Kerajaan Lan Xang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 66:
Ingatan kultural tentang migrasi awal serta pencampuran pengaru Tai dengan masyarkat pribumi, Mon, dan [[orang Khmer|Khmer]] terabadikan di dalam mitologi kejadian dan tradisi Lan Xang. Akar kebudayaan, bahsa, dan politik yang menyoroti kesamaan di antara legenda-legenda terdahulu digunakan dalam pengkajian mengenai Lan Xang dan hubungannya dengan kerajaan sekitarnya. ''Nithan Khun Borum'' atau "Kisah [[Khun Borom]]" menjadi bagian pokok dari kisah kejadian dan merupakan pengantar dalam hikayat ''Phongsavadan'' yang dibacakan dengan suara lantang saat acara penting dan perayaan.{{sfnp|Stuart-Fox| 1998|p=22–29}} Sepanjang sejarah Lan Xang, legitimasi terletak pada satu wangsa yaitu [[Khun Lo]], dengan legenda Raja Muang Sua, putra dari Khun Borom.{{sfnp|Stuart-Fox| 2006|p=11–15}}{{sfnp|Wyatt|2003|p=9–10}}{{sfnp|Evans| 2009| p=2}}
===
Sejarah tradisional Lan Xang bermula pada ''Tahun Nāga'' 1319 ([[naga]] Mekong sebagai ruh pelindung kerajaan) dengan lahirnya [[Fa Ngum]].{{sfnp|Simms| 1999|p=26}} Kakek dari Fa Ngum yaitu Souvanna Khampong adalah raja dari [[Muang Sua]] sementara ayahnya yaitu Chao Fa Ngiao adalah putra mahkota. Fa Ngum kecil tinggal di [[Kekaisaran Khmer]] dan hidup sebagai putra dari Raja Jayavarman IX serta dinikahkan dengan Putri Keo Kang Ya. Pada tahun 1343, Raja Souvanna Khampong mangkat dan persengketaan takhta Muang Sua terjadi.{{sfnp|Coe| 2003 }}
Baris 73:
Penyerbuan Fa Ngum bermula di Laos bagian selatan dengan menguasai kota-kota di wilayah sekitar Champasak untuk kemudian bergerak ke utara melewati Thakek dan [[Provinsi Khammouane|Kham Muang]] sepanjang [[Sungai Mekong]]. Dari sana Fa Ngum mencari pertolongan dari [[Vientiane]] untuk menyerang Muang Sua, namun Vientiane menolak. Akan tetapi, Pangeran Nho dari [[Muang Phuan]] (Muang Phoueune) menawarkan bantuannya dan menjadi negara bawahan dari Fa Ngum, yang membantunya dalam menyelesaikan persengketaan di Muang Phuan dan mengamankannya dari [[Đại Việt]]. Fa Ngum setuju dan dengan sigap mengerahkan pasukannya untuk menguasai Muang Phuan serta [[Xam Neua]] dan beberapa kota di Đại Việt.{{sfnp|Simms| 1999|p=30–35}}{{sfnp|Stuart-Fox| 1998|p=38–43}}
Đại Việt, khawatir dengan musuhnya di selatan yaitu [[Champa]], mencoba merundingkan batas daerah mereka dengan Fa Ngum. [[Pegunungan
Fa Ngum naik takhta pada tahun 1353/1354,<ref name=Coedes>{{cite book|last= Coedès|first= George|authorlink= George Coedès|editor= Walter F. Vella|others= trans.Susan Brown Cowing|title= The Indianized States of Southeast Asia|year= 1968|publisher= University of Hawaii Press|isbn= 978-0-8248-0368-1}}</ref>{{rp|225}} dan menamai kerajaannya ''Lan Xang Hom Khao'' atau "Negeri Seuta Gajah dan Chatra Putih". Fa Ngum melanjutkan usahanya menguasai wilayah di sekitar Sungai [[Mekong]] dengan bergerak menuju Sipsong Panna (kini [[Prefektur Otonom Xishuangbanna Dai|Xishuangbanna Dai]]) serta ke selatan menuju perbatasan Lanna. Raja Phayu dari Lanna menggalang kekuatan yang mampu ditaklukkan oleh Fa Ngum di [[Distrik Chiang Saen|Chiang Saen]], membuat Lanna memberikan sebagian daerahnya serta beberapa upeti. Setelah berhasil mengamankan daerah kerajaannya, Fa Ngum kembali ke [[Muang Sua]]. {{sfnp|Simms| 1999|p=30–35}}{{sfnp|Stuart-Fox| 1998|p=38–43}}
Baris 81:
