jajaran pegunungan menoreh yang indah. Makam Aulia Gunungpring dibuka 24 jam dan telah tersedia fasilitas-fasilitas pendukung untuk beribadah seperti : [[musholla]], tempat wudlu, penginapan, area parkir, warung makan & souvenir, air bersih dan lain-lain.
 
Di kawasan desa Gunungpring terdapat juga [[Pondok Pesantren]] yang tertua di Muntilan, Magelang, yang didirikan pada masa [[Diponegoro|Pangeran Diponegoro]] oleh kakek Simbah Kyai H. Dalhar Nahrowi yakni Kyai Abdurrauf bin Raden Bagus Kemuning Hasan Tuqo. Simbah Kyai H. Dalhar Nahrowi (Mbah Dalhar) begitu panggilan akrabnya di masarakat Magelang, adalah mursyid tarekat dan dikenal sebagai seorang yang wara’ dan menjadi suri teladan di masyarakat sekitarnya. Simbah Kyai H. Dalhar, Watucongol, Magelang dikenal sebagai salah satu guru para ulama. Kharisma, akhlak, dan ketinggian ilmunya menjadikan rujukan banyak umat Islam untuk belajar dan mndalami ilmu agama. Simbah Kyai H. Dalhar adalah sosok yang disegani sekaligus panutan umat Islam, terutama di Jawa Tengah. Salah satu mursyid tarekat ini dikenal juga banyak menciptakan ulama dan santri yang mumpuni.
 
Simbah Kyai H. Dalhar lahir dalam lingkungan keluarga santri yang taat. Sang ayah yang bernama Kyai Abdurrahman bin Kyai Abdurrauf bin Kyai Hasan Tuqo. Adapun nasab Kyai Hasan Tuqo sendiri sampai kepada Sunan Amangkurat Mas atau Amangkurat III. Oleh karenanya sebagai keturunan raja, Kyai Hasan Tuqo juga mempunyai nama lain yaitu Raden Bagus Kemuning. Semasa Simbah Kyai H. Dalhar beranjak dewasa, ponpes dipindah ke Watucongol. Setelah Kyai Abdurrahman berpulang, kepemimpinan pesantren beralih ke Simbah Kyai H. Dalhar. Sepeninggal Kyai Dalhar, pesantren pun dipimpin oleh Nyai Hamimmah Zainab, ibunya Nyai Nurhannah.  Untuk mengenang jasa Simbah Kyai H. Dalhar yang besar untuk kemajuan ponpes, maka ponpes tersebut diberi nama Ad Dalhariyah.
Baris 44:
Di masyarakat Gunungpring ada beberapa acara yang bersifat rutin keagamaan sebagai wujud bakti dan ta’dzim kepada para wali dan alim di makam Gunungpring seperti diantaranya :
 
A. HAUL Hadlirotussyaih Simbah Kyai Haji Dalhar<blockquote>Acara ini juga dilaksanakan tiap tahun pada hari senin setelah tanggal 10 bulan Syawal di Pon-Pes. Darussalam Watucongol, Muntilan, Magelang. Biasanya diisi dengan pengajian-pengajian dan mujahadahan, juga [[ziarah]] ke makam Simbah K.H Dalhar Gunungpring [[Muntilan, Muntilan, Magelang|Muntilan]]. Acara ini dihadiri banyak kyaiKyai, ulamaUlama dan umat islam dari berbagai daerah.</blockquote>B.  HAUL Simbah Kyai R. Santri & Simbah Gus Jogorekso <blockquote>Adalah acara peringatan meninggalnya K.R Santri dan Mbah Gus Jogo yang diisi dengan semaan Al Qur’an, Tahlil, Kirab budaya dan diakhiri dengan pengajian oleh para kyaiKyai dan ulama.</blockquote><blockquote>Acara ini dilaksanakan tiap tahun, yang tepatnya setiap tanggal 1 Muharram di halaman rumah Simbah Gus Jogorekso dan di Makam Gunungpring. Ada satu hal yang menarik dalam acara Haul Simbah K.R Santri ini, yaitu acara kirab budaya oleh para Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang tergabung dalam Paguyuban Reksobudoyo Puroloyo. Deretan barisan berpakaian Punokawan adat kraton itu mengusung tumpeng dan rangkaian hasil tani sebagai simbol bentuk syukuran. Barisan itu berangkat dari halaman rumah rumah Mbah Gus kemudian melewati Jalan Pemuda terus menuju makam dan dilanjutkan dengan berziarah membaca tahlil kemudian bancaan (makan bersama).</blockquote>C.  SADRANAN ( Birul Walidain )<blockquote>Yaitu bentuk acara sodaqoh dan [[Doa|do’a]] bersama yang pahalanya dihadiahkan kepada para arwah tersebut. Acara ini dilaksanakan di Masjid KR. Santri Dusun Gunungpring setiap bulan Ruwah hari Ahad setelah tanggal 20 H.</blockquote>