Kota Surakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wali kota: merapikan halaman terkait walikota Surakarta
menyempurnakan tulisan dengan menambahkan link ke berita yang lebih rinci
Baris 258:
Kecamatan terpadat di Surakarta adalah Pasar Kliwon, yang luasnya hanya sepersepuluh luas keseluruhan Surakarta, sedangkan Laweyan merupakan kecamatan dengan kepadatan terendah. Laju pertumbuhan penduduk Surakarta selama 2000-2010 adalah 0,25%, jauh di bawah laju pertumbuhan penduduk Jawa Tengah sebesar 0,46%.
 
Jika wilayah penyangga Surakarta juga digabungkan secara keseluruhan ('''Solo Raya''': Surakarta, [[Kartasura, Sukoharjo|Kartasura]], [[Colomadu, Karanganyar|Colomadu]], Ngemplak, Baki, Grogol, [[Palur, Mojolaban, Sukoharjo|Palur]]), maka luasnya adalah 130 km². Penduduknya lebih dari 800.000 jiwa.{{fact}}
 
=== Pendidikan ===
Baris 268:
Industri [[#batik|batik]] menjadi salah satu industri khas Surakarta. Sentra kerajinan batik dan perdagangan batik antara lain di Laweyan dan Kauman. [[Pasar Klewer]] serta beberapa pasar batik tradisional lain menjadi salah satu pusat perdagangan batik di Indonesia. Perdagangan di Surakarta berada di bawah naungan Dinas Industri dan Perdagangan<ref>[http://www.surakarta.go.id/news/dinas.perindustrian.dan.perdagangan.html Dinas Industri dan Perdagangan]</ref>
 
Selain [[Pasar Klewer]], Surakarta juga memiliki banyak pasar tradisional, di antaranya [[Pasar Gedhe]] (Pasar Besar), Pasar Legi, dan Pasar Kembang. Pasar-pasar tradisional yang lain menggunakan nama-nama dalam bahasa Jawa, antara lain nama [[pasaran]] (hari) dalam Bahasa Jawa: Pasar [[Pon]], Pasar [[Legi]], sementara Pasar Kliwon saat ini menjadi nama kecamatan dan nama pasarnya sendiri berubah menjadi Pasar [[Sangkrah]]. Selain itu ada pula pasar barang antik yang menjadi tujuan wisata, yaitu Pasar Triwindu/Windu Jenar (setiap Sabtu malam diubah menjadi Pasar Ngarsopuro) serta Pasar Keris dan Cenderamata Alun-Alun Utara [[Keraton Surakarta]].
 
Pusat bisnis kota Surakarta terletak di sepanjang Jalan Slamet Riyadi. Beberapa bank, hotel, pusat perbelanjaan, restoran internasional, hingga tujuan wisata dan hiburan terletak di sepanjang jalan protokol ini, termasuk Graha Soloraya, Loji Gandrung (rumah dinas wali kota). Pada hari minggu pagi, jalanan Slamet Riyadi khusus ditutup bagi kendaraan bermotor, untuk digunakan sebagai ajang [[Solo Car Free Day]], sebagai bagian dari tekad pemda untuk mengurangi polusi. Beberapa mal modern di Surakarta antara lain [[Solo Square]], [[Solo Grand Mall]] (SGM), [[Solo Paragon Lifestyle Mall|Solo Paragon]], Solo Center Point (SCP), [[Singosaren Plaza]], [[Pusat Grosir Solo]] (PGS), [[Beteng Trade Center]] (BTC), [[Hartono Lifestyle Mall|Hartono Mall]] Solo Baru, Pusat Perbelanjaan Luwes (Ratu Luwes, Sami Luwes, Luwes Sangkrah, Luwes Gading, Luwes Nusukan, Luwes Mojosongo, Luwes Palur), dan [[Palur Plaza]].
Baris 399:
 
==== Grebeg Sudiro ====
[[Grebeg Sudiro]] diadakan untuk memperingati Tahun Baru Imlek dengan perpaduan budaya Tionghoa-Jawa. Festival yang dimulai sejak 2007 ini biasa dipusatkan di daerah [[Pasar Gede Harjonagoro|Pasar Gedhe]] dan Balong (di Kelurahan Sudiroprajan) dan Balai Kota Surakarta.<ref>[http://www.thejakartapost.com/news/2011/02/02/a-javanesechinese-%E2%80%98imlek%E2%80%99-solo.html The Jakarta Post: A Javanese-Chinese ‘Imlek’ for Solo]</ref>
 
==== Grebeg Mulud ====
Diadakan setiap tanggal 12 Mulud untuk memperingati hari Maulud Nabi Muhammad SAW. Grebeg Mulud merupakan bagian dari perayaan Sekaten. Dalam upacara ini para abdi dalem dengan berbusana ''Jawi Jangkep Sowan Keraton'' mengarak gunungan (''pareden'') dari Keraton Surakarta ke [[Masjid Agung Surakarta]]. Gunungan terbuat dari berbagai macam sayuran dan penganan tradisional. Setelah didoakan oleh ''ngulamadalem'' (ulama keraton), satu buah gunungan kemudian akan diperebutkan oleh masyarakat pengunjung dan satu buah lagi dibawa kembali ke keraton untuk dibagikan kepada para abdi dalem.
 