[[Vientiane]] masih menjadi kota yang kuat dan merdeka sementara pertumbuhan kekuatan Ayutthaya mengancam stabilitas negara-negara sekitarnya. Pada tahun 1356, Fa Ngum bergerak ke selatan untuk menguasai [[Vientiane]] sebagai repatriasi kegagalan Vientiane dalam membantu Fa Ngum menguasai [[Muang Sua]]. Pada tahun 1357, Fa Ngum menguasai [[Vientiane]] dan wilayah di sekitarnya dan bergerak lebih jauh ke selatan untuk menegaskan kendali [[orang Lao|Lao]] di daerah yang dikuasai Ayutthaya. Fa Ngum bergerak melintasi [[Dataran Tinggi Khorat]] dan mengambil alih kota-kota besar di sepanjang [[Sungai Mun]] dan [[Sungai Chi|Chi]] hingga ke daerah [[Roi Et]].{{sfnp|Simms| 1999|p=36}}
Ayutthaya, yang telah mengakui kekuasaan Lan Xang di Khorat, ditantang oleh Fa Ngum di Roi Et. Uthong mengirimkan 100 gajah, emas, perak, lebih dari 1.000 helai gading gajah dan menjadikan putri keduanya yaitu Nang Keo Lot Fa sebagai istri kedua Fa Ngum.{{sfnp|Simms| 1999|p=36}} Pada tahun 1357, Fa Ngum telah mendirikan [[Mandala (model politik)|mandala]] untuk Kerajaan Lan Xang yang kini terbentang dari Sipsong Panna di perbatasan dengan China, hingga ke selatan di [[Provinsi Kratié|Sambor]] di Lembah [[Mekong]] dan di [[Pulau Khong]], serta dari [[Pegunungan
=== Perang Gajah Putih ===
Di tengah-tengah kekacauan ''Maha Devi'' tahun 1448, Muang Phuan bersama beberapa wilayah di sekitar [[Sungai Hitm (Asia)|Sungai Hitam]] dikuasai oleh Đại Việt, dengan beberapa pertempuran melawan Lanna terjadi di sepanjang [[Sungai Nan]].{{sfnp|Stuart-Fox| 1998|p=65}} Pada tahun 1471, [[Lê Thánh Tông|Raja Lê Thánh Tông]] dari Đại Việt menyerang dan mengancurkan Kerajaan Champa. Pada tahun yang sama pula Muang Phuan memberontak terhadap Đại Việt. Pada tahun 1478, persiapan dilakukan sebagai rencana dalam penyerbuan Lan Xang sebagai repatriasi pemberontakan di Muang Phuan serta alasan yang lebih penting yaitu sebagai balasan dukungan terhadap [[Dinasti Ming]] tahun 1421.{{sfnp|Simms| 1999|p=51–52}}
Kurang lebih pada waktu yang sama, seekor [[gajah putih]] telah ditangkap dan dibawa ke hadapan Raja Chakkaphat. Gajah sebagai lambang kekuasaan raja merupakan hal yang umum di Asia Tenggara dan [[Lê Thánh Tông]] meminta agar rambut gajah tersebut dibawa sebagai hadiah untuk Đại Việt. Permintaan tersebut dianggap sebagai sebuah cemoohan sehingga, menurut legenda, yang dikirim adalah sebuah kotak berisi kotoran hewan. Sebagai balasannya, bala tentara Viet berbaris dalam lima jajar untuk menundukkan Muang Phuan, yang bertemu dengan 200.000 infantri dan 2.000 kavaleri gajah Lan Xang yang dipimpin oleh putra mahkota dan tiga jenderal.{{sfnp|Simms| 1999|p=51–52}}
Đại Việt dengan susahnya memperoleh kemenangan dan berlanjut ke utara untuk mengancam [[Muang Sua]]. Raja Chakkaphat melarikan dirinya ke selatan menuju [[Vientiane]] sepanjang Sungai [[Mekong]]. Đại Việt mengambil [[Luang Prabang]] dan kemudian membagi pasukannya untuk memotong serangan. Sebagian bergerak ke barat mengambil Sipsong Panna dan mengancam Lanna sementara sebagian yang lain bergerak ke selatan menyusuri Sungai [[Mekong]] menuju [[Vientiane]]. Raja Tilok dan Lanna mengalahkan tentara bagian utara sebagai antisipasi. Sementara itu, pasukan di sekitar [[Vientiane]] bergerak di bawah komandi Pangeran Thaen Kham. Pasukan gabungan tersebut berhasil mengalahkan pasukan Đại Việt, yang bergerak menuju Muang Phuan. Walaupun hanya berjumlah 4.000 orang, Đại Việt melakukan upaya balas dendam terakhirnya dengan menghancurkan ibukota Muang Phuan sebelum mundur.{{sfnp|Stuart-Fox| 1998|p=66–67}}
Pangeran Thaen Kham lalu ditawari untuk mengembalikkan ayahandanya Raja Chakkphat ke atas takhta namun ia menolaknya dan menyerahkan takhta kepada anaknya yang berkuasa sebagai Suvanna Balang (Kursi Emas) pada tahun 1479. Đại Việt kemudian tidak menginvasi Lan Xang selama 200 tahun dan Lanna menjadi sekutu dekat Lan Xang.{{sfnp|Stuart-Fox| 2006|p=21–22}}{{sfnp|Bush|Elliot|Ray|2011|p=26}}
==Catatan kaki==
|