==== Tinggalandalem Jumenengan ====
Baris 409:
 
==== Grebeg Pasa ====
Grebeg ini diadakan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal. Acara ini berlangsung setelah melakukan Salat Ied. Prosesi acaranya sama dengan Grebeg Mulud yaitu para abdi dalem mengarak gunungan dari Keraton Surakarta ke [[Masjid Agung Surakarta]] untuk didoakan oleh ulama keraton kemudian dibagikan kepada masyarakat pengunjung.
 
==== Syawalan ====
Baris 428:
Solo atau Surakarta terkenal dengan banyaknya jajanan kuliner tradisional. Beberapa makanan khas Surakarta antara lain: [[sate kambing|Sate Kambing]], [[nasi liwet|Nasi Liwet]], [[timlo|Timlo Solo]], [[gudeg|Nasi Gudeg,]] Gudeg Ceker, [[pecel]] nDeso, [[Cabuk rambak|Cabuk Rambak]], Bestik Solo, [[selat Solo]], [[Bakso]] Solo, [[Srabi Solo]], [[Intip]], [[tengkleng]], Roti Mandarin, [[Sosis Solo]], [[kambing guling|Kambing Guling]], [[sate buntel|Sate Buntel]], Sate Kere, Sop Manten, Bakmi Ketoprak, dll.<ref name="kuliner">[http://bappeda.surakarta.go.id/category/potensi-wisata/wisata-kuliner Wisata Kuliner]</ref>
 
Beberapa minuman khas Surakarta antara lain: ''wedang asle'' yaitu minuman hangat dengan nasi ketan, wedang [[dawet]] ''gempol pleret'' (''gempol'' terbuat dari sejenis tepung beras, sedangkan ''pleret'' terbuat dari ketan dan gula merah), jamu [[beras kencur]], yaitu jamu kesehatan yang berbeda dari jamu yang lain karena rasanya yang manis, dll.<ref>[http://surakarta.go.id/news/solo.culinary.html Solo Culinary]</ref> Sementara itu, koridor Gladag setiap malam diubah menjadi pusat jajanan terbesar di Kota Surakarta dengan nama [[Galabo]] (Gladang Langen Bogan)<ref>[http://surakarta.go.id/news/gladag.langen.bogan.galabo.html Gladag Langen Bogan - Galabo]</ref><!--
<gallery>
Berkas:Timlo kuali mangkunegaran.jpg|Timlo kuali.
Baris 441:
Pada tahun [[1997]] telah didata 70 peninggalan sejarah di Surakarta yang meliputi tempat bersejarah, rumah tradisional, bangunan kolonial, tempat ibadah, pintu gerbang, monumen, furnitur jalan, dan taman kota.<ref>{{en}} [http://www.thejakartapost.com/news/2011/03/02/surakarta-surveying-its-cultural-heritage.html The Jakarta Post: Surakarta surveying its cultural heritage]</ref>
 
Lansekap kota Surakarta juga dikenal tidak memiliki bangunan pencakar langit. Namun sejak [[2010]], di Surakarta terdapat sebuah apartemen pencakar langit, yaitu [[Solo Paragon Lifestyle Mall|Solo Paragon]].<!--
<gallery perrow="5">
Berkas:Pura Mangkunagaran01(2_Maret_2007).jpg|Pura Mangkunegaran
Baris 457:
== Budaya ==
[[Berkas:Wayang Orang Sriwedari Solo.jpg|thumb|right|300px|Wayang orang yang ditampilkan di Gedung Wayang Orang Sriwedari.]]
Surakarta dikenal sebagai salah satu inti [[Budaya Jawa|kebudayaan Jawa]] karena secara tradisional merupakan salah satu pusat politik dan pengembangan tradisi Jawa. Kemakmuran wilayah ini sejak abad ke-19 mendorong berkembangnya berbagai literatur berbahasa Jawa, tarian, seni boga, busana, arsitektur, dan bermacam-macam ekspresi budaya lainnya. Orang mengetahui adanya "persaingan" kultural antara Surakarta dan Yogyakarta, sehingga melahirkan apa yang dikenal sebagai "Gaya Surakarta" dan "Gaya Yogyakarta" di bidang busana, gerak tarian, seni tatah kulit ([[wayang]]), pengolahan batik, [[Gamelan Jawa|gamelan]], dan sebagainya.
 
=== Bahasa ===